PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) adalah ujung tombak Pesyarikatan. Agar bisa berkembang, PRM dituntut melaksanakan 3 pola manajemen yaitu menggembirakan, menyelesaikan masalah tanpa masalah, serta efektif dan efisien.
“Pengelolaan PRM itu harus menggunakan managemen yang mengembirakan dan menggairahkan, agar umat bisa tertarik hatinya. Jangan sedikit-sedikit bidah, nanti umat akan lari,” demikian Wakil Ketua Pimpinan wilayah Muhamadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid saat menghadiri Rapat Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wiyung di Hotela Narita, Surabaya, Sabtu (17/9).
(Baca: Jika Tak Kreatif Muhammadiyah Akan Gulung Tikar dan Inilah 5 Ciri Islam Berkemajauan)
PRM, ujar Nadjib, juga harus hadir di tengah masyarakat untuk menyelesaikan masalah umat. “Masalah-masalah yang menimpa umat harus dihadapi dengan pendekatan ‘penyelesaian masalah tanpa masalah’,” tutur dia. Menurut mantan Komisioner KPU Jatim itu, banyak masalah yang sedang dihadapi masyarakat, termasuk sulitanya kondisi ekonomi mereka.
“Problem-problem real ini hendaknya dijadikan lahan dakwah PRM. “Jangan sampai masyarakat Muslim kecil terjerat rentenir atau diiming-imingi para misionaris,” pesan Nadjib yang juga berharap bahwa PRM harus mampu menerapkan manajemen Persyarikatan yang efektif dan efisien.
(Baca juga: Agar Lebih Berdaya, Ranting Harus Punya Keunggulan dan Inilah Ranting Baru Penuh Inovasi Gerakan Dakwah)
Nadjib menambahkan, sebagai organisasi Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah harus mendorong warganya agar memiliki pola pikir yang berkemajuan pula. “Siapapun dia, jika memiliki pola pikir berkemajuan maka termasuk Muhammadiyah, meskipun belum memiliki Nomer Baku Muhammdiyah (NBM) (atau KTA, Kartu Tanda Anggota, red),” ujarnya.
Tapi juga harus dipahami, tambah Nadjib, bahwa meskipun nomer NBM kecil (sudah lama menjadi anggota, red) tapi jika pola pikirnya belum berkemajuan maka sesungguhnya dia belum ber-Muhammadiyah.
(Baca juga: Semarak Kegiatan Ranting Muhammadiyah Ini Berasa Agenda Daerah dan Ketika Para “Pejuang Kemerdekaan” Bermusyawarah di Sebuah Ranting Muhammadiyah Surabaya)
Senada dengan Nadjib, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, H Zayyin Chudlori mengatakan, Muktamar Muhammadiyah di Makassar telah menegaskan bahwa PRM adalah ujung tombak program-program Persyarikatan. “Maka PRM harus berdaya dan bergairah,” ujarnya.
Untuk menjawab tantangan itu, Ketua PRM Jajartunggal Fery Yudi Antonius Saputro telah menyiapkan berbagai program untuk kepemimpinan periode 2015-2020, yang meliputi bidang ekonomi, dakwah kemasyarakatan (tabligh), dan pelayanan sosial. “Untuk internal, kami juga telah menyiapkan program perkaderan dan penguatan organisasi,” ujarnya kepada pwmu.co, Senin (19/9) siang. (MN)