PWMU.CO-Membanjirnya ribuan pengungsi Wamena di Jayapura menggerakkan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) turut membantu tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) .
Mereka berbagi tugas mendata pengungsi, menyediakan barang bantuan, koordinasi dengan berbagai pihak, mengunjungi korban di rumah sakit, mendampingi anak- anak di lokasi pengungsian, dan sopir.
Wahyu Shaqti Ramadhani misalnya. Mahasiswa di Jayapura ini memutuskan menjadi relawan Muhammadiyah. Dia mendapat tugas melakukan survei kebutuhan pengungsi.
”Kami mendapatkan tugas dari Muhammadiyah untuk mencari informasi kebutuhan prioritas pengungsi yang ditampung di Jayapura. Salah satu kebutuhan penting adalah pemulihan psikologis anak-anak,” kata Wahyu ditemui Sabtu (5/10/2019).
Dia bersama timnya keliling Jayapura mencari toko penjual mainan. ”Setiap toko kami kunjungi. Bila perlu bertemu pemilik toko minta harga yang lebih murah karena ini untuk kegiatan sosial kemanusiaan,” cerita Wahyu.
Relawan lainnya Zulkarnain Muslim Asrialdo. Pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai staf KPU Jayapura. Dia mendapatkan tugas untuk mengelola urusan kesekretariatan pos pengungsi.
”Saya mendapatkan tugas menyiapkan kebutuhan administrasi dan kesekretariatan seperti menyediakan spanduk dan lain-lain. Saya harus mencari tempat penyedia jasa pembuatan spanduk dengan cepat karena kebutuhan yang mendadak,” katanya.
Beberapa tempat, sambung dia, harus didatangi dan memesan spanduk sebagaimana permintaan. ”Kadang saya harus menunggui agar proses berjalan cepat dengan hasil yang maksimal,” ujarnya.
Koordinator Pos Koordinasi Muhammadiyah Jayapura Suparman menuturkan, keberadaan Angkatan Muda Muhammadiyah ini sangat penting sebagai penggerak. Mereka pula yang pernah ikut terlibat dalam penanganan bencana banjir bandang Sentani tahun lalu.
”Kiprah mereka sangat jelas karena kita butuh tenaga dan pikiran mereka untuk mempercepat proses pengelolaan bantuan dan lain lain,” katanya. (*)
Penulis Naibul Umam Editor Sugeng Purwanto