PWMU.CO – Menulislah, tidak perlu malu. Justru kita harus malu ketika tidak mempunyai tulisan. Hal itu disampaikan Founder Institut Talenta Pena (ITP), Hitta Alfi Muhaimmah MPd saat Pelatihan ITP Menulis II, pekan ke-3 secara daring (dalam jaringan), Ahad (10/5/20).
Mengutip tulisan seorang motivator Ngainun Naim, dia menyampaikan seorang penulis itu seharusnya sudah selesai dengan dirinya. Seseorang ketika menulis, kata dia, harus dilandasi oleh keikhlasan.
“Tidak ada pamrih dan motif material yang melandasi. Jika pun mendapatkan materi dari penulisan yang dilakukan, itu sebagai konsekuensi, bukan tujuan utama,’’ ujarnya.
Hitta menjelaskan, para penulis pemula umumnya dihinggapi persoalan-persoalan psikologis saat hendak menulis. Misalnya rasa takut, malu, tidak percaya diri, merasa tulisan belum bagus, dan sejumlah alasan lainnya.
Menurutnya, jika persoalan semacam ini terus dipelihara, maka yakinlah seumur hidup anda tidak akan berhasil menulis. “Anda akan tetap merasa belum memiliki tulisan yang layak sebagaimana imajinasi Anda. Padahal, tulisan yang layak itu lahir dari keberanian. Ya, keberanian untuk terus menulis,’’ tuturnya.
Pentingnya Proses dalam Menulis
Ia menambahkan, tidak ada penulis yang menghasilkan karya awal langsung bagus, semua melalui proses. “Penulis awal itu wajar jika tulisannya masih perlu pembenahan di sana-sini. Jika ingin langsung bagus, yakinlah tidak ada,” tegasnya.
Hitta mengatakan, semua yang mengerti dunia menulis sangat paham akan pentingnya proses dalam menulis. “Tidak ada rumusnya, orang bisa menulis dengan hanya berpikir. Keterampilan menulis itu harus diasah dengan menulis sesering mungkin,” kata perempuan kelahiran Gresik ini.
Semakin kita sering menulis, lanjutnya, semakin bagus tulisan kita. Tetapi jika kita tidak pernah menulis, jangan pernah berpikir bahwa kita akan bisa menulis.
Penulis 12 buku ini menegaskan tidak ada penulis langsung menghasilkan karya yang bagus. ‘’Semua perlu proses, penulis yang besar, bermula dari penulis kecil. Tulisan yang bagus, lahir dari praktik menulis yang dilakukan secara rutin,’’ tegasnya.
Hitta juga memotivasi, bagaimana bisa menghasilkan tulisan yang bagus jika baru membuat artikel satu atau dua kali saja? ’’Jadi hilangkan seluruh hambatan psikologis. Menulislah saja, tidak usah malu. Anda seharusnya malu jika tidak punya tulisan,’’ ajaknya.
Selamat Menulis! (*)
Penulis Musyrifah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.