PWMU.CO-Empon-empon sejak diumumkan bisa mencegah penularan virus Corona kini harganya melonjak sampai 100 persen. Akibatnya produsen jamu dan minuman herbal kelimpungan dengan kenaikan harga ini.
Seperti disampaikan Wiwik Marwiyah, produsen minuman dan permen herbal di Malang. “Sekarang harga jahe naik hingga seratus persen. Biasanya Rp 25 ribu kini jadi Rp 40 ribu-50 ribu. Sudah harganya naik, barangnya juga susah didapat,” kata Wiwik dihubungi di rumahnya Jl Kembang Kertas 25 Jatimulyo Lowokwaru, Senin (16/3/20).
“Merebaknya Covid-19, berimbas pada permintaan yang meningkat, seharusnya saya butuh satu ton tiap harinya karena kelangkaan jahe, hanya bisa produksi 700 kg. Itu baru jahe belum bahan lainnya,” sambung ketua Ikatan Pengusaha Aisyiyah ( IPAS) Kota Malang ini. Bahan empon-empon lainnya itu seperti kencur, kunyit, temu lawak, dan asam.
Makin Banyak Tamu
Aktivis Aisyiyah yang sukses dengan olahan empon-empon mengatakan, di tengah merebaknya virus Corona semakin hari banyak tamu yang berkunjung ke rumahnya yang juga tempat usaha minuman sehat dengan label DIA.
Rombongan tamu dari berbagai komunitas ini ingin tahu proses produksi minuman sehat berbahan baku empon-empon. Mereka membeli aneka minuman herbal ini untuk menjaga stamina kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bisa melawan Covid-19.
“Biasanya kalau ibu-ibu PKK semangatnya ingin cari ilmu,. Mereka berniat belajar proses pembuatan juga pemasaran. Kalau dari kampus, mahasiswa dan dosen semangatnya borong untuk stamina. Sebelum ada wabah Corona para mahasiswa ke sini belajar pengolahan herbal,” tutur Wiwik.
Usaha Wiwik yang juga finalis perempuan inspirasitif Kota Malang itu dimulai dari tahun 2008. Saat ini telah menghasilkan 13 menu olahan untuk minuman dan permen sehat dari jahe, kencur, kunyit, temu lawak , asam, kayu putih, sirsat juga lidah buaya.
Menurut perempuan 57 tahun tersebut, dari 13 macam minuman sehat yang paling diminati, jahe secang dan jahe merah instant , temu lawak, kunyit asam instand, lidah buaya dan kunyit putih, ” untuk yang lainnya biasa – biasa saja”, katanya. (*)
Penulis Uzlifah Editor Sugeng Purwanto