SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Jumat, Juni 13, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Feature

Bey Arifin: Buka Kedok Pendeta Yusuf Roni

Selasa 5 Mei 2020 | 10:34
in Feature
45.7k 3.4k
0
15.7k
SHARES
49.1k
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Bey Arifin: Buka Kedok Pendeta Yusuf Roni ditulis untuk mengenang dai fenomenal Surabaya yang juga tentara, penulis, dan kristolog.
Bey Arifin (Foto Siapa & Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur Jilid II)

Bey Arifin: Buka Kedok Pendeta Yusuf Roni ditulis untuk mengenang dai fenomenal Surabaya yang juga tentara, penulis, dan kristolog.

PWMU.CO – KH Bey Arifin bukanlah tokoh Mu­hammadiyah jika ukurannya adalah ke­ter­­libatan aktif dalam jenjang kepemim­pi­nan Muhammadiyah. Sebab, latar bela­kangnya sebagai tentara saat itu tidak me­mungkinkannya terlibat dalam organi­sasi kemasyarakat lainnya.

Meski demikian, de­dikasinya terhadap Persyarikatan tidak bisa diragukan lagi, bahkan bisa dikata se­ba­gai pelopornya. Pada masa awal pen­dirian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim dari Konsul, dia menjadi salah satu rujukan bertanya warga Muhammadiyah dalam masalah keagamaan.

Jejak Bey Arifin dalam kegiatan dakwah Muhammadiyah secara otentik terekam sejak tahun 1952. Nama Bey Arifin juga tercatat sebagai salah satu bagian dari keluarga besar Muhammadiyah. Dia tercatat sebagai Ketua Panitia Bagian Penyiaran Peringatan 40 tahun Muhammadiyah dan 31 tahun Muhammadiyah Cabang Surabaya.

Hasil dokumentasinya yang diabadikan dalam buku setebal 100 halaman itu menjadi salah satu rujukan pen­ting tentang perkembangan Muhammadiyah Jatim.

Selain itu, buku itu juga memudahkan generasi keki­nian dalam menelusuri jejak-jejak Muhammadiyah periode awal maupun para tokohnya. Sebab, selain memuat ragam nama yang membesarkan Muhammadiyah Surabaya, juga memuat ragam foto serta cerita kegiatan yang dilakukannya.

Kerja Bey itu menjadi semacam salah satu “jembatan” terpenting dalam merangkai ketersambungan sejarah Muhammadiyah di Surabaya.

Jejaknya dalam mendakwahkan paham pembaruannya juga sangat terlihat saat Muhammadiyah menyelenggarakan shalat Idul Fitri di Lapangan Tambaksari pada 1952. Sebab, tidak ha­nya warga Muhammadiyah yang mengikutinya, tetapi juga para “tentara” dan juga murid Akademi Angkatan Laut (AAL) yang datang secara bergelombang dengan truk dan bus.

Kebiasaan para tentara berjamaah shalat Id bersama warga Muhammadiyah di lapangan terbuka ini berlangsung hingga beberapa tahun kemudian. “Mungkin juga karena peran almarhum Bey Arifin dalam memobilisir para tentara tersebut,” kata Ketua Panitia Shalat Idul Fitri Muhammadiyah Pacar Keling tahun 1958, A. Latief Malik.

Setelah itu, nama Bey Arifin memang jarang terdengar ki­prahnya dalam kepemimpinan Muhammadiyah. Bukan mengapa, tapi Bey adalah prajurit aktif yang tidak memungkinkan untuk aktif di luar kesatuannya.

Penulis Produktif

Lebih dari pada itu, Bey tampaknya me­mang benar-benar berkonsentrasi penuh pada bidangnya se­bagai mubaligh. Berbeda dengan juru dakwah lainnya, Bey me­mang punya keistimewaan tersendiri. Dakwahnya tak hanya lewat lisan, tetapi juga aktif menerjemah dan menuangkan gagasannya dalam buku.

Tepat pada tahun 1940, selain tulisannya yang tercecer di berbagai media massa, dia sudah mengarang 47 buku. Di antaranya adalah Samudra Al-Fatihah, Mengenal Tuhan, Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, Hidup sesudah Mati.

Ada juga Kerugian Dunia karena Kemunduran Umat Islam, Rahasia Ketahanan Mental, Kehidupan para Sahabat Rasulullah SAW, Dinamika Iman, dan lain-lain.

