PWMU.CO– Siapa yang bawa berhala ke Kakbah? Dalam buku Sirah Ibnu Hisyam diceritakan, seorang tokoh Mekkah bernama Amr bin Luhai yang mengubah agama yang dibawa Nabi Ismail dan Ibrahim bercampur menjadi penyembah berhala.
Peristiwa ini jauh sebelum Nabi Muhammad saw menerima wahyu. Ceritanya Amr bin Luhai pergi ke Syam untuk satu keperluan. Dalam perjalanan dia singgah di Ma’arib, daerah Balqa’. Daerah ini dihuni oleh Bani Amaliq keturunan dari Amliq bin Lawudz bin Sam bin Nuh.
Di kampung ini Amr bin Luhai melihat penduduknya menyembah berhala. Maka dia bertanya kepada penduduk sini. ”Berhala apa yang kalian sembah seperti yang aku lihat ini?”
Mereka menjawab, ”Kami menyembah berhala ini untuk meminta hujan, kemudian dia memberi kami hujan. Kami meminta pertolongan kepadanya lalu dia memberi kami pertolongan.”
Berhala Pertama Bernama Hubal
Amr bin Luhai tertarik. Lantas dia berkata, ”Apakah kalian mau memberiku satu berhala untuk aku bawa ke tanah Hijaz untuk disembah penduduknya?”
Mereka memberi Amr bin Luhai satu berhala bernama Hubal, patung sosok Dewi Rembulan. Setelah tiba di Mekkah diletakkan di Kakbah kemudian memerintahkan warga menyembah dan mendewakannya.
Ibnu Hisyam merujuk tulisan Ibnu Ishaq menerangkan sebuah hadits diriwayatkan Abu Hurairah bahwa dia mendengar Rasulullah saw berkata kepada Aktsma bin al-Jaun al-Khuzai, ”Hai Aktsam, aku lihat Amr bin Luhai bin Qama’ah bin Khindif menyeret ususnya. Dan aku tidak melihat orang yang amat mirip dengan orang lain melainkan kamu dengannya dan dia denganmu.”
Aktsam berkata, ”Barangkali kemiripannya denganku itu membahayakanku, ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab,”Tidak. Karena kamu mukmin sedang dia orang kafir. Dialah orang yang pertama kali mengubah agama Ismail, memasang berhala, mengiris telinga unta, melepaskan saibah, memberikan wasilah, dan melindungi haam.”
Hadits ini menjelaskan surat al-Maidah ayat 103.
مَا جَعَلَ اللَّهُ مِنْ بَحِيرَةٍ وَلَا سَائِبَةٍ وَلَا وَصِيلَةٍ وَلَا حَامٍ وَلَكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَأَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya bahirah, saibah, wasilah, dan haam. Tetapi, orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
Dan surat al-An’am ayat 136.
وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالأنْعَامِ نَصِيبًا
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan.
Jadi siapa yang bawa berhala ke Kakbah? Orang kafir yang disebut al-Quran membuat aturan jahiliyah itu adalah Amr bin Luhai dari Bani Khuzaah yang saat itu mengurus Baitullah.
Al-Bahirah ialah unta betina yang air susunya tidak boleh diperah oleh seorang pun karena dikhususkan hanya untuk berhala.
Saibah ialah ternak unta yang dibiarkan bebas demi berhala-berhala mereka, dan tidak boleh ada seorang pun yang mempekerjakan serta memuati dengan sesuatu pun.
Sedangkan al-Wasilah ialah unta betina yang dilahirkan oleh induknya sebagai anak pertama. Kemudian anak keduanya betina pula. Mereka menjadikannya sebagai unta saibah. Dibiarkan bebas untuk berhala-berhala mereka.
Haam ialah unta pejantan yang sudah membuat bunting beberapa ekor unta betina sesuai yang ditargetkan. Jika unta ini berhasil dibiarkannya hidup bebas tanpa dipekerjakan, tidak dibebani sesuatu pun. Mereka menamakannya unta Hamiy. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto