Masuk Surga Lebih Gampang Jika Punya Uang tulisan Ali Murtadlo, jurnalis senior tinggal di Surabaya.
PWMU.CO-”Uang itu sumber masalah”
”Ojo kepincut dunyo!”
”Money is the root of all evil”
Mengapa kita berpikir negatif terhadap uang? Mengapa uang dikatakan sumber masalah? Inikah yang menyebabkan umat kurang termotivasi untuk memiliki etos kerja? Kurang kerja keras?
Cobalah berangkat kerja pagi sekali, nanti ada saja yang mengomentari. Begitu pula, kalau pulang terlalu larut, juga ada saja komentarnya. Intinya, golek opo (cari apa), ngaya banget (kerja keras banget). Koyok duit digawa mati ae (seperti uang dibawa mati saja).
Setali tiga uang dengan penceramahnya. Sebagian besar masih saja kita dengar kecaman kepada para pencari uang, pencari nafkah. Terutama selalu dikaitkan dengan jika waktunya hanya untuk kerja kerja kerja, kapan beribadahnya.
Selalu yang disebut beribadah itu merujuk kepada tempat ibadah, membaca kitab suci dan sejenisnya. Jarang kita dengar sesungguhnya kerja itu sendiri adalah beribadah. Al-Quran yang memerintahkannya. iqmalu fasayarallah ‘amalukum…bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu. At-Taubah 105.
Itulah yang disentil oleh konglomerat muslim Chairul Tanjung, bos CT Corp, kepada para ulama saat diundang memberikan ceramah oleh MUI. ”Kalau umat Islam sekarang seperti ini, yang bertanggung jawab adalah para ulama. Karena ceramah-ceramahnya selalu membahas akhirat akhirat akhirat. Siksa kubur siksa kubur melulu. Kapan membahas bahwa umat ini harus sukses akhiratnya melalui sukses dunianya,” kata Bos Trans Media, Trans Studio, dan Bank Mega ini. Karena sentilannya yang menohok ini, CT justru dijadikan wakil ketua Dewan Pembina MUI.
Ayat Etos Kerja
Tak hanya CT yang mengingatkan tentang sisi lemahnya umat di bidang ekonomi. Juga Syech Amir Syakib Arsalan, ulama Libanon yang mengarang buku Limadza taakharal Muslimun, walimadza taqoddama ghoiruhum (Mengapa Umat Islam mundur, dan mengapa umat selainnya maju).
Salah satunya, kata Arsalan, umat melupakan ayat-ayat etos kerja. Ini di antaranya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu berusaha mengubahnya sendiri (ar-Ra’du 11).
Mari mengubah nasib kita. Jangan takut mencari uang. Tiada yang salah dari uang. Dia bukan akar semua kejahatan (root of all evil). Ia netral. Tergantung penggunanya. Kita diminta bijak mengaturnya dengan pedoman 1:1:1.
Satu untuk keperluan hidup sehari-hari, satu untuk ditabung, satu untuk diinfakkan. Amal jariyah. Itulah harta yang berkah yang akan terus mengalir meski pemiliknya sudah tiada. Lebih gampang masuk surga jika punya uang, dengan banyak harta ketimbang sebaliknya. Nabi lebih memuji tangan yang di atas daripada yang di bawahnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto