“Siapa saja dalam Muhammadiyah yang harus terlibat dalam Reputasi Digital?”
Pertanyaan ini tersampaikan oleh Wakil Ketua PWM Jatim, Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM dalam Pelatihan Manajemen Reputasi Digital Organisasi PWM Jawa Timur.
Lebih lanjut, pelatihan ini terlaksana pada Sabtu (11/10/2025) di Aula KH Mas Mansyur PWM Jatim. Pelatihan ini mengusung tema “Membangun Reputasi Muhammadiyah Berbasis Nilai dan Kinerja”.
Dalam pelatihan tersebut, turut hadir sejumlah tamu undangan Antara lain Wakil Ketua PWM Jatim Dr H Muhammad Sholihin Fanani MPSDM, Bendahara PWM Jatim, drh Zainul Muslimin, serta Pimpinan Redaksi PWMU.CO Agus Wahyudi.
Selain itu, hadir pula Pimpinan PWMU TV Agus Budiman, Dosen Ilmu Komunikasi UMM Muhammad Himawan Sutanto dan Jamroji.
Bahas Integrasi Islam dan Reputasi
Pada sesi ketiga tersebut, Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM menyampaikan materi perihal “Integrasi Nilai Islam dan Dakwah dalam Reputasi Digital”.
Muhammadiyah, menurut Abah Shol (sapaan akrabnya) telah dikenal luas dalam masyarakat sebagai gerakan sosial. Hal ini terbukti dari betapa besar dan banyaknya Rumah Sakit, Panti Asuhan, hingga Perguruan Tinggi milik Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Abah Shol menjelaskan bahwa reputasi merupakan penilaian atau persepsi yang terbentuk tiap individu, kelompok.
Tidak ketinggalan, ia turut menyampaikan bahwa terdapat beberapa karakteristik dalam reputasi. Yaitu bersifat eksternal, dibangun dari waktu ke waktu, sulit dibangun midah rusak, tidak sepenuhnya dapat dikontrol, memiliki dampak sosial dan ekonomi.
“Bila dipercaya masyarakat, Tanpa meminta-minta maka akan diberikan masyarakat. Karena telah dipercaya itu tadi” tuturnya.
Kemudian, Abah Shol juga merincikan 3 jenis reputasi, seperti individu, Organisasi, produk atau brand. “Seperti PDM tuban yang sudah melakukan panen raya padi sehat. Itu Reputasi Organisasi” tegasnya.
Karena pengaruh media digital, saat ini sangat perlu diantisipasi. “Jangan sampai orang Muhammadiyah tidak terlibat. Semakin banyak pemberitaan positif, akan semakin menguntungkan Muhammadiyah” tambah Abah Shol.
Nilai Islam dalam Reputasi Digital
Pada pertengahah sesi, Abah Shol turut mengutip salah satu pendapat Mitsuo Nakamura, Peneliti Islam di Indonesia asal Jepang. Ia menyebut bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan agama, sosial, ideologi.
“Sebagai orang Muhammadiyah, tindakan kita secara tidak langsung banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai dasar Muhammadiyah” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa Muhammadiyah adalah pergerakan dinamis, berkembamg mengalami pergeseran terpengaruhi karakteristik pemimpinnya.
Nilai-nilai Islam dalam Reputasi digital:
- Kejujuran dan transparansi dalam informasi
- Etika Komunikasi publik
- Integritas dan profesionalisme
- Amal Saleh dan citra positif
- Menjaga nama baik dan Menghindari fitnah
“Tidak boleh mengabaikan nilai-nilai ini, karena menjadi core value dalam ber-amar maruf nahi munkar” tegasnya.
Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta bertanya perihal semakin bertambah besarnya reputasi, maka semakin besar pula tanggung jawab Muhammadiyah.
“Ïni merupakan bukti bahwa secara aset, Muhammadiyah secara fisik bisa dilihat. Misalkan kampus-kampus yang besar. Ini menjadi bukti kepercayaan masyarakat” ujarnya.
“Perkara misalnya tanggung jawab yang besar, itu menjadi harapan. itu sangat membahagiakan dengan citra positif, dan harus terus didorong”


0 Tanggapan
Empty Comments