Cara Australia Tangani Corona Patut Ditiru ditulis oleh Hamim Jufri, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia. Dia tinggal di wilayah Melbourne Victoria.
PWMU.CO – Kata Corona atau Covid-19, saat ini begitu dikenal orang. Dari ujung dunia yang paling pelosok sampai kota-kota besar di dunia. Dari negara kecil yang miskin sampai negara adikuasa, kata ini menakutkan sekaligus mengirm pesan yang tidak nyaman.
Ketakutan ini sangat beralasan mengingat jumlah yang tertular oleh virus ini terus meningkat dari hari ke hari.
Menurut data terakhir yang terjangkit di seluruh dunia sudah mencapai lebih dari 700 ribu orang dengan angka kematian di atas 33 ribu orang.
Di Australia, angka orang yang terjangkit Covid-19 sudah hampir mendekati 4.000 orang dengan angka kematian mencapai 16 orang.
Di tempat saya tinggal di wilayah Melbourne Victoria, sampai saat ini jumlah yang terdeteksi Covid-19 mencapai 850 orang dengan angka kematian 4 orang.
Hampir tiap jam ada berita update tentang perkembangan terkini baik lewat talkback radio, televisi, dan apalagi media sosial internet dengan berbagai platformnya.
Tindakan Pemerintah Menentramkan
Yang membuat agak menentramkan penduduk setempat, pihak pemerintah dengan semua agency-nya. Baik Departement of Health atau lembaga sosial yang lain tidak henti-hentinya memberi update dan peringatan kepada penduduk.
Isinya mengenai tindakan apa yang harus dilakukan demi menjaga public safety dan menghindari penularan virus ini. Pemerintah juga selalu mengingatkan akan langkah-langkah yang telah dan akan diambil oleh pemerintah. Baik dari segi kesehatan masyarakat maupun dari segi konsekwensi ekonomi dan fallout dari akibat Covid-19 ini.
Dari sisi kesehatan, pemerintah—baik federal maupun pada level state—selalu menekankan pentingnya menjaga jarak minimum 1,5 meter. Juga melarang orang berkumpul lebih dari dua orang di tempat umum.
Tempat-tempat keramaian seperti kantor dan tempat bekerja lainya disarankan untuk dihindari bahkan diperintah bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Tidak hanya itu, tempat-tempat yang membuat orang berkumpul baik cafe, meeting room, bahkan gereja, masjid atau, tempat ibadah sudah ditutup sejak pekan lalu.
Pantai, tempat hiburan dan plyground untuk anak-anak bermain juga ditutup. Orangtua di atas 70 tahun diwajibkan untuk tinggal di rumah dan tidak keluar. Karena mereka adalah usia yang paling riskan terkena virus. Anak muda pun dipaksa tinggal d irumah karena mereka juga berisko menjadi carrier dari virus ini.
Gereja dan Masjid Ditutup
Di sinilah kadang kita sedih karena semua masjid digembok dan tidak boleh ada kegiatan apapun, baik shalat jamaah sehari-hari, apalagi shalat jumat.
Acara pernikahan atau wedding ceremony juga dibatasi hanya lima orang dan funeral procedure atau penguburan jenazah juga dibatasi hanya untuk keluarga dekat dan 10 orang saja.
Semua perjalanan dan penduduk keluar negeri dilarang. Demikian juga semua turis pendatang yang ingin berkunjung ke Australia tidak diperbolehkan masuk ke Australia. Australian border ditutup keluar dan masuk.
Sementara penduduk Australia yang kembali pulang harus langsung masuk ke hotel selama 14 hari. Mereka langsung diantar oleh polisi ke hotel yang telah disediakan oleh pemerintah.
Polisi juga diturunkan ke jalan untuk memantau penduduk agar tidak keluar rumah dan melanggar aturan stay home yang diberlakukan pemerintah.
Bahkan polisi tidak segan-segan memberi denda kepada siapapun yang melanggar aturan ini sebesar $1600 dan bahkan diancam dengan penjara sampai enam bulan.
Pada sisi lain, mewabahnya virus ini membuat ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan mendadak. Mulai dari pramugari Qantas Airline maupun Virgin Airline, sampai pegawai cafe lokal. Mereka kehilangan pekerjaan mendadak karena penerbangan atau cafe yang ditutup.
Kebijakan Stimulus Pemerintah
Untuk menghadapi ini pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan stimulus yang membantu penduduk yang terkena imbas virus ini dengan bantuan dana langsung ke rekening penerima.
Tahap pertama sekitar $750 (sekitar Rp 7 juta) dan akan diikuti dengan pengiriman dana yang kedua dengan jumlah sama dan juga ada bantuan lain dari social security agency Centrelink.
Centrelink ini adalah agen pemerintah yang mengurusi orang-orang yang menjadi korban kasus Covid-19 ini. Bank dan lembaga-lembaga yang lain juga ikut memberi keringanan kepada customernya didalam masa-masa yang sulit seperti ini.
Secara umum kurva Covid-19 di Australia sudah mulai menunjukkan arah mendatar, sehingga sepertinya semua langkah yang telah diambil pemerintah—baik Federal Goverment maupun State Government—sepertinya membuahkan hasil.
Namun Pemerintah Sate Victoria tidak malah menurunkan usaha menekan angka terdeteksi virus ini mereka bahkan telah menaikkan dari Bencana Stage 2 menjadi Bencana Stage 3 hari ini, Senin 30 Maret 2020.
Tampak usaha pemerintah semakin ketat meskipun mereka tahu kurvanya sudah sedikit membaik. Cara Australia tangani Corona ini patut ditiru Indonesia! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.