PWMU.CO– Pasar Kapasan ditutup, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Surabaya M. Arif’an mendukung langkah cepat Pemkot mencegah penularan wabah Corona.
“Kami mendukung penutupan sementara Pasar Kapasan karena ada orang yang sudah positif Covid-19. Pasar garmen besar di Surabaya ini sebagai tempat berkerumun banyak orang potensi besar mempercepat penularan wabah Corona,” kata Arif’an di Posko MCCC Jl. Wuni Surabaya, Sabtu (4/4/2020).
Dikatakan, sterilisasi pasar dan penutupan semestinya dilakukan secara tegas oleh Pemkot Surabaya sejak wabah Corona mewabah. ”Masjid dan mushalla Muhammadiyah saja sudah banyak yang ditutup untuk menghindari kerumuman dan penularan Corona, mosok pasar, plaza, mall, tidak ada pengetatan,” tandas Arif’an yang juga sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya.
Pasar Kapasan ditutup sementara oleh Direktur PD Pasar Surya berdasarkan surat yang dikeluarkan Jumat (3/4/2020). Alasannya, karena ada orang yang sehari-hari berkegiatan di Pasar Keputran berstatus terconfirm positif Covid-19.
Demi kebaikan bersama antara pedagang, pembeli, dan pengunjung maka pasar ditutup selama minimal 14 hari terhitung sejak Sabtu, 4 April 2020. Surat ditandatangani tiga direktur PD Pasar. Yaitu Direktur Teknik Muhibuddin ST MT, Direktur Administrasi Keuangan Sutjahjo Amd SE Ak CA, dan Direktur Pembinaan Pedagang M. Taufiqurrahman SKP.
Jumat malam Pasar Kapasan langsung disemprot disinfektan oleh petugas. Kabar penutupan pasar ini tadi malam langsung menyebar ke sejumlah pedagang sehingga mereka berdatangan. Petugas pasar memberitahukan, pedagang tak perlu panik karena Sabtu siang bisa mengambil barang-barang dagangan untuk dibawa pulang.
Kompensasi untuk Warga Duafa
Arif’an memuji langkah Pemkot Surabaya yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan menutup sejumlah ruas jalan protokol mengurangi mobilitas warga dan memaksa berdiam di rumah.
Menurutnya ini sesuai UU No 6/2018 dan Peraturan Pemerintah. Tindakan yang bisa dilakukan dalam PSBB paling sedikit meliputi peliburan sekolah, tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiatan fasilitas umum.
”Masyarakat tidak perlu keluar rumah kalau memang tidak ada kepentingan yang sangat penting. Surabaya daerah zona merah dengan jumlah pasien Covid-19 terbesar di Jatim bisa dikurangi dengan social distancing,” ujarnya.
Menurut data lawancovid-19.surabaya.go.id jumlah pasien positif Corona 74 orang. Meninggal 4 orang dan sembuh 14 orang. Sementara Orang dalam Pantauan (ODP) 575 orang dan Pasien dalam Pantauan 221 orang.
Arif’an mengingatkan Pemkot bahwa pelaksanaan PSBB ada konsekuensi yaitu menjamin ketersediaan pangan warga kota selama berdiam di rumah. ”Terutama pedagang kecil, buruh angkut barang, tukang becak, PKL dan warga duafa yang rentan penghasilannya terhenti akibat PSBB,” tandasnya.
Cabang-cabang Muhamamdiyah di kecamatan, sambung dia, sudah ada yang bergerak membagikan sembako berupa beras, minyak, ditambah hand sanitizer untuk membantu warga miskin terdampak wabah Corona. ”Muhammadiyah melakukan semampunya. Pemkot dengan keuangannya yang besar tentu bisa berbuat banyak untuk rakyatnya,” tegasnya. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post