PWMU.CO –15 elemen masyarakat Kota Malang membuat kesepakatan untuk mendampingi dan mengupayakan kesembuhan bagi penderita Tuberculosis (TB) dan TB RO. Salah satu partisipan pada gerakan tersebut adalah mereka yang pernah merasakan pendampingan dari PDA dalam program TB Care. Mereka kemudian membentuk komunitas yang disebut PANTER (Pantang Menyerah).
“Kami tidak bisa berjalan sendiri untuk mencari kesembuhan dan tidak bisa pula menghadapi sinisme masyarakat tanpa sentuhan kasih sayang ‘Aisyiyah,” kata Saiful ketua PANTER.
Dalam kesepakatan itu, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Malang juga turut terlibat. Koordinator Program TB Care Nenny Roostrianawati mengatakan, upaya kerjasama dengan berbagai pihak perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar penanganan TB dan TB RO lebih cepat dan tepat.
(Baca: Dengan Kursi Roda, Sesepuh Ini Hadiri Konsolidasi Aisyiyah untuk Beri Motivasi dan SD Aisyiyah Malang Dipenuhi Isak Tangis. Apa yang Sebenarnya Terjadi?)
”Dengan banyaknya elemen masyarakat yang bekerja sama, maka akan menambah banyak tenaga. Baik sumbangan tenaga secara fisik maupun sumbangsih pemikiran,” kata Nenny.
Berbagai komunitas tersebut memiliki visi yang sama. Sehingga mereka pun bersepakat untuk bersatu menangani TB. Gerakan kepedulian itu diberi nama Sinergi Malang Sehat (SMS). Dan, yang terpilih menjadi ketua adalah Aminah Asminingtyas yang saat ini juga menjabat Komisioner KPUD Kota Malang.
Ketua PDA Kota Malang Dra Hj. Sri Herawati menyampaikan sinergi ini adalah sinergi kebaikan. Langkah ini merupakan bagian dari gerakan dakwah dan dakwah jamaah dalam prinsip saling tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa. Salah satunya melalui kepedulian di bidang kesehatan.
“Kami berharap KMP TB/ RO SMS ini menjadi wadah pemberantasan tuberculosis di kota Malang yang bergerak secara sistematis, efektif dan terencana,” harapnya. (lifah/ilmi)