PWMU. CO – Sinergy Human Resources Development (HRD) dan Kurikulum Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB Gresik mengadakan kegiatan Internal House Training (IHT) bertajuk “Essensial Teaching Skill in 4.0 Era”
di SMA Muhammadiyah 10 GKB, Gresik, Sabtu (2/11/19).
IHT ini terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas Instructional Mastery (IM) , ICT in the Classroom, dan Arabic Teacher Training.
IM menjadi kelompok pelatihan yang paling banyak pesertanya. Mereka adalah guru kelas yang mengampu di sekolah Mugeb School, yaitu SD Muhammadiyah 1 GKB, SD Muhammadiyah 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB, dan SMA Muhammadiyah 10 GKB.
Pemateri dalam kelas IM adalah Anis Shofatun MPd. Dia meyampaikan materi Teacher Belief. Memulai pemaparan, dia menampilkan gambar-gambar di layar LCD.
“Jika Anda sebagai guru harus memilih satu dari berbagai icon atau gambar di slide yang mempresentasikan diri Anda di sekolah, apa yang akan Anda pilih?” tanyanya. Sejenak peserta terlihat berpikir keras ketika harus memilih gambar-gambar itu.
Ika Methasari SPd mengutarakan pendapatnya tentang gambar yang telah dipilih. Dia mengasosiasikan dirinya sebagai mesin cuci dan menjelaskan filosofinya. “Seorang anak yang kotor secara perilaku, sangat bisa dibersihkan dengan adanya peran guru sebagai pendidik,” ujarnya.
Sebagai seorang guru, dia berbangga ketika apa yang dia ajarkan tentang kesopanan kepada siswa di kelas masih diingat siswa hingga lulus.
Anis lalu mengulas icon pilihan Ika. Menurutnya, pembelajaran yang berkualitas dihasilkan dari guru profesional sehingga bisa mengambil peran penting di sekolah dengan keyakinan sesuai icon dan misi yang diemban masing-masing, seperti sebagai washing machine, alat musik atau watering plant.
“Kesungguhan dan keikhlasan guru dalam berperan aktif di sekolah akan menggiring siswa dalam menggapai tujuan dan kesuksesan masa depan siswa dan sekolah,” terang dia.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPM 12 GKB (Spemdalas) ini lalu memaparkan tentang teacher belief. “Begitu pentingnya seorang guru meluruskan keyakinannya,” ucapnya sambil menjelaskan tujuh teacher belief yang harus diketahui dan dipahami seorang guru.
Pertama, belief about intelligence. Guru harus meyakini bahwa kecerdasan seorang anak bukan bawaan namun dapat berkembang sejalan dengan perkembangan akademik yang mereka peroleh tentunya peran guru sangat menentukan.
Belief yang kedua adalah mengkonstruksi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sehingga mengalami peningkatan
Ketiga mendesain lingkungan belajar sesuai kebutuhan siswa. Anis mengatakan, beragam pembelajaran kita, punya pengaruh dari berbagai lingkungan. “Jadi kita harus bisa mengkondisikan lingkungan sebaik mungkin sehingga konten materi yang disampaikan akan mudah dipahami siswa,” ujarnya.
Belief keempat menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa bukan dari bidang akademik saja, karena itu guru harus bisa mengintegrasikan faktor pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perilaku.
Belief yang kelima, pengetahuan itu bersumber dari guru yang profesional. “Jadi kita harus meningkatkan skill kita sebagai guru,” ajaknya.
Keenam meyakini bahwa lingkungan sekolah itu sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. “Belief yang ketujuh perilaku yang buruk atau negatif tidak boleh dihadirkan di sekolah seperti tindakan bulliying,” ujarnya.
Sesi selanjutnya guru diharapkan dapat menuliskan di sebuah kertas tentang apa yang selama ini menjadi manifestasi sebagai guru. “Perwujudan sebagai suatu pernyataan perasaan atau pendapat yang kita sebagai guru penting untuk divisualisasikan,” kata Anis.
Ternyata ketika produk manifestasi para guru selesai, visualisasi tersebut sangat menarik untuk dilihat, meskipun hanya selembar kertas dengan warna-warni tulisan berisi tentang pemikiran, harapan, atau filosofi masing-masing guru. Setiap guru menyampaikan manifestasinya kepada guru lain dengan cara posisi semua peserta duduk melingkar berhadap-hadapan.
Kapeda PWMU.CO Anis menyampaikan peserta di kelas IM sangat luar biasa: interaktif, dan kreatif. “Beberapa bentuk teacher production sebagai media pembelajaran dihasilkan secara beragam dan secara totalitas berperan aktif terhadap setiap tugas yang diperankan,” kesan dia.
Yang tak kalah menariknya, sambungnya, ternyata guru-guru Muhammadiyah GKB memiliki jiwa entertainment juga. “Tidak kalah dengan aktor papan atas. Terbukti saat peserta harus bermain peran dan pantomim dalam menyajikan suatu materi,” kata Anis sambil tersenyum.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menularkan ilmu yang telah diperoleh oleh guru-guru Mugebs School yang telah International Training on Education yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur bekerja sama dengan Irsyad Trust Limited dan Temasek Foundation International Singapore. (*)
Kontributor Anita Firlyando. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post