Selain mengarang dan menerjemah buku, Penasehat Yayasan Masjid al-Falah periode pertama ini juga mendapat honor dari kaset-kaset rekaman ceramahnya.

Lazimnya warga Muhammadiyah yang banyak sepaham de­ngan Syaikh Abdul Wahab dalam pemurnian akidah, Bey Arifin juga mengidolakan tokoh ini. Bersama rekan-rekannya selaku rohaniawan di Kodam VII Brawijaya, Bey menerjemahkan Kitab Tauhid Syaikh Abdul Wahab dan diterbitkan oleh PT Bina Ilmu Surabaya.

Kitab Tauhid itu dengan jelas-jelas memampangkan nama Muhammad bin Abdul Wahhab dengan nama kitabnya Ma’a ‘Aqidatis Salaf Kitabut Tauhid alladzi Huwa Haqqullahi ‘alal ‘Abid. Terjemahan Indonesianya: Bersihkan Tauhid Anda dari Noda Syirik.

Pujian dari Universitas McGill Kanada

Samudra Al-Fatihah dan Rangkaian Cerita dalam Al-Quran, membuat profesor di Institut Studi-studi Islam Universitas McGill di Montreal, Kanada, Howard M. Federspiel, memasuk­kan Bey Arifin sebagai salah satu tokoh terkemuka dari ulama yang mengkaji secara serius tentang al-Quran.

Salah satu keistimewaannya menurut temuan Federspiel, ternyata karya Bey Arifin menjadi bacaan yang diminati dua “kelas” berbeda: masyarakat awam dan kaum terpelajar.

Selain itu, berdasarkan ayat-ayat al-Quran, Bey Arifin mampu menjelaskan secara detail bagaimana dekatnya hubungan antara tidur dan mati. Dia melukiskan persamaan antara orang tidur dan yang mati.

Orang yang tidur dihidupkan kembali (bangun tidur), sedang yang mati pun dihidupkan kembali di alam abadi untuk menjalani perhisaban dan pembalasan tentang kebaikan dan kejahatan yang dilakukan semasa bangunnya.

Orang yang sudah ditidurkan selama-lamanya itu pun, menurut Bey berdasar ayat kitab suci, disebutkan seakan-akan bangun tidur ketika tiba di alam akhirat. “Tidur adalah saudara mati,” kata Bey Arifin.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Tak Pernah Pensiun Berdakwah

Muballigh kelahiran Bukittinggi, 26 September 1917 itu seolah tak kenal pensiun dalam berdakwah. Fisik yang tua memang mengharuskannya istirahat dari pekerjaan, tetapi ia tak membuatnya jera untuk terus berhidmat di mimbar dakwah.

Bahkan, saat kondisi fisik kian renta, hari-harinya tetap saja dipenuhi jadwal memberi ceramah. Meski dia harus memenuhi jadwal ceramah dengan cara duduk sekalipun, para jamaah tak sedikit pun berkeberatan berjam-jam mendengarkan tutur bijak Bey Ariin.

Selama 25 tahun terakhir sebelum wafat, Bey Arifin lebih ba­nyak membawakan ceramah agama bertema ketuhanan. Te­ma ini, menurutnya, adalah dasar utama dalam kehidupan ber­masyarakat.

Ketika korupsi pada zaman itu sudah menjadi pembicaraan hangat pun, Bey memandangnya akan tetap selesai jika pondasi ketuhanan seseorang sudah mapan. “Soal korupsi itu kecil. Kalau orang sudah menjalankan syariat agama, dia tak akan melakukannya,” katanya dalam kutipan di berbagai media.

Sebelumnya, lulusan Islamic College Padang (1938) ini juga sering membawakan ceramah bertemakan masalah yang hangat dan disukai umat. Dia mengenang ceramah akbar di masjid Al-Irsyad, Surabaya, 1954. Karena temanya pas, Bey bisa mengetuk hati ribuan massa yang hadir untuk mengumpulkan dana pembangunan masjid.

Hasilnya, terkumpul Rp 77 ribu, cukup untuk membangun Masjid Mujahidin, di Perak, Surabaya. Selain berbuah masjid, ia terus berkembang dengan lahirnya lembaga pendidikan dengan nama yang sama.

Ngajar FK Unair tanpa Teks

Bey Arifin yang juga dosen agama Islam di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, tak pernah membawa teks ketika berceramah. “Sudah hafal. Ada semua di kepala,” katanya.

