PWMU.CO – Dalam rangka kaderisasi Muballigh dan ulama, Majelis Tabligh (MT) PP Muhammadiyah mengadakan program Pendidikan Tahfizh dan Kewirausahaan, di Pusdiklat (Pusat Pendidkan dan Pelatihan) Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Desa Pasir Datar Caringin, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Program untuk mencetak kader Muballigh dan calon ulama yang mandiri itu sendiri, berdasarkan surat dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dengan nomor 14/II.0/B/2016 yang ditujukan kepada MPS PP Muhammadiyah dan MT PWM se-Indonesia dijadwalkan dimulai pada pertengahan bulan Muharram 1438 Hijiriyah mendatang. Rencanannya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung selama satu tahun penuh.
Pada angkatan pertama ini, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah hanya merekrut sebanyak 99 santri atau mahasiswa. Dengan rincian, 33 santri atau mahasiswa yang berasal dari utusan Panti Asuhan Muhammadiyah atau Aisyiyah yang direkomendasi Majelis Pembina Sosial (MPS) PP Muhammadiyah.
Sementara untuk sisanya, 66 santri atau mahasiswa berasal dari seleksi Majelis Tabligh PWM se-Indonesia. Nantinya ke-99 santri atau mahasiswa yang lolos seleksi dan diterima masuk dalam progran ini akan diberikan beasiswa pendidikan oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang bekerjasama dengan AUM dan majelis yang ada.
(Baca: UMSurabaya Berikan Beasiswa pada Tunadaksa dan Atlet dan UMSurabaya Tawarkan Beasiswa Kader Ulama)
Masih berdasarkan surat yang ditandatangani Wakil Ketua PP Muhammadiyah Risman Muchtar, Msi dan Wakil Sekretaris Drs Fakhrurrozi R Sultan MA, calon santri atau mahasiswa yang mendaftar harus memenuhi semua persyaratan. Pertama adalah diutamakan kader Muhammadiyah lulusan SMA/Aliyah Muhammadiyah dan anak asuh PAY Muhammadiyah/Aisyiyah (khusus Putra). “Berusia maksimal 25 tahun dan bersedia mengikuti pendidikan secara penuh, serta mendapat izin dan dukungan penuh dari orang tua,” tulis MT dalam edaran itu.
“Dengan mengikuti program ini secara penuh selama satu tahun, Insya Allah mereka akan siap kembali ke wilayah masing-masing menjadi kader Muballligh atau calon ulama dan memulai berwirausaha untuk menjadi Muballigh yang mandiri,” tutup surat edaran itu. (aan)