Sifat Takabur Gampang Terpapar Covid tulisan dr Tjatur Prijambodo, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Sidoarjo
PWMU.CO-Secara medis seseorang terkena covid-19 sebagian besar karena tidak menerapkan protokoler kesehatan dengan baik. Dari tinjauan teologis, seseorang terkena covid lebih karena ada rasa sombong. Sifat takabur.
Sejarah mencatat, iblis dikutuk Allah karena takabur merasa diri lebih hebat daripada manusia yang baru diciptakan. Raja Babilon Namrud hancur karena takabur merasa diri sebagai orang hebat yang berkuasa di dunia dengan banyak membangun infrastruktur.
Firaun akhirnya tenggelam di Laut Merah karena takabur dengan kekuasaannya sehingga menganggap dirinya sebagai Tuhan yang mahakuasa. Wuhan jadi kacau dan menyebarkan virus corona kemana-mana karena pemerintahnya takabur menganggap makhluk super kecil itu bisa ditaklukkan.
Kini ada pandemi, lewat virus corona, Allah swt akhirnya menegur manusia secara keras, bahkan sangat keras dengan dampak yang demikian hebatnya merusak kesehatan, ekonomi, sosial, dan kematian yang tinggi.
Data covid-19.go.id menunjukkan hingga Senin (14/9/2020), orang positif covid 221.523 orang. Meninggal dunia 8.841. Bersyukur jumlah yang sembuh 158.405 orang.
Siapa pun manusia, tak peduli pejabat, rakyat, saleh, penjahat, tua muda, kaya miskin, siapa pun yang takabur punya potensi tinggi terpapar covid-19.
Jangan pernah takabur dengan mengatakan di perumahanku gak ada covid. Jangan pernah takabur dengan mengatakan di kantorku gak ada covid. Di masjidku gak ada covid. Rumah saya, pasar, warkop, tempat wisata gak ada covid. Lalu abai keluar tanpa masker karena mengganggap masker itu membatasi kebebasan berekspresi.
Takabur Bisa Turunkan Imunitas
Saya khawatir karena ketakaburan itu mengakibatkan imunitas tubuh turun bahkan hancur. Begitu satu covid menempel di tubuh langsung dia beranak pinak, membelah diri menyebar di jaringan tubuh kita. Kita jadi babak belur karena derita covid. Harus diisolasi. Dijauhi orang. Terancam mati.
Karena itu jangan sekali-sekali takabur. Jangan andalkan harta, pangkat, jabatan, ilmu pengetahuan, kecerdasan, networking yang luas, karena itu semua tidak akan ada artinya, tidak ada manfaatnya.
Ingat, ada menteri yang menjadikan covid jadi bahan guyonan dirinya kebal karena makan nasi kucing, akhirnya dia terkapar di rumah sakit. Ada menteri meremehkan covid itu kecil, seperti flu biasa, akhirnya dia tergagap-gagap dan tampak bloon ketika virus mewabah.
Jaga hati, jangan takabur, laa yadkhulul jannata man kaana fii qolbihi mistqoolu zarrotin min kibr. Tidak masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan walau sebiji zarrah.
Jangan pernah takabur. Tetap jalankan protokoler kesehatan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Sekali lagi, hindarkan takabur dari hati kita. Insyaallah dengan itu semua kita akan diberi kesehatan optimal, dijauhkan dari penyakit, Allah meridhoi hidup kita. Nasrun minallaha wa fathun qarib. (*)
Editor Sugeng Purwanto