PWMU.CO – Sebanyak 33 siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 Kebomas (SD Muri) Gresik, mengikuti kegiatan Belajar Sehari di Luar Kelas (Outdoor Classroom Day, OCD) dengan mengunjungi Museum Sunan Giri di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Senin (11/11/19).
Rombongan berangkat pukul 08.15 WIB dengan berjalan kaki dari sekolah yang jaraknya kurang dari 500 meter dengan komplek Pemakaman Sunan Giri di mana museum ini berada.
Umamah SAg, wakil kepala sekolah, yang ikut mendampingi menjelaskan diajak untuk belajar mengenal dan mempelajari bukti bukti bersejarah tentang perjuangan Sunan Giri dalam berdakwah menyebarkan kalimat Allah di Nusantara ini, khususnya Gresik.
Setelah berfoto bersama di depan museum , dengan tertib siswa masuk museum disambut oleh pemandu wisata Bambang Suprapto.
Pak Bambang, begitu dia dipanggil mempersilakan para siswa mengambil tempat duduk. Setelah memberikan sambutan dan penjelasan singkat, rombongan diajak berkeliling ruang pamer yang menyimpan berbagai koleksi berharga, mulai koleksi prasejarah, masa kolonial, benda bersejarah masa pemerintahan dan benda-benda milik Sunan Giri.
Beberapa siswa tampak antusias dan penasaran saat melihat “lumpang”, yaitu alat tradisional untuk menumbuk biji-bijian pada masa lalu. “Susahnya ya orang zaman dulu, mau makan saja harus numbuk beras di batu,“ kata Nikita Alfina Syahriani, salah satu siswa.
Tak kalah menarik perhatian adalah surban milik Sunan Giri. Surban atau penutup kepala itu, dikisahkan menemani hari-hari Sunan Giri dalam beribadah dan berdakwah menyiarkan ajaran Islam.
“Surban Sunan Giri ini menjadi favorit pengunjung museum, yang sekaligus peziarah makam dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagian mereka bahkan memperlakukannya seperti benda keramat dengan berebut mencium surban ini,” terang Pak Bambang.
Dia merasa senang banyak pengunjung yang antusias, tapi sekaligus khawatir, banyak orang awam terjerumus pada kesyirikan, karena meyakini ada kekuatan berlebih pada benda tertentu. “Bukan pada Dzat Yang Maha Segalanya, yakni Allah,” tuturnya.
Pak Bambang menjelaskan, Museum Sunan Giri ini semula berada di Jalan Pahlawan Gresik. Karena kebijakan pemerintah daerah untuk memperkuat wisata sejarah dan religi, termasuk pertimbangan nama museum, maka dipindahkan ke Desa Giri.
“Alhamdulillah, dengan tempat yang lebih luas dan representatif, koleksi yang semakin banyak bisa ditampilkan lebih maksimal,” ungkapnya.
Tepat pukul 11.30 WIB rombongan memyudahi kunjungan. Siswa berkemas, membersihkan area yang mereka pakai beristirahat dengan membuang sampah pada tempatnya, lalu berbaris tertib dan berpamitan pada petugas dan pemandu wisata untuk kembali ke sekolah.
Umamah berharap kunjungan ini memberikan inspirasi pada seluruh siswa akan kegigihan perjuangan Sunan Giri untuk menyebarkan Islam. “Untuk menguatkan tujuan ini siswa diminta menuliskan pengalamannya belajar di Museum Sunan Giri hari ini,” ujarnya. (*)
Kontributor Qomariyah. Editor Mohammad Nurfatoni.