Tapi dia membawa buku catatan, yang biasanya berisi garis besar tema. Sumber dakwah yang dibawakannya selalu ayat al-Quran dan a-adits, serta sejumlah kitab dan buku agama.

Pengalaman paling menarik baginya sebagai juru dakwah adalah saat berceramah di Ujungpandang (kini Makassar) pada 1969. Dalam pengajian akbar itu ternyata umat yang datang membeludak hingga mencapai seratus ribuan orang.

Tema yang dibawakannya sebenarnya cukup sepele: bagaimana keluar-masuk WC. Namun, meski materi ringan, ternyata respon pengunjung sungguh luar biasa. Sebab, selama dua setengah jam, pengunjung tetap betah mendengarkannya tanpa beranjak dari tempat.

Buka Kedok Pendeta Yusuf Roni

Kekayaan akan khazanah ketauhidan menghantarkan Bey Arifin menjadi salah satu legenda kristologi Jawa Timur. Bersama pakar-pakar Kristologi di Indonesia seperti M. Arsjad Thalib Lubis, Abdullah Wasi’an, Hamka, Bahaudin Mudhary, dan Irene Handono, Bey Arifin semakin konsen untuk meneliti dan mengkaji ajaran Nasrani.

Dalam bidang Kristologi, namanya moncer seiring dengan kasus pelecehan agama di Gereja Protes­tan Indonesia bagian Barat (GPIB) Maranatha Surabaya yang dilakukan Pendeta Kernas Abubakar Masyhur Yusuf Roni.

Dalam ceramah pada tahun 1974, sang pendeta mengaku-aku sebagai mantan kiai, alumnus Universitas Islam Bandung, dan pernah menjadi juri Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional.

Dalam ceramahnya itu, sang pendeta menafsirkan ayat-ayat al-Quran secara serampangan, dan kaset rekaman ceramah itu juga diedarkan secara luas kepada umat Islam.

Akhirnya pendeta itu diajukan ke sidang dan dihadang oleh Bey Arifin. Oleh Bey, dilakukanlah tes kepada Yusuf Roni de­ngan disuruh membaca surat al-Fatihah. Ternyata Yusuf Rani banyak sekali kesalahannya hingga membuka borok kebohong­annya.

“Jika dia membaca ayat tersebut di depan anak-anak kelas 5 SD Mujahidin, ini pasti anak-anak tersebut akan me­ngoreksinya,” kata Bey saat itu.

Berawal dari tes ini pula terbuka berbagai kebohongan lainnya sang pendeta. Pengakuannya sebagai mantan kiai, alumnus Universitas Islam Bandung, maupun juri MTQ internasional hanyalah bualan untuk melecehkan umat Islam, karena dia ter­nyata tidak bisa membaca al-Quran.

Dengan kebohongannya itu, Pendeta Pembohong Yusuf Roni diganjar penjara 7 tahun di Kalisosok, Surabaya. Cerita itu kemudian diabadikan dalam buku Bey Arifin Kontra Yusuf Roni.

Kajian Kristologi menunjukkan tren polemik sebagaimana terjadi pada sepuluh abad lalu. Karya-karya yang ditulis oleh para ahli Kristologi adalah upaya-upaya untuk menjawab kritikan terhadap Islam atau untuk menyerang keyakinan Kristiani.

Selain Bey Arifin Kontra Yusuf Roni, buku Bey yang membahas masalah kristologi, dan dijadikan rujukan perbandingan agama adalah Dialog Islam Kristen dan Maria Yesus dan Muhammad.

Anaknya Ditembak Pejabat Militer

Hingga akhir hayatnya, Bey berdomisili di Jalan Sumatera, Surabaya. Pada akhir masa tuanya, tiba-tiba pada tahun 1992 salah anak laki-lakinya ditembak oleh anak seorang pejabat militer dalam sebuah “cekcok”.

Entah kenapa kasus yang melibatkan anak Pangdam—yang kemudian hari jadi Kepala Staf Angkatan Darat–ini tiba-tiba dipetieskan. Sementara keluarga Bey ditekan harus menerima perjanjian damai. Tekanan memaksa keluarga KH.Bey Arifin menerima kondisi tersebut dan keadilan dunia tetap saja milik penguasa.

