PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim bekerja sama dengan PWM Gorontalo membangun pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) merek Q-Mas M Cabang Gorontalo Sulawesi Barat di Desa Talumopatu, Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Bupati Bone Balango yang diwakili staf ahlinya Rusli Mokodongan, meresmikan pabrik ini, Ahad (22/9/19).
Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Mukhaer Pakkanna SE MM menyampaikan kerja sama ini sangat menarik. Menurutnya, yang terjadi di Gorontalo ini adalah support dari PT Daya Matahari Utama (DMU) milik PWM Jatim. “Inisiatif memang datangnya dari Sekretaris PWM Jatim Ir Tamhid Masyhudi. Kemudian DMU mendukung untuk mengembangkan Q-Mas M dari Malang ke Gorontalo,” ungkapnya.
Menariknya lagi, sambungnya, ternyata Q-Mas M ini berasal dari Panti Asuhan Mas Mansur Malang. Mereka mempunyai pabrik AMDK, teknologi dan manajemen. Pabriknya lumayan besar untuk ukuran Malang.
Menurut Mukhaer, kerja sama ini juga merupakan perwujudan dari amanah Muktamar Ke-47 Muhammadiyah di Makassar. Tanfidz Muktamar menyebut arah pilar ke-3 adalah mengembangkan etos dan kreativitas warga Muhammadiyah dalam rangka mewujudkan kemandirian Muhammadiyah. “Untuk mencapai etos dan kreativitas maka muktamar mengamanahkan tiga hal,” terangnya.
Pertama, bagaimana ekonomi institusi persyarikatan bisa mandiri, maju, dan berkembang. “Kedua warga persyarikatan mempunyai jiwa entrepreneur. Dan ketiga Muhammadiyah bisa memberikan kontribusi kepada umat dan bangsa,” urainya.
Selama 4 tahun atau 1 tahun sebelum Muktamar ke-48 di Surakarta, etos itu mulai terlihat misalkan Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) mulai berjalan dengan baik, walaupun itu diserahkan kepada masing-masing PWM.
“Mereka bergerak tidak menunggu SK, tidak struktural, tidak pake AD/ART. Ternyata malah berjalan lebih bagus dibandingkan jika membuat institusi semacam koperasi atau lainnya,” tuturnya.
Bagi Mukhaer, keberadaan PT DMU milik PWM Jatim memang menarik. “Milik persyarikatan dan pergerakannya luar biasa. Kita ingin mereplikasi model DMU ke PWM lain,” ucapnya.
Dia menegaskan, model dukungan DMU ke PWM Gorontalo adalah softloan alias pinjaman lunak. Fasilitas lahan dan marketing oleh PWM Gorontalo. Pendanaan pembangunan pabrik oleh DMU. Teknologi dan manajemen oleh Q-Mas M. “Model kerja samanya DMU melakukan invesment company kepada PT Mentari Gorontalo Motilango (MGM),” ujarnya.
Dia mengangkat jempol untuk DMU karena sudah bisa support daerah atau PWM lainnya. Di Gorontalo terlihat semangat ber-Muhammadiyahnya juga tinggi. “Alhamdulillah produk Q-Mas M sudah menyebar luas. Kampus, sekolah, AUM bahkan pimpinan-pimpinan Muhammadiyah sudah banyak yang menggunakannya.
Saya surprise sekaligus optimis karena market sudah terbentuk. Harganya juga sangat kompetitif,” jelasnya.
Apresiasi juga untuk PWM Jatim yang sudah mengembangkan sinergitas dengan PWM lain bahkan bisa dengan model IC . “Saya berharap sinergitas antar-PWM semakin berkembang, nantinya bisa ada DMU-DMU di PWM lain. Ilmu manajemen DMU juga perlu diitularkan,” harapnya.
Selanjutnya dilakukan penandatanganan MoU antara Direktur CV. Kinarya Berkah Abadi (KBA) Ir Dimyati dengan Direktur PT Mentari Gorontalo Motilango (MGM) Salahudin Pakaya MH yang disaksikan oleh PP Muhammadiyah, PWM Jatim, PWM Gorontalo, PWA Gorontalo, dan Bupati Bone Bolango. (*)
Kontributor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.