PWMU.CO – Sebagai kader persyarikatan maka kita jangan jauh-jauh dan alergi dengan politik. Karena jika kita jauh maka memerlukan cost (biaya) yang besar untuk mulai menata dan membangun kembali politik nilai yang sudah terbangun lewat jihad politik Muhammadiyah (jipolmu).
Demikian yang disampaikan Nanang Sutedja SE sebagai salah satu pembicara pada Penyerapan Aspirasi Masyarakat tentang Penataan Sistem Presidensial bersama Prof Dr Zainudin Maliki MSi anggota DPR/MPR RI Fraksi PAN di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Senin (9/12/19).
Oleh karena itu, lanjut Nanang, Muhammadiyah harus tetap menjaga dan merawat politik nilai lewat jipolmu yang sudah terbangun dan berhasil mengantarkan kader terbaik persyarikatan untuk mengemban amanah sebagai anggota DPR di Senayan.
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB Gresik itu menjelaskan tiga cara menjaga dan merawat gerakan jipolmu.
Pertama, jipolmu harus terus digulirkan seperti kegiatan sosial lainya dengan mendorong kader yang punya kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni untuk mengambil peran strategis dalam berkiprah di dunia politik.
Kedua, mendorong fungsi kaderisasi dan rekrutmen kader politik melalui kader persyarikatan secara proporsional lewat ortom yang ada, sehingga kiprahnya bisa diperhitungkan dalam kancah politik.
“Ungkapan dari kawan sebelah bahwa Muhammadiyah mulai cerdas dalam berpolitik yang konotasinya seakan-akan selama ini Muhammadiyah memang kurang cerdas dalam berpolitik bisa mulai ditampik dan dikesampingkan,” kata mantan Ketua HMI Cabang Jember ini.
Ketiga, bikin forum yang dapat menelurkan ide dan gagasan lewat jipolmu sebagai salah satu gerakan lokomotif pengkaderan yang terus bergerak guna menyiapkan calon yang akan duduk di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
Menurut Nanang, perjuangan lewat politik perlu terus didorong demi terbangunnya politik nilai yang mengedepankan dan memperjuankan kepentingan agama dan bangsa di atas kepentingan lainya. (*)
Kontributor Rahmat Syayid. Editor Mohammad Nurfatoni.