• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Mei 23, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Monster Leviathan yang Menghantui Demokrasi Kita

Minggu 19 Januari 2020 | 05:34
4 min read
88
SHARES
275
VIEWS
ADVERTISEMENT
Jika Leviathan jahat berkuasa maka negara akan menjadi otoriter dan anti-demokrasi. Hak-hak rakyat akan dikebiri dan hidup rakyat senantiasa dalam bahaya.
Dhimam Abror Djuraid soal Leviathan. (Istimewa/PWMU.CO)

Monster Leviathan jika berkuasa maka negara akan menjadi otoriter dan anti-demokrasi. Hak-hak rakyat akan dikebiri dan hidup rakyat senantiasa dalam bahaya.

PWMU.CO – Jalan menuju demokrasi adalah jalan panjang, terjal, berbatu, licin, gelap, dan berbahaya. Di kanan kiri terdapat jurang menganga yang curam dan mematikan. Terpeleset ke kiri akan mati, terpelanting ke kanan akan tak bakal aman.

Jalan demokrasi ibarat lorong sempit yang tidak gampang untuk dilalui, sekali kita masuk ke dalamnya buka berarti kita akan aman dan bisa terus-menerus berada di jalurnya. Sedikit meleng saja kita akan terpelanting ke terperosok keluar dari koridor sempit itu dan kita akan terhempas ke dalam jurang yang mematikan.

Monster Ganas Leviathan

Di kiri kanan lorong sempit itu hidup sesosok monster ganas yang siap memangsa kita setiap saat. Thomas Hobbes (1588-1679l) menggambarkan makhluk itu sebagai Leviathan berbentuk monster laut, di tangan kanan memegang pedang besar di tangan kiri memegang tongkat raja.

Leviathan, nama monster itu. Hobbes menjadikannya sebagai judul buku yang diterbitkan pada 1651. Hobbes menggambarkan manusia hidup selalu dalam kondisi ”Warre”, saling memangsa satu sama lainnya. Hidup digambarkan sebagai hidup yang “short, brutish, nasty, poor, solitary” (pendek, brutal, keji, melarat, dan sepi).

Karena kondisi yang buruk ini maka masyarakat butuh kekuasaan yang mengayomi. Siapakah pengayom itu? Monster Leviathan kah?

Namanya juga monster berwajah ganda? Leviathan bisa menjadi monster baik budi yang mewujudkan commonwealth, kesejahteraan umum. Tapi, kalau sisi jahat sang monster yang muncul maka masyarakat akan merasakan hidup yang “pendek, brutal, keji, melarat, dan kesepian”.

Hampir 450 tahun berselang sejak Hobbes memublikasikan Leviathan, kondisi hidup manusia modern ternyata tidak banyak berubah. Leviathan jahat masih tetap bermunculan di mana-mana. Kita semua masih harus terus berjuang menghadapi sang monster jahat.

Daron Acemoglu dan James Robinson (2019) melihat bahwa masyarakat dunia saat ini hidup dalam bayang-bayang Leviathan jahat. Setiap saat masyarakat bisa dicengkeram oleh monster itu. Mereka adalah masyarakat yang hidup di bawah rezim-rezim otoritarian dan diktatorial di pelbagai wilayah.

Lorong Sempit Demokrasi

Dalam buku “The Narrow Corridor: State, Societies, and the Faith of Liberty” (2019) Acemoglu dan Anderson mengatakan bahwa demokrasi adalah lorong sempit (the narrow corridor) yang rumit dan sulit untuk dimasuki. Untuk bisa menembus lorong itu masyarakat harus bisa menjinakkan sang monster Leviathan jahat.

Jika Leviathan jahat berkuasa maka negara akan menjadi despotik, otoriter, dan anti-demokrasi. Hak-hak rakyat akan dikebiri dan hidup rakyat senantiasa dalam bahaya karena kebebasan (liberty) sudah diberangus. Negara menjadi terlalu kuat dan yang berkuasa pada keadaan seperti ini adalah monster Leviathan yang despotik (Despotic Leviathan).

Tapi, harus hati-hati. Jika masyarakat bisa menundukkan Leviathan maka tidak otomatis kondisi akan baik. Bisa jadi kondisi akan sama buruknya karena ketiadaan Leviathan diisi oleh kekuasaan masyarakat yang anarkis yang menghasilkan chaos karena absennya hukum karena monster Leviathan sudah tidak ada lagi (Absent Leviathan).

