PWMU.CO – Ternyata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Sunanto SH MHi pandai juga berkelakar. Hal itu terjadi saat pria yang akrab dipanggil Cak Nanto ini menghadiri Pelantikan Akbar Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Hall Rumah Makan Asri Panarukan, Situbondo, Sabtu (7/12/19).
Saat mengawali pidatonya, pria asli Sumenep ini menyatakan Situbondo itu bukan panas tetapi hangat. “Sebenarnya Situbondo dan Madura itu tidak jauh beda. Bahasa yang dipakai sama bahasa Madura. Secara kultur atau budaya tidak jauh beda. Hanya Situbondo itu Madura swasta,” ujarnya disambut gerr-gerran hadirin.
Sebenarnya, lanjut Cak Nanto—sapaan akrabnya—Situbondo itu tidak terjadwal, tetapi rezekinya besar. “Lha wong ngusulkan saja tidak. Kalau di Madura ancamannya kan pakai celurit, lha Situbondo ini pakai tombak. Repot juga saya ini. Mumpung di Jatim, saya hadir saja,” ungkapnya disambut tawa hadirin.
Ketika mengetahui ada anggota DPRD Situbondo yang hadir, Cak Nanto juga mengeluarkan joke-nya. “Terima kasih kehadirannya ayahanda Janur Sasra Ananda dari Partai Demokrat. Alhamdulillah masih ada bau-bau Muhammadiyah,” tawa hadirin pun kembali pecah.
Cak Nanto mengusulkan Pemuda Muhammadiyah Situbondo diberikan tiga proyek saja. “Dijamin akan beranak-pinak. Bukan menyusut tapi semakin nambah. Kalau yang lain kadang sudah habis sebelum kegiatan,” kembali tawa hadirin bergemuruh dibuatnya.
Menurut Cak Nanto, masuk Muhammadiyah itu berat, yang tidak sanggup cepat pulang. “Katanya itu slogan KH Ahmad Dahlan. Tapi saya cari-cari tidak ketemu. Mungkin ada spirit yang tafsirnya berbeda-beda,” ujarnya membuat hadirin tersenyum.
Amal usaha Muhammadiyah (AUM) itu, lanjutnya, besar sekali. Maka yang terkaya di Indonesia itu Muhammadiyah, bukan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir.
Ada BPK datang ke Pak Haedar karena dianggap orang terkaya. Karena semua AUM atas nama PP, tidak ada yang individu. Dan semua yang tanda-tangan Pak Haedar. Masak orang terkaya begini rumahnya. Mobilnya juga hanya Avanza. Eh ternyata milik Muhammadiyah semuanya,” hadirin pun terpingkal-pingkal dibuatnya.
Dia mengajak Pemuda Muhammadiyah Situbondo tetap percaya diri meskipun sedikit. “Ketum Pemuda sekarang melebihi Ketum GP Ansor. Ansor masih Gus, Pemuda sudah Sunan. Jadi kira-kira secara keilmuan lebih tinggi. Jadi harus pede. Debat lucu-lucuan saja supaya akrab. Gus Yaqut vs Sunan, meski baru To. Tapi kan Sunan. Jadi sunan di Muhammaadiyah hanya Sunanto,” candanya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Emha Ainun Nadjib tak salah. Dulu dia punya ragam humor Madura yang dikenal dengan mati ketawa ala Madura. Lah Can Nanto memang asli Madura! (*)
Kontributor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.