PWMU.CO – Orang Muhammadiyah itu kalau tidak memikirkan organisasinya biasanya malah sakit. Kalau ada yang sakit-sakitan berarti kurang kegiatan. Orang yang biasa aktif kemudian tidak aktif maka gampang sakit.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim H Nadjib Hamid MSi saat memberikan sambutan pada Sosialisasi dan Koordinasi Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM Jatim di Aula Mas Mansur Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Ahad (13/10/19).
Acara ini dikuti oleh utusan MPS Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) serta Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) dan Aisyiyah (PAA) se-Jatim.
Dia juga memberikan apresiasi kepada seluruh peserta yang tanpa kenal lelah ngopeni amal usaha panti asuhan yang kerap kali dianggap kurang membanggakan.
Nadjib lalu berkisah ketika mengunjungi Ketua MPS PWM Drs Imam Hambali yang sedang sakit. “Beliau itu saya kunjungi malah bercerita tentang perkembangan gerakan panti asuhan se-Jatim. Bukan bercerita tentang penyakitnya. Itulah hebatnya, sampai ketika sakit pun tidak memikirkan diri sendiri malah memikirkan Muhammadiyah,” ungkapnya.
Ketika mengetahui akan ada pemaparan tentang kesehatan di panti asuhan, Nadjib menyatakan ini hal yang luar biasa. Panti asuhan tidak hanya menjadi tempat ‘penggemukan’. “Dicukupi secara fisik bahkan tidak berani membentak karena anak yatim. Maka anaknya kalau lulus tidak siap keluar dari panti karena tidak bisa bersaing,” jelasnya.
Menurut dia, hal ini juga yang melatarbelakangi melakukan integrasi manajemen panti asuhan dan pesantren agar menjadi media pengkaderan generasi persyarikatan masa depan.
“Manajemen pesantren bisa diterapkan untuk kebaikan. Muhammadiyah adalah gerakan pembaharuan Islam berkemajuan maka harus siap mengikuti perkembangan jaman,” terangnya.
Manajemen panti asuhan terus dikembangkan dengan bidang kesehatan. “Umumnya dulu anak panti asuhan banyak yang kudisan. Saya yakin PAM/PAA belum bersih semuanya. Aspek kesehatan kurang terpenuhi. Apalagi sekamar penghuninya banyak sekali,” ujarnya.
Bagi Nadjib, apa yang dilakukan adalah pengamalan Surat Almaun yang Islami dan terpuji. “Mari mengubah manajemen yang menggembirakan. Maka 10 sampai 15 tahun mendatang lulusan panti asuhan adalah anak yang sehat cerdas dan siap menjadi pemimpin di masa mendatang,” harapnya.
Kontributor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.