• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Sejatinya Belum Muhammadiyah, Punya KTA tapi Jumud

Senin 10 Agustus 2020 | 05:35
in Kabar
0
33.4k
SHARES
34.1k
VIEWS
Sejatinya belum Muhammadiyah, orang yang berpikiran jumud walau sudah ber-KTA (kartu tanda anggota) atau ber-NBM (Nomor Baku Muhammadiyah).
Sejatinya Belum Muhammadiyah. Nadjib Hamid dalam Zoominar Kaderisasi Penanaman Ideologi Keluarga Muhammadiyah (Darul Setiawan/PWMU.CO)

PWMU.CO – Sejatinya belum Muhammadiyah, orang yang berpikiran jumud walau sudah ber-KTA (kartu tanda anggota) atau ber-NBM (Nomor Baku Muhammadiyah).

Demikian pesan yang disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nadjib Hamid MSi, dalam Zoominar Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo bertema Kaderisasi Penanaman Ideologi Keluarga Muhammadiyah, Ahad (9/8/20).

Pada kegiatan yang berlangsung virtual tersebut, pria asli Lamongan itu mengatakan Muhammadiyah sebagai gerakan amar makruf nahi mungkar menganut ideologi Islam berkemajuan. “Apa itu Islam berkemajuan? Yaitu Islam yang sesuai dengan syariat, tapi cocok dengan perkembangan zamannya,” ujar Nadjib Hamid.

Memilah Ta’abudi dan Ta’aquli

Islam yang sesuai syariatnya, lanjut Nadjib, ketika berkenaan dengan masalah ta’abudi. Dan harus sesuai dengan perkembangan zamannya, jika menyangkut perihal ta’aquli. “Islam sebagai agama berisi seperangkat tata nilai yang merupakan pedoman hidup bagi umat manusia, untuk menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat,” tambah dia.

Nadjib juga menyampaikan, dalam ajaran Islam, setidaknya ada dua aspek yang selalu melekat, yakni pada aspek tata nilai dan kaifiyah (manajerial). “Pada aspek kaifiyah itulah, yang membedakan antara Muhammadiyah dengan ideologi gerakan Islam lainnya,” paparnya.

Dia melanjutkan, jika berhubungan dengan ibadah mahdhah, baik substansi materi ajaran maupun kaifiyah, setiap orang Islam terikat sekali dengan apa yang dicontohkan rasul. “Saya sering mengistilahkan sampai kiamat kita tetap melaksanakan shalat maghrib itu tiga rakaat, subuh dua rakaat. Walaupun zaman sudah berubah sifatnya tetap, persis sama dengan yang diajarkan Rasulullah,” tuturnya.

Baca Juga:  Din Syamsuddin: Kembalikan Tafsir Otentik Pancasila

Tetapi kalau sudah di luar ibadah mahdhah, sambungnya, kaifiyah itu bisa berubah dalam batas di luar ibadah mahdhah. Kaifiyah itu bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman. “Itulah yang disebut dengan Islam berkemajuan. Jadi kita mesti memilah, mana hal-hal yang bisa kita katakana kaifiyah-nya bisa berubah, mana hal-hal yang kaifiyah-nya tidak berubah,” ungkap Nadjib.

Kiai Dahlan Meluruskan Kiblat

Dia lalu memberi contoh saat Kiai Dahlan berdakwah yang pertama dilakukan adalah menyerukan agar kaifiyah shalat itu menghadap kiblat. Dan itu dianggap masjid agung pada saat itu belum mewakili yang disebut dengan arah kiblat.

Kiai Dahlan kemudian mengubahnya agar lebih tepat. “Tapi cara Kiai Dahlan atau kaifiyah mengubah arah kiblat menggunakan kompas, yang oleh sebagian masyarakat zaman itu Kiai Dahlan dituduh sesat. Karena Kiai Dahlan melakukan sesuatu yang tidak ada di zaman Rasulullah,” ujarnya.