Keseimbangan Negara dan Masyarakat Sipil

Lantas bagaimana solusi idealnya? Acemoglu dan Anderson menawarkan konsep keseimbangan antara kekuatan negara dan civil society (masyarakat madani), sebagaimana yang dikenal dalam konsep check and balances.

Negara tidak boleh terlalu kuat supaya tidak menjadi despotik dan melahirkan Despotic Leviathan. Sebaliknya, masyarakat tidak boleh menjadi terlalu kuat karena akan terjadi anarki karena tidak adanya kekuatan Leviathan (Absent Leviathan).

Keseimbangan ini disebut sebagai “Efek Ratu Merah” (Red Queen Effect) yang diambil dari kisah klasik “Alice in Wonderland” di mana Alice seolah-olah tetap berjalan di tempat kendati sudah berlari kencang untuk mengejar Ratu Merah.

Dalam terminologi modern sekarang Efek Ratu Merah ibarat orang berjalan di atas treadmill, tidak boleh terlalu cepat, tidak boleh terlalu lambat, harus selalu pas dan sejajar. Itulah kondisi ideal demokrasi, ketika kekuatan masyarakat dan negara berada pada keseimbangan.

Ketika tercapai keseimbangan itu maka koridor akan terbuka dan masyarakat akan menikmati kebebasannya.

Acemoglu melihat Amerika sebagai contoh ideal negara yang masuk dalam koridor demokrasi karena keseimbangan kekuatan negara vs masyarakat yang seimbang karena saling mengontrol. Sedangkan China dianggap berada di bawah kekuasaan monster Leviathan yang despotik karena kekuasaan negara yang terlalu kuat.

Di Mana Indonesia?

Di mana Indonesia berada? Adakah kita berada di dalam koridor sempit demokrasi? Beberapa perkembangan di tahun pertama periode kedua Presiden Joko Widodo ini menimbulkan kekhawatiran kita akan terpeleset ke kuadran Despotic Leviathan. Jokowi menunjukkan kecenderungan ingin menjadikan negara menjadi lebih kuat dibanding civil society.

Praktis tidak ada kekuatan oposisi yang efektif untuk mengontrol negara. Lembaga anti-korupsi seperti KPK akhirnya jatuh dalam kooptasi negara. Media yang diharapkan menjadi pilar keempat pengontrol kekuasaan sudah banyak dikebiri.

Berbagai rancangan undang-undang baru yang dimunculkan—seperti undang-undang omnibus dan minerba—akan membuat kekuasaan negara makin digdaya dan masyarakat semakin lemah. Undang-undang ITE yang harusnya mengatur perputaran ekonomi digital malah lebih banyak dipakai untuk memberangus kebebasan berekspresi masyarakat.

Negara ini sudah menjadi terlalu kuat karena checks and balances dari oposisi tidak jalan. Masyarakat menjadi lemah karena dipersekusi dan ditakut-takuti dengan tuduhan sebagai radikal.

Negeri ini, pelan dan pasti, dikuasai oleh monster despotik Leviathan. (*)

Kolom oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior.

Tags: Acemoglu dan AndersonDhimam Abror DjuraidJoko WidodoLeviathanThomas Hobbes
SendShare35Tweet22Share

Related Posts

UAS dan Yahudi Asia

Jumat 20 Mei 2022 | 09:32
12.7k

Dhimam Abror Djuraid: UAS dan Yahudi Asia UAS dan Yahudi Asia; oleh Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Ustaz...

Lockdown Sapi

Selasa 17 Mei 2022 | 10:00
282

Dhimam Abror Djuraid Lockdown Sapi, oleh Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Pandemi Covid-19 di Indonesia...

Terpilihnya Presiden Bongbong, Fenomena Prabowo 2024?

Sabtu 14 Mei 2022 | 09:40
783

Dhimam Abror Djuraid. Terpilihnya Presiden Bongbong, Fenomena Prabowo 2024? Terpilihnya Presiden Bongbong, Fenomena Prabowo 2024?Oleh...

Deddy Corbuzier dan LGBT

Selasa 10 Mei 2022 | 14:10
4.9k

Dhimam Abror Djuraid: Deddy Corbuzier dan LGBT Deddy Corbuzier dan LGBT, Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO -...

