PWMU.CO – Saat Abdul Mu’ti berbalas pantun di Purnawidya XI Virtual SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, suasana menjadi lebih gayeng, meski dalam layar Zoom, Sabtu (20/6/20).
Abdul Mu’ti berbalas pantun dengan dua pembawa acara, Ahmad Muzaki dan Athiq Amiliyah. Sebelumnya, setelah prosesi purnawidya, Ahmad Muzaki mengawali menyapa para hadirin dengan parikan khas Jawa Timuran. Sesekali, rekannya, Athiq Amiliyah memberi sahutan di sela parikan.
Tuku dawet nang pasar kroman (adohe Cak)
Numpak dokar oleh siwalan (enak iku Cak, siwalan)
Hei Purnawidyawati-Purnawidyawan
Kulo aturaken selamet atas kelulusan
Lalu kedua pembawa acara tersebut mengucapkan selamat untuk semua purnawidyawan dan purnawidyawati. Athiq Amiliyah kemudian melantunkan parikan kedua.
Purnawidyawan-Purnawidyawati
Bahagia berseri di hari kelulusan (so pasti ustadzah)
Eh jangan sombong, jangan lupa diri
Tetap tawadhu dalam menempuh pendidikan
Usai melantunkan parikannya, Athiq Amiliyah berharap anak-anak tidak lupa dengan guru dan almamaternya. Lalu Ahmad Muzaki melantunkan parikan ketiga.
Menetes lirih air mata di pipi (waduh)
Mengingat kawan akan berpisah.
Jangan menangis, jangan bersedih
Semoga kita bisa bertemu di kesuksesan selanjutnya.
Ahmad Muzaki menyampaikan, momen ini jangan dijadikan akhir, tapi jadikan awal untuk bertemu di kesuksesan selanjutnya.
Pantun Balasan Abdul Mu’ti
Parikan oleh dua pembawa acara tersebut ternyata menarik perhatian Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Abduk Mu’ti MEd. Di awal ceramahanya, ia pun memberikan pesan nasihat untuk semuanya dengan pantun.
Sebelum berpantun, Abdul Mu’ti mengatakan, mudah-mudahan purnawidya virtual ini tetap menjadi sesuatu yang sangat memorable dan berkesan bagi anak-anak sekalian. “Saya kira semangatnya tidak kalah dengan kalau kita wisuda secara tatap muka,” ujarnya.
Ia lalu berpantun:
Burung dara, burung tekukur
Terbang rendah di atas sawah
Apabila kita pandai bersyukur
Hidup tenang, sukses, dan berkah
Dalam momen tersebut, Abdul Mu’ti mengajak anak-anak, para orangtua, dan semua hadirin untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah. Di dalam al-Quran, lanjutnya, kita diberikan tuntunan bagaimana agar menjadi hamba Allah yang bersyukur.
Dia lalu mengutip doa Nabi Sulaiman yang diabadkan dalam Surat an-Naml ayat 19:
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
Ia menjelaskan, “Ya Allah berikanlah aku kekuatan, keteguhan untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada orangtuaku, dan agar aku senantiasa menjadi hambaMu yang beramal salih, yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku ke dalam golongan hamba-hambaMu yang salihin.”
Kerja Keras, Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas
Ia kemudian menantang pembawa acara untuk membalas pantunnya. Pantun keduanya sesuai dengan suasana Kecamatan Manyar, di mana Abdul Mu’ti sering datang ke Manyar.
Anak petani menanam padi
Tak kenal lelah kerja di ladang
Bila berbakti pada Ilahi
Hidup mudah, karir cemerlang
Menurutnya, pantun tersebut sesuai dengan moto SDMM, yaitu berakhlak dan berprestasi. Abdul Mu’ti mengaku belum lengkap jika tak ada pantun bertema Gresik. “Gresik ini adalah kota yang paling sering saya kunjungi,” ungkapnya.
Jalan-jalan ke Kota Gresik
Sarapan krawu, lauknya tahu.
Persiapkan masa depan terbaik
Dengan iman, akhlak, dan ilmu.
Karena itulah, Abdul Mu’ti mengaku menikmati betul bagaimana keceriaan guru-guru yang menyanyi dalam video yang diputar pada Zoom. “Tadi saya kira itu lagunya lagu pop, saya sempat mau niru menyanyi. Itu lagunya termasuk saya gemari. Tapi ternyata tadi syairnya dibuat sedemikian rupa untuk pesan-pesan wisuda untuk anak-anak sekalian,” jelasnya senang.
Abdul Mu’ti juga ikut bersyukur dan bangga dengan prestasi yang diraih SDMM. Dan tentu, kata dia, PP Muhammadiyah sangat berharap akan ada lebih banyak lagi sekolah Muhammadiyah yang kualitas dan prestasinya bisa menyamai SDMM ini.
Ia menyadari hal itu tentu bukan sesuatu yang mudah. Menurutnya, dibutuhkan kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas dari seluruh jajaran Muhammadiyah, khususnya kepala sekolah beserta seluruh dewan guru di SDMM.
Secara pribadi dan atas nama PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti selamat atas semua prestasi yang diraih dan terima kasih atas segala dharma baktinya, dedikasi yang luar biasa dalam memajukan SDMM. “Dan dalam lingkup yang lebih luas lagi, mencetak generasi yang unggul, hebat, yang nanti akan menjadi penerus perjuangan kita dan generasi yang nanti tampil sebagai pemimpin umat dan bangsa,” tegasnya.
Muhammadiyah Jadi Pilihan Mitra Orangtua
Secara khusus, Abdul Mu’ti juga menyampaikan selamat kepada orangtua wali siswa dan sekaligus terima kasih telah mempercayai Muhammadiyah khususnya SDMM sebagai mitra untuk mendidik anak-anak. “Kami melihat dari sambutan orangtua wali tadi bagaimana sinergi, kerja sama, dan komunikasi yang baik yang selama ini sudah terbangun dengan sangat luar biasa,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dalam pesan dan kesan orangtua, ada pernyataan selama enam tahun belajar di SDMM, anak-anak tidak pernah mengeluh, semuanya ceria, berbahagia. “Dan ini saya kira adalah bagian dari prestasi yang tentu harus kita tingkatkan lagi pada masa-masa yang akan datang,” ujarnya.
Pantun terakhirnya sengaja dibuat bertema SD Muhammadiyah Manyar.
Dari Surakarta ke Karanganyar
Jangan lupa ke Tawangmangu.
Kami bangga SD Muhammadiyah Manyar
Sekolah kreatif, unggul, dan maju.
Membalas pantun Abdul Mu’ti, pembawa acara Ahmad Muzaki melantunkan lagu Betawi dalam pantunnya.
Burung dara, burung merpati
Terbang tinggi ya Tuan ke angkasa
Saya bernyanyi dan berterima kasih
Atas motivasi Pak Mu’ti ya tuan, yang sangat berguna
Asyik, ya saat Abdul Mu’ti berbalas pantun! (*)
Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.