Padahal, lanjut Nadjib, bagi Kiai Dahlan, soal cara menentukan arah kiblat itu di mana, itu bukan ta’abudi, tapi ta’aquli. “Itu bukan masalah ibadahnya, tetapi alat untuk menentukan arah kiblat. Karena bagi Kiai Dahlan itu ta’aquli, maka kiai berijtihad sesuai perkembangan zamannya,” terangnya.

Sama halnya, sambung Nadjib, ketika Kiai Dahlan memakai dasi dan celana. Pada zaman itu banyak yang menganggap Kiai Dahlan sebagi orang kafir karena bertasyabbuh—menyerupai orang-orang kafir dalam berpakaian.

Baca Juga:  Berorganisasi Itu Susah kalau Model Pengurusnya seperti Ini

“Tetapi Kiai Dahlan zaman itu pikirannya sangat maju melampaui zamannya. Karena bagi Kiai Dahlan, pakaian itu spirit agamanya adalah menutup aurat. Soal bentuk, model, itu bukan bagian dari ibadah mahdhah. Maka kaifiyah-nya disesuaikan dengan perkembangan zaman,” jelasnya.

Maka, menurut Nadjib, pemaknaan dan pemahaman ideologi ini penting, yang selanjutnya bisa ditanamkan pada warga atau keluarga masing-masing. “Bagaimana supaya kita bisa punya ideologi yang kuat? Maka bagi level kita sendiri harus terus berproses dan belajar. Karena pertama, ideologi Islam berkemajuan itu antara lain ditandai dengan akidah yang kuat,” kata dia.

Ketika warga Muhammadiyah apalagi pimpinan Aisyiyah ideologi dan akidahnya tidak kuat, maka sulit menanamkan ideologi Islam berkemajuan. “Karena dalam seseorang yang berakidah kuat, seseorang akan berani menyatakan kebenaran walau dalam situasi sulit. Juga tumbuh kepedulian, kebersamaan, kesederhanaan, dan keikhlasan,” ungkap Nadjib.

Sejatinya Belum Muhammadiyah

Selain akidah yang kuat, ciri penganut ideologi Islam berkemajuan adalah ibadah ritual dan sosialnya yang berjalan seimbang. Dalam bahasa lain, shalih secara ritual dan sosial. Juga berwawasan luas dan berorientasi ke depan, sehingga toleran, bijak, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Dalam konteks ini, seseorang yang berpikiran maju, walau mungkin belum punya KTA (NBM) bisa dikategorikan sebagai Muhammadiyah. Sebaliknya, walau sudah punya KTA tapi pikirannya jumud, sejatinya belum Muhammadiyah,” papar Nadjib.

Baca Juga:  Menjaga Api Perkaderan Muhammadiyah agar Tetap Berkobar di Pamekasan

Dalam kesempatan itu, dia juga menyinggung berkembangnya Muhammadiyah di daerah-daerah itu bukan semata karena ceramah. “Tapi karena tingkah laku serta keikhlasan Kiai Dahlan dan tentu saja dengan kedalaman ilmunya,” ungkap Nadjib sambil menceritakan bagaimana Kiai Dahlan bertemu Kepala Stasiun Malang, yang dikemudian hari menjadi cikal bakal berkembangnya Muhammadiyah di Malang.

Maka, Nadjib mengatakan, tidak bisa menanamkan ideologi itu pada orang lain semata dengan berceramah. “Ideologi tidak untuk diceramahkan. Karena penanaman ideologi pada siapapun tidak cukup hanya melalui ceramah. Tapi harus kita mulai dari diri sendiri. Bahwa kita harus punya akidah yang kuat dan melalui proses yang panjang. Bahwa kita juga harus punya spirit berbagi, tanggungjawab sosial, dan semua itu harus didasari dengan keikhlasan,” ungkapnya.

Nadjib lalu melanjutkan, cara paling efektif untuk penanaman ideologi sekaligus perkaderan selain melalui pelatihan adalah dimulai dari diri sendiri, melalui pemberian teladan dari pribadi masing-masing.