Manusia Gurun dan Profesor Otak Kecil

Minggu 1 Mei 2022 | 10:36
614

Dhimam Abror Djuraid: Manusia Gurun dan Profesor Otak Kecil Manusia Gurun dan Profesor Otak Kecil;...

Sulaiman Al-Rajhi, Orang Terkaya dari Arab Saudi yang Zuhud

Jumat 29 April 2022 | 10:19
803

Sulaiman Al-Rajhi Sulaiman Al-Rajhi, Orang Terkaya dari Arab Saudi yang Zuhud, kolom oleh Dhimam Abror...

Petualangan Tsamara, Kenapa Keluar dari PSI?

Minggu 24 April 2022 | 12:07
1.3k

Petualangan Tsamara, Kenapa Keluar dari PSI? Abror Djuraid Petualangan Tsamara, Kenapa Keluar dari PSI? oleh Dhimam...

Harvey dan Standar Moral PDIP

Sabtu 16 April 2022 | 13:38
4.9k

Dhimam Abror Djuraid Harvey dan Standar Moral PDIP, oleh Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Anda yang cukup...

Anies Baswedan dan Siklus Politik 10 Tahunan

Senin 11 April 2022 | 13:26
118

Anies Baswedan dan Siklus Politik 10 Tahunan Abror Djuraid Anies Baswedan dan Siklus Politik 10...

Pak Bill dan Pak Amien Kritik Keras Jokowi

Selasa 5 April 2022 | 16:54
664

Dhimam Abror Djuraid Pak Bill dan Pak Amien, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid. PWMU.CO - Dua...

Discussion about this post

Terpopuler Hari Ini

  • UAS dan Yahudi Asia

    4048 shares
    Share 1619 Tweet 1012
  • UAS, Islamofobia, dan Telaah Natsir

    2916 shares
    Share 1166 Tweet 729
  • Din Syamsuddin Kunjungi Tatarstan Rusia, Begini Sambutannya

    1191 shares
    Share 476 Tweet 298
  • Kisah Perjodohan Berkah Silaturahmi

    146 shares
    Share 58 Tweet 37
  • Hukum Mengucapkan Sayyidina untuk Rasulullah

    4457 shares
    Share 1783 Tweet 1114
  • 5 Permata dan 5 Mutiara Pernikahan

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Dua Siswa Berlian Kembali Raih Penghargaan Internasional Icefa Lidice

    96 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Kunjungan Museum Mpu Tantular Antarkan Siswa Berlian Raih Penghargaan Internasional

    79 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Pesan Pengasuh di Halalbihalal Ponpes Karangasem Paciran

    76 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Tahun Lalu di NU, Kali Ini Halalbihalal IKPM Lamongan di Muhammadiyah

    67 shares
    Share 27 Tweet 17

Berita Terkini

Kabar

Warga Rantau Muhammadiyah Halal Bihalal, Ini Pesannya

Senin 23 Mei 2022 | 08:26
48

Halal bihalal warga PRIM Pandan Kuala Lumpur. PWMU.CO- Warga rantau Muhammadiyah di Kuala Lumpur menggelar halal bihalal di Kem Raket...

Read more

Kisah Perjodohan Berkah Silaturahmi

Minggu 22 Mei 2022 | 12:30
457

Bazar Amal, Cara Kreatif Sekolah Ini Berpromosi

Minggu 22 Mei 2022 | 09:56
36

Tahun Lalu di NU, Kali Ini Halalbihalal IKPM Lamongan di Muhammadiyah

Minggu 22 Mei 2022 | 09:53
210

UMSurababaya Dorong Peningkatan Kualitas SDM Pengadilan Agama

Minggu 22 Mei 2022 | 09:49
21

5 Permata dan 5 Mutiara Pernikahan

Minggu 22 Mei 2022 | 07:15
348

Sholat Jumat Perdana Masjid Ahmad Dahlan Jamaah Meluber

Minggu 22 Mei 2022 | 07:13
107

Tiga KTI Pemenang Pilmapres UM Jember Diajukan ke LLDIKTI

Minggu 22 Mei 2022 | 05:47
63

Pesan Pengasuh di Halalbihalal Ponpes Karangasem Paciran

Minggu 22 Mei 2022 | 05:27
238

Din Syamsuddin Kunjungi Tatarstan Rusia, Begini Sambutannya

Minggu 22 Mei 2022 | 05:11
3.7k
PWMU.CO | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In