PWMU.CO– Museum Mekkah bisa jadi kunjungan wisata sejarah setelah para jamaah selesai melaksanakan ibadah haji. Ada sepuluh museum di kota Mekkah ini memamerkan artefak dan koleksi bersejarah Islam masa lalu dan masa kini.
Ada yang dinamakan museum, gedung pameran, atau galeri. Milik pemerintah atau pribadi warga Saudi. Museum Mekkah itu antara lain Museum al Thayibah, Jam, Balai Kota, Darat Sfeya Bizagr, Syarif, Istana Syubra, Hafiz Galery, Habi Exhibition, Al Kurdi, dan Warisan Manusia.
Setiap museum memiliki koleksi unik dengan spesialisasinya seperti mata uang Islam, kerajinan tangan Mekkah, warisan rakyat daerah, dan dokumentasi sejarah Arab Saudi di masa lalu.
Depan Masjidil Haram ada Museum Jam. Lokasinya di atas Menara Jam Abraj al Bait yang menjulang tinggi ke atas langit itu. Ini menara tertinggi di Arab Saudi. Dikelola oleh Misk Foundation, organisasi nirlaba yang didirikan oleh Pangeran Mahkota Muhammad bin Salman.
Dari museum ini bisa melihat pemandangan kota Mekkah di ketinggian 600 meter. Isinya pameran sejarah pembangunan gedung pencakar langit di kompleks ini. Mulai dibangun 2004, selesai 2012. Arsiteknya dari Dar Al Handasah. Pelaksana pembangunan oleh Saudi Bin Ladin Group. Biayanya 15 miliar dollar AS.
Lebih Besar dari Big Ben
Di sini juga menjelaskan tentang.jam yang terpasang di puncak menara. Ukuran jam itu 43 x 43 meter. Dipasang di empat sisi. Beratnya 36.000 ton. Besarnya 35 kali jam Big Ben di London.
Dilengkapi perlindungan terhadap hujan, petir, badai pasir, dan angin. Jam ditutupi oleh mosaik kaca seluas 100 juta lembar yang dilapisi emas 24 karat.
Di atas Menara Jam ada mahkota setinggi 128 meter berhias sabit emas 23 meter di ujungnya.
Jam ini dipasangi 2 juta lampu LED. Jika malam hari jam ini bisa terbaca dari segala arah berjarak 8 Km dengan cahaya hijau seperti menerangi angkasa.
Pameran jam di museum ini dikaitkan dengan usia alam semesta, galaksi dan sejenisnya. Lantai pertama berisi gambar alam semesta, langit, dan galaksi dengan ilustrasi audio. Lantai kedua menjelaskan matahari dan bagaimana bulan dan bumi berputar di sekitarnya.
Di lantai tiga mempelajari instrumen dan metode yang digunakan untuk menentukan waktu. Lalu pengunjung masuk ke balkon yang menghadap Masjidil Haram menikmati alam Mekkah yang luas.
Di sekitarnya lagi ada Museum Istana Al-Zaher memamerkan sejarah Mekah dan berbagai koleksi arkeologi untuk periode sejarah Islam yang berbeda. Lokasinya di Jl. Makkah Al Madinah Munawawrah.
Museum Masjid Suci
Lalu Museum Arsitektur Dua Masjid Suci, salah satu museum paling terkemuka di Arab Saudi dan merupakan tempat bagi harta dan artefak Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang telah berusia 1.400 tahun.
Museum ini dibuka pada tahun 2000 pada masa pemerintahan almarhum Raja Fahd. Terdiri tujuh ruang yang menyoroti peradaban Islam dari masa ke masa. Lokasinya di Um al-Jud, dekat pabrik Kiswah. Di sebelah barat Masjidil Haram.
Pemandu wisata, Eitimad Ghazzawi, mengatakan, museum ini berisi harta dan peninggalan dari zaman sahabat Nabi Muhammad. ”Museum menyimpan seni dan sejarah Kakbah dan koridor-koridor Masjidil Haram,” katanya kepada Arabnews.
Ada juga menampilkan foto dan lukisan dua masjid suci dan perluasan Masjidi Haram di semua era. Barang tertua di museum ini berasal dari zaman sahabat Nabi Muhammad, Abdullah bin Al-Zubair. Berupa kolom kayu satu pilar dalam Kakbah yang berusia 1.300 tahun.
Dipamerkan juga tangga beroda untuk Kakbah terbuat dari kayu saaj warna cokelat buatan tahun 1240 H (1820 M) peninggalan masa Turki Utsmaniyah.
Ghazzawi menambahkan, ada juga dipamerkan salinan al-Quran yang ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan yang berisi gambar, surat, dan kaligrafi yang elegan.
Lainnya kunjungi Museum Istana Al-Zaher lokasinya di Jl. Makkah Al Madinah Munawawrah. Memamerkan sejarah Mekkah dan berbagai koleksi arkeologi untuk periode sejarah Islam yang berbeda.
Museum Pribadi
Tempat lain Museum Warisan Manusia yang dimiliki oleh Majdoua Al-Ghamdi. Lokainya dekat Stasiun Kereta Mina. Di sini menceritakan kisah Kerajaan Saudi dan kehidupan masyarakat Arab.
Koleksi yang dipamerkan meliputi peralatan rumah tangga yang digunakan di Mekkah sebelum listrik diperkenalkan, bagian tentang suku-suku Saudi, dan menampilkan peran penduduk kota dalam melayani para peziarah haji dan sejarah Madrasah kuno Al-Sawlatiyah, salah satu sekolah tertua di Arab.
Al-Ghamdi mengatakan, termasuk ada koin Bizantium dan Romawi dari semua jenis emas, perak, dan berbagai logam. Juga dinar Islam, perak, dan emas yang digunakan selama era Umayyah. Di samping itu ada senjata seperti meriam, pisau, belati, pedang dan senjata lainnya.
”Museum-museum pribadi ini berintegrasi satu sama lain untuk memberikan pengetahuan dan keanekaragaman budaya, menjadi sumber penting yang mencerminkan keseimbangan budaya dan sejarah Mekkah, yang telah diberkati Tuhan dengan bahan-bahan peninggalan yang agung selama zaman yang berbeda,” tambahnya .
Sami Kurdi, pemilik museum pribadi lainnya, mengatakan, ia menghabiskan 40 tahun mengumpulkan benda-benda logam dan pamerannya yang menceritakan kisah perjuangan leluhur Mekkah dan peradaban besarnya.
Museum Al-Kurdi menampung lebih dari 100.000 artefak. Beberapa di antaranya berusia 200 tahun. Ada pajangan cetakan lama al-Quran, manuskrip, buku, koin, dan uang kertas dari 140 negara, peralatan rumah tangga, artefak kayu kuno, perangko, gambar, peta, koran, dan majalah.
Museum ini juga berisi berbagai paviliun yang memamerkan pakaian, peralatan, kerajinan, perangkat komunikasi dan peralatan audiovisual, di samping sejumlah model lama mobil besi dan kayu klasik dalam berbagai bentuk. Ada juga area yang menampilkan senjata termasuk senapan, pistol, pedang, belati, janbiya, tombak, bubuk mesiu, pakaian ksatria, dan sabuk amunisi.
Kurdi mengatakan, awalnya dia hobi mengumpulkan perangko dari kantor pos, Masyarakat Filateli dan Numismatik, dan mengambilnya dari surat. Kemudian berkembang menjadi mengumpulkan koin-koin tua dan kertas catatan hingga koleksi banyak yang layak dipamerkan bercerita tentang Mekkah dan Saudi. (*)
Editor Sugeng Purwanto