PWMU.CO – Selain melahirkan fenomena peraih suara terbanyak yang tidak mau jadi ketua, Musyawarah Daerah (Musyda) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di Jawa Timur juga menghasilkan peraih suara terbanyak kembar. Dua daerah itu adalah Gresik dan Bangkalan.
(Baca: Suara Terbanyak yang Tak Mau Jadi Ketua)
Bagaimana Musyda menyelesaikan fenomena itu? Apakah dua peraih suara terbanyak tersebut harus divoting? Ternyata tidak. Musyda lebih mengedepankan prinsip kebersamaan.
Dalam perhelatan Musyda PDM Gresik, suara terbanyak sama-sama diperoleh dua orang, yakni Nadlif Abu Ali dan Taufiqullah A Ahmady. Masing-masing memperoleh suara 233, disusul dengan 11 anggota PDM Gresik lainnya.
Rapat 13 anggota PDM Gresik, memilih Taufiqullah A Ahmady sebagai ketua PDM Gersik. Nadlif Abu Ali saat dikonfirmasi mengaku belum siap untuk menjadi ketua. Sehingga dia memercayakan amanah ketua kepada Taufiqullah A Ahmady.
Hal yang sama juga terjadi di Musyda PDM Bangkalan. Drs M Busiri maupun Tamar Djaja sama-sama mengantongi perolehan suara tertinggi, yaitu 63 suara.
Dalam rapat 13 anggota terpilih PDM Bangkalan, Drs M Busiri bersama dengan 11 lainnya, memilih Ir Tamar Djaja MM sebagai ketua. Busiri saat dikonfirmasi PWMU.CO. mengaku terpilihnya Tamar Djaja sebagai ketua PDM Bangkalan adalah hasil musyawarah 13 anggota terpilih. Bahkan saat itu dirinya juga ikut menyepakti hal itu.
“Saya hanya berfikir bagaimana Muhammadiyah bisa lebih maju. Ini persoalan leadership, bukan persoalan popularitas semata. Terus terang dalam hal ini saya tahu diri,” ungkapnya, Rabu (16/3)
Lebih lanjut Busiri merasa Tamar lebih mampu untuk posisi ketua PDM Bangkalan. Untuk itu, Busiri berharap dengan kepemimpinan Tamar Djaja, Muhammadiyah Bangkalan akan semakin maju. (aan)