• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, Oktober 4, 2023
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

3 Masjid yang Jadi Monumen Perjuangan Merebut Kemerdekaan RI

Kamis 18 Agustus 2016 | 18:41
4 min read
255
SHARES
797
VIEWS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Masjid Syuhada Yogyakarta, salah satu masjid yang menjadi monumen mengiringi perjuangan merebut kemerdekaan RI (foto: kotajogja.com)
Masjid Syuhada Yogyakarta, salah satu masjid yang menjadi monumen mengiringi perjuangan merebut kemerdekaan RI (foto: kotajogja.com)

PWMU.CO – Jum’at pagi, 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 H, proklamasi kemerdekaan RI dibacakan oleh Soekarno-Hatta. Dalam hitungan jam, proklamasi yang dikumandangkan di Jakarta tersiar cepat ke hampir seluruh nusantara. Selain peran radio yang saat itu masih sangat-sangat terbatas dan bergerak di bawah tanah, percepatan kabar itu tidak lepas dari koalisi laskar (semi) militer dengan ulama.

Oleh para ulama, kabar kemerdekaan itu kemudian diumumkan dari masjid ke masjid. Kabar itu membuat seluruh anak bangsa bersiap menyambut kondisi yang paling ekstrem sekalipun, mempertahankan kemerdekaan.

(Berita terkait: Inilah Alasan Bung Karno Memilih Angka 17 untuk Bacakan Proklamasi Kemerdekaan di Bulan Suci dan Ahmad Dahlan, Cucu KH Ahmad Dahlan yang Gugur dalam Pertempuran Pertahankan Kemerdekaan RI)

“Salah satunya adalah berita tentang proklamasi kemerdekaan dikhutbahkan di banyak masjid pada hari yang sama yaitu Jumat Legi, 17 Agustus 1945,” begitu pengkaji di Jakarta Islamic Centre (JIC), Rakhmad Zailani Kiki. Peran masjid dalam penyebaran ini sekaligus kewajiban jihad membela kemerdekaan RI juga ditulis oleh sejarahwan, Prof Ahmad Mansur Suryanegara.

Karena itu, simpul Ahmad Mansyur, sangat wajar jika pada masa pemerintahan Soekarno mendirikan sejumlah masjid, sebagai tanda bahwa kemerdekaan tidak akan mungkin terjadi tanpa ada pengorbanan dari para syuhada dan pejuang. Menurutnya, ada tiga masjid di Indonesia yang mengiringi langkah perjuangan bangsa menuju kemerdekaan.

(Berita terkait: Religiusnya Soekarno yang Selalu Ingatkan Kemerdekaan Itu Berkat Rahmat Allah di Setiap Peringatan HUT RI dan 3 Fase Keagamaan Bung Karno: dari Muslim KTP Jadi Muslim yang Yakin)

Pertama, masjid di lingkungan Istana Negara yang dinamakan Baiturrahim. Nama ini untuk selalu mengingatkan pada pengakuan bahwa “Indonesia adalah tanah airku, tanah tumpah darahku, di sanalah aku berdiri menjadi pandu ibuku,” tegas penulis buku “Pemberontakan Tentara PETA di Cileunca, Pangalengan, Bandung Selatan” itu.

Kedua, Masjid Syuhada sebagai monumen Yogyakarta sebagai ibu kota perjuangan. Tujuhbelas anak tangga di bagian depan, delapan segi tiang gapuranya, serta empat kupel bawah dan lima kupel atas. Di areal masjid inilah anggota laskar Hizbullah, Ahmad Dahlan bin Hilal bin Ahmad Dahlan, dimakamkan. Satu cucu pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan ini gugur dalam pertempuran di Srondol melawan NICA, pada 4 Juli 1946.

(Baca juga: Ketua PBNU: Tak Bisa Dibayangkan jika Indonesia tanpa Muhammadiyah dan Setelah Kongres Boedi Oetomo di Rumah Kyai Dahlan, Inilah Dampak Positifnya untuk Muhammadiyah)

Di Masjid ini juga bisa ditemukan semacam jejak sejarah yang terkait dengan peristiwa kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebab, masjid ini punya tujuh belas anak tangga untuk mengantarkan jamaah memasuki masjid. Juga saat jika diamati secara seksama sekeliling masjid, maka akan terlihat depalan buah segi tiang gapura.

Selain itu, juga terdapat empat kupel bawah dan lima kupel atas (berbentuk besar) yang merupakan lambang tanggal, bulan dan tahun peristiwa penting dari detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Yaitu 17-8-’45, atau tanggal 17 bulan Agustus tahun 1945.

(Baca juga: Siti Walidah, Lebih dari Seorang Kartini dan Kiai Dahlan Dirikan Sekolah Nasionalis 11 Tahun Sebelum Ki Hajar Dewantara)

Ketiga, Masjid Istiqlal yang berarti kemerdekaan. Terdapat cerita menarik tentang rencana pembangunan masjid yang konon terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Awalnya, ide pembungunan masjid ini diprotes oleh I.J. Kasimo dari Partai Katholik karena berada tepat di depan Gereja Katedral.

Namun, Bung Karno bergeming dengan alasan bahwa dulu di tempat itu telah berdiri masjid yang dibangun oleh Sunan Gunung Jati dan dihancurkan oleh VOC. “Jadi, menurut Bung Karno, umat Islam membangun kembali masjid yang lebih dulu ada jauh sebelum ada gereja.”