“Penting juga kita libatkan anak-anak kita untuk mau bersama dalam aktivitas Aisyiyah dan Muhammadiyah. Melalui pelatihan atau beragam kegiatan yang bernuansa perkaderan,” pesan dia.

Dengan cara itu, sambungnya, anak-anak bisa meneladani orangtuanya. “Keteladanan menjadi kunci bagi anak-anak dan keluarga kita untuk mau terlibat lalu mendakwahkan ideologi Muhammadiyah. Tanpa dilibatkan dan diberi keteladanan, hanya disuruh atau diceramahi, maka tidak mudah untuk berharap efektivitasnya,” pungkas Nadjib. (*)

Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Darul SetiawanNadjib HamidPDA SidoarjoSejatinya Belum Muhammadiyah
Share13371SendTweet8357

Related Posts

Mengelola AUM Harus Profesional, Transparan, dan Jujur
Kabar

Mengelola AUM Harus Profesional, Transparan, dan Jujur

Kamis 24 Desember 2020 | 11:16
149.9k
Sah, Saifullah Rochim Pimpin SD Muhida
Kabar

Sah, Saifullah Rochim Pimpin SD Muhida

Senin 21 Desember 2020 | 12:12
143
Muhammadiyah seperti anak-anak kitab putih. Hal tersebut disampaikan Yudi Latif PhD dalam Webinar dan Fachrodin Award, Sabtu (19/2/20).
Headline

Yudi Latif: Muhammadiyah seperti Anak-Anak Kitab Putih

Sabtu 19 Desember 2020 | 15:52
6.9k
Sekularisme di Prancis yang sudah diundangkan, bertujuan melindungi apapun keyakinan agama yang berkembang dan hidup di sana.
Kabar

Sekularisme di Prancis Melindungi Agama

Sabtu 19 Desember 2020 | 09:20
11.5k
Teknologi harus berjalan dengan keadaban, tidak cukup dengan kebudayaan saja. Di tangan orang yang beradab, teknologi mendatangkan maslahat.
Kabar

Teknologi dan Keadaban Harus Sejalan

Selasa 15 Desember 2020 | 18:29
10.5k
Pimpinan Muhammadiyah Harus Paham Strategi Dakwah Kultural
Kabar

Pimpinan Muhammadiyah Harus Paham Strategi Dakwah Kultural

Minggu 13 Desember 2020 | 14:43
41.5k
Next Post
Rapat Proklamasi Dilarang Jepang, Begini Reaksi Bung Karno

Rapat Proklamasi Dilarang Jepang, Begini Reaksi Bung Karno

Agar Dakwah Berjejak Abadi. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid punya kiatnya.

Agar Dakwah Berjejak Abadi

Muhadjir Ingin Memecah Belenggu Kemiskinan Struktural, kolom oleh Anwar Hudijono, wartawan senior, tinggal di Sidoarjo.

Muhadjir dan Belenggu Kemiskinan Struktural

Lomba Agustusan Virtual SMP Mutu SHB

Lomba Agustusan Virtual SMP Mutu SHB

UMG Panen Perdana Klon Unggul Tebu

UMG Panen Perdana Klon Unggul Tebu

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
368

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
847

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
262

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
419

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
Kaum pengeluh

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
Google

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
Karakter saudagar

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
Pemerintah Tunda Bahas RUU HIP, Ini Reaksi Muhammadiyah

Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

Selasa 26 Januari 2021 | 11:01
Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502156 shares
    Share 200862 Tweet 125539
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    21172 shares
    Share 8469 Tweet 5293
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38143 shares
    Share 15257 Tweet 9536
  • Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

    1279 shares
    Share 512 Tweet 320
  • Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

    769 shares
    Share 308 Tweet 192
  • Partai Korup Bisa Dibubarkan

    245 shares
    Share 98 Tweet 61
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    1016 shares
    Share 406 Tweet 254
  • Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

    146 shares
    Share 58 Tweet 37
  • Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

    120 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Kaum Pengeluh dan Pengumpat

    113 shares
    Share 45 Tweet 28
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama