PWMU.CO – Momentum Hari Tasyrik dimanfaatkan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukolilo, Kota Surabaya untuk melakukan penguatan dan pemantapan kader. Sebanyak 60 peserta mengikuti kegiatan kaderisasi yang diadakan, di Pondok Modern Alfirdaus Paket, Kota Surabaya.
Selama dua hari (13-14/9), puluhan peserta yang tidak lain adalah kader Persyarikatan Muhammadiyah setempat inipun digembleng dengan beragam materi. Dengan seksama dan dengan penuh antusias, peserta dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), guru dan pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) mengikuti salah satu materi yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muhammad Arifin.
(Baca: Dakwah Terpadu untuk Latih Kesalehan Sosial dan Eks PSK Jadi Tercerahkan dengan Ngaji Bersama Muhammadiyah)
Dalam kesempatan itu Arifin menyampaikan materi tentang penguatan peran Muhammadiyah, serta bahaya dari penyalahgunaan Narkoba. Arifin menyampaikan, Persyarikatan Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi, berkembang begitu pesat. Sejarah pun mencatat, Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki amal usaha terbanyak di dunia, terutama di bidang pendidikan dan sosial.
Lebih lanjut Arifin mengingatkan bahaya proxy war (perang keterwakilan, red). Perang tersebut, lanjut Arifin dipicu salah satu amunisinya adalah perkembangan teknologi dan informasi. Untuk itu kader Muhammadiyah harus ikut andil dalam proxy war yang terjadi sekarang ini.
(Baca: Dakwah Khusus Muhammadiyah Jatim dalam Pencegahan Terorisme dan Untuk Apa Saldo Kas Masjid Ratusan Juta jika Jamaahnya Melarat)
”Jangan sampai kader Muhammadiyah hanya menjadi penonton saja dalam proxy war. Sehingga kader Muhammadiyah menjadi korban dari perang modern ini,” katanya, Rabu (14/9).
Dalam kesempatan yang sama Arifin juga mengingatkan, tentang bahaya dari penyalahgunaan narkoba yang semakin hari semakin merajarela di masyarakat. Bahkan sudah menyasar kepada anak-anak. (aan)