
PWMU.CO – Ada yang menarik dari kajian bulanan yang yang diselenggarakan Yayasan Lentera Hati Indonesia di Perumahan Green Menganti, Kabupaten Gresik, Ahad (19/6) sore.
Ketua Yayasan Ronny Tedja mengatakan, keistimewaan pengajian kali ini bisa dilihat dari dua hal. Pertama, kegiatan yang biasanya diberi nama Pengajian Ahad Pagi ini, untuk Ramadhan kali ini diubah menjadi Pengajian Ahad Sore. Perubahan itu dikarenakan pengajian yang berpindah dari satu rumah warga ke rumah warga lainnya ini dibarengkan dengan buka puasa bersama.
(Baca: Kajian Ramadhan Hadirkan Keluarga Hufadz Dr Kamel El-Lebaudy dari Mesir)
Kedua, dalam kajian ini, kata Ronny, dihadirkan 40 anak yatim piatu non-panti dari berbagai tempat untuk mendapat santunan dari peserta pengajian. “Mereka berasal dari berbagai desa di Kecamatan Menganti, bahkan lintas kota/kabupaten,” kata Ronny. “Ada yang dari Manukan Surabaya, selain dari desa di Kecamatan Menganti seperti Drancang, Pelem Watu, Kepatihan, Sidowungu.”
Sebelum pengajian dimulai, 40 putra-putri yatim piatu itu diberi kesempatan bersalaman keliling dengan para peserta pengajian. “Saat itulah para Bapak dan Ibu peserta pengajian dengan sukarela memberikan ‘amplop’ pada anak-anak itu,” kata Ronny sambil menambahkan bahwa selain dapat santunan dalam bentuk uang, mereka juga mendapat bingkisan paket snack.
(Baca juga: Ayu sang Hafidzah Tunanetra dari Panti Aisyiyah Itu, Jadi Penguji Indonesia Menghafal)
Ronny berharap, dengan kegiatan ini anak-anak yatim piatu tersebut ikut merasakan kebahagian. “Selain itu, kegiatan ini untuk membiasakan umat Islam selalu peduli pada sesama, terutama yatim piatu non-panti yang jarang tersentuh santunan,” tutur Ronny. Selain memberi santunan yatim piatu, pada pengajian kali ini yayasan Lentera Hati Indonesia juga memberi bingkisan parcel pada Satpam perumahan.
Sementara itu Ustadz Bagoes Sanyoto yang menjadi penceramah dalam pengajian ini menekankan pentingnya umat Islam memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbanyak ibadah. Berpuasa di zaman modern sekarang ini, kata Bagoes, tantangannya lebih berat, terutama karena kehadiran virus gadget-HP dan internet.
(Baca juga: Bagoes Ajari Cara Mendidik Anak)
”Mari kita perbanyak shalat, sedekah-zakat, dan tadarus Alquran,” pesannya. Perlunya tadarus Alquran ditekankan Bagoes, karena kehadiran gadget-HP dan internet membuat orang malas membaca, termasuk membaca Alquran.
Lebih jauh, ustadz yang konsentrasi pada masalah anak dan keluarga ini mengungkapkan kekhawatiran terjadinya gangguan 7 syaraf akibat virus gadget-HP dan internet. Ketujuh gangguan syaraf itu adalah syaraf penglihatan, pendengaran, motorik, respon normal, spiritual, emosi, dan syaraf syahwat.
Bagoes mencontohkan, dengan seringnya mata memelototi gadget-HP dan internet, maka penglihatan menjadi tidak peka dan responsif. “Bisa ndelok tapi ora ketok (melihat tapi tak terlihat),” ujarnya. Menurut Bagoes, banyak yang bisa melihat sampah berserakan tapi mereka diam saja. “Itu yang saya maksud melihat tapi tidak kelihatan.” (MN)