Legenda dai ini meninggal dunia pada 30 April 1995, dan dimakamkan di Pemakaman Ngagel Surabaya. Pernikahannya dengan Zainab (wafat 1998), membuahkan 12 putra-putri: Partiwi, alm. Ratna Wilis, Yawmi, Raunas Sayum, alm. Nurhayati (2008), Mohammad, alm. Muh. Hanif (1992), Hunaifa, Muhibbudin, Arinil Haq, alm. Ahmad Urfi (1996), dan Affan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tulisan berjudul asli Bey Arifin (1917-1995) Legenda Da’i Tanah Air ini dimuat ulang PWMU.CO atas izin Penerbit: Hikmah Press dari buku Siapa & Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur Jilid II, Editor Nadjib Hamid, Muh Kholid AS, dan MZ Abidin, Cetakan I: 2011.

Tags: Bey ArifinBiografi Bey ArifinBuku-Buku Bey ArifinDa’i MuhammadiyahKristolog SurabayaNadjib HamidPendeta Yusuf RoniSamudera Al-FatihahSiapa & Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timurtokoh MuhammadiyahTokoh Muhammadiyah Jatim
SendShare6290Tweet3931Share
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ADVERTISEMENT

Related Posts

Muhammadiyah Sendangagung
Kabar

Tokoh Muhammadiyah Sendangagung Turut Membersamai Prosesi Penyembelihan Hewan Kurban di Masjid An-Nur

Minggu 8 Juni 2025 | 01:27
203
Dja’far Rohim: Guru, Pedagang Antar Pulau dan Ketua Majelis P dan K PDM Lamongan
Kolom

Dja’far Rohim: Guru, Pedagang Antar Pulau dan Ketua Majelis P dan K PDM Lamongan

Rabu 14 Mei 2025 | 07:41
262
Abdul Wachid Syahid: Guru Pelopor Berdirinya PRM dan Shalat Idul Fitri di Lapangan
Kolom

Abdul Wachid Syahid: Guru Pelopor Berdirinya PRM dan Shalat Idul Fitri di Lapangan

Rabu 7 Mei 2025 | 16:29
46
Muhammadiyah Terus Bergerak Walau Tokohnya Silih Berganti
Headline

Muhammadiyah Terus Bergerak Walau Tokohnya Silih Berganti

Jumat 27 September 2024 | 09:45
58
Bergerak dengan Impian
Opini

Bergerak dengan Impian

Rabu 24 Juli 2024 | 08:17
31
Peringatan Harganas ke-31, Menko PMK: Keluarga Penentu dan Kunci Kemajuan Negara
Kabar

Peringatan Harganas ke-31, Menko PMK: Keluarga Penentu dan Kunci Kemajuan Negara

Minggu 30 Juni 2024 | 11:00
27

Terpopuler Hari Ini

  • Penggratisan SD-SMP Swasta, Ini Kata Kepala Spemma Surabaya

    236 shares
    Share 94 Tweet 59
  • Kepala Sekolah sebagai Motor Penggerak Hizbul Wathan di Sekolah Muhammadiyah

    304 shares
    Share 122 Tweet 76
  • Haedar Nashir Terkait Penggratisan SD-SMP Swasta: Jangan Sampai Matikan Peran Sekolah Swasta

    1232 shares
    Share 493 Tweet 308
  • Karena Kasih pada Seekor Burung

    236 shares
    Share 94 Tweet 59
  • Mahasiswa PAI Umsida Belajar Pendidikan Luar Sekolah di Bayt Al Fath Tanggulangin

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Ketua PRM Singkul: Tikus Ikut Sukseskan Pengajian Akbar Muhammadiyah Cabang Laren

    47 shares
    Share 19 Tweet 12
  • Seleranya Tinggi, Muhammadiyah Laren Rutin Hadirkan Tokoh Pimpinan Pusat

    37 shares
    Share 15 Tweet 9
  • Ini Format Lanjutan Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2025

    31 shares
    Share 12 Tweet 8
  • Tiga Mahasiswa Muhammadiyah Membawa Timnas Melaju ke Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

    31 shares
    Share 12 Tweet 8
  • SNBT 2025 Diumumkan, Smamda Surabaya Torehkan Prestasi Membanggakan

    1348 shares
    Share 539 Tweet 337

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358747 shares
    Share 143499 Tweet 89687
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232987 shares
    Share 93195 Tweet 58247
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231093 shares
    Share 92437 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171530 shares
    Share 68612 Tweet 42883
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122379 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122279 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim