PWMU.CO – Bimbingan teknis—terutama pengisian instrumen akreditasi yang berisi 220 pertanyaan—telah dilakukan oleh peserta. Semua peserta bersemangat. Satu per satu instrumen dikupas, sehingga acara baru selesai jam sebelas malam.
Demikian disampaikan oleh Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim Budiyati MPd saat menyampaikan materi akhir pada Bimbingan Teknis Akreditasi Panti Asuhan Aisyiyah (PAA) dan Penerapan Standar Nasional Pengasuhan Anak (SNPA) se-Indonesia, Ahad (20/10/19).
Bimtek diselenggarakan oleh MKS Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah di Hall Taman Sengkaling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat-Ahad (18-20/10/19).
Budi berharap semua MKS di seluruh wilayah yang mengikuti bimtek ini untuk memantau perkembangannya. “Kalau pantinya tidak segera mengajukan akreditasi tolong diingatkan dan didorong,” tegasnya.
Menurut dia, beberapa hal perlu dilakukan sebagai rencana tindak lanjut (RTL) dari kelas bimtek ini.
Pertama sosialisasikan hasil bimtek kepada lembaga, pengelola, pengurus, pelaksana dan setiap orang di panti asuhan tentang SNPA. “Juru masak pun perlu mengetahui SNPA terkait dengan tugas-tugasnya,” ujarnya.
Kedua, lanjut Budi, pembentukan tim persiapan untuk mendukung akreditasi panti atau LKSA masing-masing. “Jangan diserahkan hanya kepada satu orang. Bisa lama persiapannya karena banyak yang perlu dikerjakan,” pesannya.
Tahapan ketiga adalah proses pengajuan rekomendasi permohonan akreditasi di Dinas Sosial (Dinsos) setempat. “Ajukan dulu permohonannya meski berkas belum selesai, karena kadang proses di Dinsos agak lama,” terangnya.
Dia mengatakan, selanjutnya yang dilakukan adalah pengisian 220 instrumen yang dikerjakan oleh tim yang ditunjuk. Juga penyiapan dan pengerjaan dokumen data pendukung atau bukti fisik akreditasi, seperti foto kegiatan, daftar hadir dan lainnya.
Pengajuan akreditasi ke Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (BALKS), ujar Budi, harus dilengkapi dengan membuat surat permohonan akreditasi. “Juga membuat profil panti dilengkapi dengan data anak dalam dan luar panti serta instrumen yang sudah diceklist,” imbuhnya.
Jika semua sudah siap, lanjutnya, maka dokumen dikirim ke BALKS dan Direktorat Kesejahteraan Anak Kementerian Sosial RI. “Itu tiga bulan setelah mengikuti bimtek ya. Maka januari sudah siap dikirim,” tandasnya.
Budi mengingatkan, sekali lagi mohon MKS untuk men-support dan memantau perkembangannya. “Ini bukan rencana tidak lanjut, tetapi rencana tindak lanjut,” ungkapnya disambut tawa peserta. (*)
Kontributor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.