(Baca juga: Soal Lahirnya Pancasila 1 Juni, Piagam Jakarta, dan Peran Politik Umat Islam dan Ternyata Tata Negara Bangsa-Bangsa Barat Meniru Konsep Rasulullah)

Satu hal unik lain dari pembangunan masjid ini adalah waktunya bersamaan dengan pembangunan Monumen Nasional (Monas). Presiden Soekarno waktu itu mendahulukan penyelesaian Monas. Menurut dia, kalau dia wafat sebelum Monas jadi, tidak akan ada yang mau menyelesaikan pembangunannya. Akan tetapi, jika ia wafat sebelum Istiqlal jadi, umat Islam pasti tidak akan membiarkan pembangunan masjid itu telantar.

“Monumen perjuangan kita ditandai dengan masjid-masjid. Perjuangan kemerdekaan kita pun ditegakkan oleh orang-orang yang memakmurkan masjid. Itu patut kita syukuri,” tutur Mansur.

(Baca juga: Masjid Kiai Dahlan saat Bertetirah di Pasuruan yang Sudah Berubah dan Masjid Harus Sediakan Wifi, Buku, dan Kopi agar Lebih Menarik dari Warkop)

Di luar ketiganya, tidak terhitung berapa masjid yang menjadi saksi perjalanan sejarah bangsa ini dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Dalam penelitian Abdul Bagir Zein misalnya, tidak kurang 119 masjid di seluruh nusantara yang ikut andil dalam merawat kecambah kemerdekaan yang baru seumur jagung. Dari timur ke barat, selatan ke utara ujung Indonesia, perlawanan masjid terhadap kolonialisme tidak kunjung padam.

Melihat fakta sejarah Indonesia, masjid memiliki peran strategis ketika bangsa Indonesia berjuang untuk Kemerdekaan RI, dan itu merupakan bukti nyata bagaimana peranan umat Islam ikut berjuang melawan penjajah. (arya, abidin, kholid)

Tags: Ahmad Mansyur SuryanegaraMasjid BaiturrahimMasjid IstqlalMasjid Syuhada
SendShare102Tweet64Share
ADVERTISEMENT
Previous Post

KH Hasyim Abbas, Tokoh NU Ini Ternyata Guru yang Sangat Dikenang oleh Ketua PW Muhammadiyah Jatim

Next Post

Ahmad Dahlan, Cucu KH Ahmad Dahlan yang Gugur dalam Pertempuran Pertahankan Kemerdekaan RI

Related Posts

Kader Qorimu Masjid Syuhada’ Wujudkan Generasi Cinta Al-Quran

Selasa 23 Agustus 2022 | 08:05
396

Kader QoriMu Masjid Syuhada' Wujudkan Kader Cinta Al-Quran (Salman Alfarisi/PWMU.CO) Kader QoriMu Masjid Syuhada' Wujudkan...

Alasan Spiritual Bung Karno Memilih Angka 17 untuk Bacakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945

Rabu 17 Agustus 2016 | 08:07
494

Bung Karno saat membacakan proklamasi Kemerdekaan RI pada 9 Ramadhan 1364...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Artikel Bahasa Inggris Guru Smamsatu Juara Kompetisi Menulis Nasional

    12129 shares
    Share 4852 Tweet 3032
  • Tim Debat Smamsatu Juara di Kompetisi Ini

    14373 shares
    Share 5749 Tweet 3593
  • KTA Muhammadiyah Bisa Dipesan COD

    1040 shares
    Share 416 Tweet 260
  • Puisi Berantai Meriahkan Gebyar Maulid Nabi di Spemdalas

    605 shares
    Share 242 Tweet 151
  • Saat Siswa Spemdalas Bahas 4 Pembiasaan Bisa Meraih Mimpi

    1013 shares
    Share 405 Tweet 253
  • Siswa Spemdalas Raih 2 Medali KSNR

    795 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Smamsatu Gelar Kajian Interaktif Semarakkan Maulid Nabi

    21600 shares
    Share 8640 Tweet 5400
  • Siswa Spemdalas Belajar Menjadi Pemandu Acara Kece

    698 shares
    Share 279 Tweet 175
  • Undang Dokter, Siswa Spemdalas Belajar Kesehatan Reproduksi

    970 shares
    Share 388 Tweet 243
  • Guru Spemdalas Ikuti Pelatihan bersama Direktur KPM

    1012 shares
    Share 405 Tweet 253

Berita Terkini

  • TK Aisyiyah 41 Menganti Ajarkan Cinta Kepada Rasulullah Rabu 4 Oktober 2023 | 13:09
  • Membatik bersama
    Membatik Bersama di Sekolah KarakterRabu 4 Oktober 2023 | 12:59
  • Perempuan Harus Jadi Seperti Bidadari di BumiRabu 4 Oktober 2023 | 11:39
  • Tabligh Akbar IPM Mamsaka Wujudkan Insan Berakhlakul KarimahRabu 4 Oktober 2023 | 11:25
  • Biro Jodoh
    Program Biro Jodoh Bikin Heboh Raker BKMMSRabu 4 Oktober 2023 | 11:21
  • ‘Senandung Petualangan’ Jadi Ikon HW BalongpanggangRabu 4 Oktober 2023 | 11:16
  • Sekolah Kreatif Ini Undang Kak Tobi Peringati Maulid NabiRabu 4 Oktober 2023 | 11:13
  • Noureen Aisha, Atlet Kempo Smamda Sukses di Kejuaraan Porprov JatimRabu 4 Oktober 2023 | 11:03
  • Kolaborasi Peringatan Maulid Nabi, SD Mutu dan SD Muda Kirab AkbarRabu 4 Oktober 2023 | 11:00
  • Siswa Smamda Coaching Clinic Pembuatan Film Pendek Rabu 4 Oktober 2023 | 10:51
ADVERTISEMENT

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In