PWMU.CO – Semangat berkreasi guru-guru Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Kebomas (SD Muri) Gresik seakan tidak ada habisnya. Setelah Umamah—Guru Bahasa Arab—menciptakan ‘Roda Pusanta’ untuk mempermudah belajar bahasa Arab, kini menyusul Fina Vaiqotul Himmah SPd.
Dia menciptakan media pembelajaran untuk memperkenalkan satuan pengukuran panjang tidak baku kepada siswa kelas I. Nama ‘Pagar Satiku’ akronim dari Papan Peraga Satuan Panjang Tidak Baku yang.
Ustadzah Fina, begitu guru kelas I SD Muri itu biasa dipanggil, mengaku ide ini berawal dari kebingungannya menyajikan materi pengukuran panjang dengan satuan tidak baku kepada anak didiknya tahun lalu.
Kegelisahan tahun lalu itu dievaluasi, dengan masukan rekan sejawat lain dan bimbingan kepala sekolah berupa umpan balik saat disupervisi. Dia berhasil membuat media ini.
Dengan “Pagar Satiku”, dia berharap bisa mengemas pembelajaran tematik dengan lebih menarik. “Pembelajaran tematik mengharuskan terpadunya beberapa materi yang dikemas dalam satu tema,” ujarnya.
Maka, sambungnya, materi pengukuran panjang tidak baku ini dikaitkan dengan materi lain. Misalnya pengenalan bagian bagian tubuh siswa—panjang rentang kedua lengan, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki.
“Jadi selain anak anak lebih mengenal dirinya sendiri, mereka jadi mengerti bahwa panjang bagian bagian tubuhnya bisa dijadikan alat pembanding untuk mengetahui panjang benda benda yang ada di sekitar mereka,” terang dia.
Misalnya, dia memberi contoh, panjang meja guru sama dengan 10 jengkal tangan si A. Atau panjang ruang kelas sama dengan 30 panjang kaki si B.
“Tujuan saya sebenarnya ialah agar anak-anak merasa antusias dan asyik saat belajar. Lagi pula di usia mereka berfikirnya kan masih konkrit, sesuatu harus nyata wujudnya baru dipahami,” ungkapnya pada PWMU.CO, Selasa (17/9/19).
Nah, lanjutnya, tugas saya adalah bagaimana materi yang abstrak itu dicarikan tautan agar lebih mudah dimengerti anak-anak.
Ustadzah Fina lalu menjelaskan proses pembuatan media berbahan dasar papan tripleks atau kardus bekas ini. “Cukup mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama,” ucapnya.
Media terdiri dari papan peraga berukuran 90×60 cm dan tiga macam alat ukur satuan panjang tidak baku. Yaitu pertama, depa yang terbuat dari kain selempang ukuran depa masing-masing siswa. Kedua jiplakan telapak tangan sebagai alat ukur satuan jengka. Ketiga jiplakan telapak kaki siswa, yang keduanya dijiplak pada selembar kertas karton, kemudian dilaminating agar tidak mudah sobek.
“Dengan media pengukuran itu, siswa akan saya minta mengukur panjang berbagai benda di kelas maupun luar kelas. Lantas hasil pengukuran tersebut dipajang pada papan peraga,” terangnya.
Ustadzah Fina menyampaikan, ia akan menggunakan media ini dalam pembelajaran di kelasnya pada tema Peristiwa Alam di semester genap tahun pelajaran ini.
“Sementara ini dipersiapkan dulu. Saya melibatkan siswa dalam pembuatannya dengan menjiplak tangan dan kaki mereka, lalu mengenalkannya sekilas untuk menumbuhkan keingintahuan, “ pungkasnya.
Kontributor Moh. Mualif Zarkasyi/Dina Hanif Mufidah. Editor Mohammad Nurfatoni.