PWMU.CO-Perguruan Muhammadiyah Campurejo Panceng Gresik mengadakan wisuda purnasiswa tahun pelajaran 2018/2019, Kamis (27/6/2019).
Hadir para wali murid, masyarakat setempat, dan unsur Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Panceng, Dispendik Kecamatan Panceng, dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Prof Zainuddin Maliki.
Dalam sambutannya, Ketua Diskasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Campurejo H Amin Khoiri menyampaikan, dulu dengan bangunan sederhana terdapat tiga sekolah di sini yaitu TK Aisyiyah 02, MI Muhammadiyah 2, dan MTs Muhammadiyah 2,” katanya.
”Tahun 90-an MTs Muhammadiyah 2 tidak bisa operasional lagi. Jadi tinggal TK ABA dan MIM,” cerita dia. ”Karena kekompakan dan jerih payah teman-teman pengurus dan pimpinan persyarikatan, sekarang TK ABA dan MIM berdiri di atas tanah dan bangunan sendiri-sendiri, artinya sudah tidak satu kompleks lagi.”
Di samping itu, berkat doa wali murid dan masyarakat, berdiri SMP Muhammadiyah 13 pada tahun 2017. ”Alhamdulillah walaupun berjalan baru dua tahun sudah tujuh piala yang diraihnya. Rencananya Hamas School ini juga akan menempati lokasi baru tanah wakaf dari keluarga H. Sholeh,” tuturnya.
Amin juga menjelaskan, biaya pendidikan MIM 2 gratis, tapi tetap menjaga kualitasnya. ”Biaya sekolah gratis tapi berkualitas dengan bukti setiap bulan kita evaluasi pembelajaran guru-guru, melengkapi sarana prasarana,” jelasnya.
”Termasuk hari-hari ini kita mulai menyiapkan apotik hidup di lantai 4 gedung MI Muhammadiyah 2, karena itu kami mohon dukungan dari bapak-ibu wali murid dan masyarakat setempat,” tambahnya.
Wakil Dispendik Kecamatan Panceng Irfa’i menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah Campurejo karena pengelolaan lembaga pendidikan semakin baik dan maju.
”Alhamdulillah Perguruan Muhammadiyah Campurejo semakin tahun semakin maju, apalagi sekarang sudah berdiri SMP Muhammadiyah 13,” katanya. ”Ini dibuktikan sarana semakin lengkap, bangunan bagus, ada empat lantai, apalagi sekarang mau didirikan apotek hidup,” tuturnya.
Dia berpesan kepada wali murid agar ikut kerja sama dan dalam mendidik anak-anak. ”Ibu-ibu wali murid hendaknya ikut mengawasi anak-anak. Jangan hanya menyerahkan pendidikan kepada guru di sekolah kemudian dibiarkan begitu saja di rumah,” ujarnya.
Karena, sambung dia, jam anak-anak paling banyak itu di rumah. Maka wali murid jangan hanya menyerahkan semuanya kepada sekolah. Tapi juga harus ikut mengawasi ketika anak tidak ada jam di sekolah.
”Apalagi sekarang di sekitar kita banyak warung-warung ber-wifi. Waktu keliling menilik sekolah kita jumpai ada anak-anak memakai seragam sekolah pada jam pelajaran di warung kopi,” tambahnya. (Ulin Nuha)