PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur menggelar acara Musypimwil II Aisyiyah Jatim periode 2015-2020 di Balai Diklat Keagamaan Jalan Ketintang Madya nomor 92 Surabaya, Sabtu-Ahad (4-5/1/2020).
Wakil Ketua PWA Jatim Dr Hj Sugiarti MSi menyampaikan materi Visi, Misi, dan Tujuan Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA)/PAUD Aisyiyah Abad 21 di depan 350 peserta yang terdiri dari jajaran PWA dan utusan PDA se-Jatim.
Menurutnya, visi dan misi harus dijalankan secara berkesinambungan, seiring sejalan sehingga nanti akan tercapai tujuan yang diinginkan. “Visi TK/PAUD Aisyiyah Abad 21 adalah terbentuknya tunas insan pembelajar yang bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, cakap, kreatif dan peduli,” ujar dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM ini.
“Visi merupakan sesuatu yang diinginkan dalam jangka panjang. Sementara misi dan tujuan dapat dijabarkan kedalam program Majelis Pendidikan dan diimplementasikan kepada masing-masing daerah kota dan kabupaten,” papar ibu dua anak ini.
Misi TK/PAUD Aisyiyah
Agar visi di atas bisa tercapai, sambungnya, maka setiap amal usaha Aisyiyah, harus melakukan proses pembentukan karakter-karakter Islami yang tertuang pada lima misi TK/PAUD Aisyiyah.
Yaitu, pertama, menumbuhkan semangat cinta belajar pada anak. Kedua, menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia. Ketiga, membiasakan anak beribadah sesuai manhaj tarjih Muhammadiyah.
Keempat, mendidik anak secara optimal sesuai dengan perkembangannya dengan mengembangkan kemandirian, kecakapan dan kreativitas. “Kelima, membiasakan anak untuk bersikap peduli terhadap sesama dan lingkungan,” ujarnya.
Tujuan TK/PAUD Aisyiyah
Wanita kelahiran Blitar ini juga menjelaskan tentang empat tujuan dari TK/PAUD Aisyiyah yaitu, pertama, terbentuknya anak yang beriman dan bertakwa.
Kedua, terwujudnya anak yang berakhlaqul karimah. Ketiga, terbangunnya model-model stimulasi psiko-sosial kepada anak usia dini.
Keempat, terbentuknya kecerdasan majemuk (multiple intellegences).
“Selain itu ada nilai-nilai dasar pendidikan yang harus ditanamkan pada anak usia dini yaitu mencakup iman, ilmu, dan amal ihsan yang merupakan satu kesatuan,” tuturnya.
Iman adalah keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan, diamalkan dengan perbuatan. Iman akan bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang karena melakukan maksiat.
Sugiarti juga menegaskan, ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ilmu.
“Orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang ditinggikan derajatnya oleh Allah. Sehingga menumbuhkan rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh,” kata dia.
Di akhir paparannya dia menambahkan dari nilai-nilai dasar iman, ilmu, dan amal ihsan dapat dikembangkan menjadi karakter pendidikan anak usia dini Aisyiyah. Yaitu spiritualitas, kebajikan, berkemajuan, nasionalisme dan perdamaian. Dengan integrasi Islam melalui pendekatan bayani, burhani, dan pendekatan irfani,” ujarnya. (*)
Kontributor Triwulandari Heppyani. Penulis Musyrifah. Editor Mohammad Nurfatoni.