PWMU.CO – Mugres dan SDM Condong Catur Silaturrahim Virtual Lintas Budaya dan Bahasa dalam Indonesia Raya bertajuk Satu Tanah Air.
Acara silaturrahim antara siswa kelas 4 SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) dengan SD Muhammadiyah Condong Catur dilaksanakan dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dengan aplikasi Zoom, Senin (26/10/2020).
Kepala SD Muhammadiyah Condong Catur Sleman Sulasmi dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya kegiatan Silaturrahim Virtual antarsekolah, antarsiswa bisa terlaksana.
“Sebelumnya saya ingin menyapa, bagaimana kabar anak-anak juga bapak ibu guru di Gresik?” sapa Sulasmi.
Spontan seluruh peserta Zoom yang diikuti oleh siswa kelas IV dan bapak ibu guru dari kedua sekolah unggulan Muhammadiyah itu menjawab, “Baik Bu,”.
“Alhamdulillah. Kami pun yang di Yogyakarta juga dalam keadaan baik dan sehat. Terima kasih kepada Bapak Asmunardi dan Bapak Edy Riansyah yang memprakarsai silaturrahim ini. Insyaallah acara ini sangat bermanfaat bagi anak didik kita baik yang di Gresik maupun yang di Yogyakarta,” ungkapnya.
Paham Perbedaan Budaya
Menurutnya para siswa dapat belajar bersama tentang keragaman budaya masing-masing daerah secara langsung. Saling sapa dan saling berbagi pengalaman belajar di tengah pandemi.
“Anak-anak juga memahami perbedaan budaya kita. Perbedaan pakaian, adat istiadat, bahasa dan makanan khas daerah. Mudah-mudahan kita bisa saling menghormati perbedaan itu,” ujarnya.
Dia berharap dengan acara ini semuanya bisa mengamalkan nilai-nilai sumpah pemuda.
“Bertumpah darah yang satu tanah Indonesia. Berbangsa yang satu bangsa Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia. Intinya tetap satu meskipun berbeda di antara kita,” tegasnya.
Mandiri dan Tanggung Jawab
Sulasmi menambahkan kegiatan pembelajaran di SDM Condong Catur tidak bisa berjalan normal. Semua masih dilakukan secara daring, sama juga yang ada di Gresik.
“Insyaallah juga daerah-daerah lain di seluruh Indonesia maupun dunia karena pandemi Covid- 19. Tetapi jangan kecewa karena adanya pandemi ini banyak hikmahnya. Salah satunya anak-anak kita bisa belajar mandiri dan tanggung jawab,” jelasnya.
Pembelajaran daring, lanjutnya, dilakukan dengan aplikasi YouTube, Google Form dan Zoom secara bergilir.
“Kegiatan ektra yang aktif adalah sinematografi yaknimembuat film-film pendek. Anak-anak bisa berkreasi dari rumah. Kita ikutkan lomba dan alhamdulillah ada beberapa jadi juara,” terangnya.
Tambah Wawasan
Sementara itu Kepala Sekolah Unit 1 Mewakili SD Mugres Drs Asmunardi MPd menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kepala SDM Condong Catur Sulasmi yang menerima dan mendukung acara silaturrahim virtual.
“Tema Satu Tanah Air dalam silaturrahim virtual ini bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan anak didik kita baik yang di SD Mugres maupun yang ada di SDM Condong Catur Yogyakarta,” ungkapnya.
Di SD Muhammadiyah Mugres, lanjutnya, ada 2 kampus. Kampus A dan kampus B.
“Di Kampus A ada 2 unit SD, yaitu SDM Unit 1 dan SDM Unit 2. Sementara di kampus B ada SD Muhammadiyah Unit 3, dan sekarang ini sudah di lebur menjadi satu menjadi SD Muhammadiyah Gresik (SD Mugres),” jelasnya.
Pandemi Bukan Halangan
Menurutnya melihat beberapa kegiatan yang sudah ditampilkan, insyaallah dalam Proses Belajar Mengajar baik sebelum pandemi atau setelah di pandemi ini sudah sama. Semoga SD Mugres bisa mencontoh yang baik yang bisa di laksanakan di Mugres.
“Saya berharap ke depan silaturrahim ini bisa dilanjutkan tidak hanya virtual namun secara nyata. Dan kerjasama ini juga bisa ditindaklanjuti. Baik di masa pandemi ini atau nanti saat pandemi sudah hilang,” harapnya.
Misal nanti pada kegiatan PBM, ada kolaborasi antarsekolah. Bapak ibu guru dari SDM Condong Catur bisa mengajar secara virtual pada anak-anak kami di SD Mugres ataupun sebaliknya.
“Kita berusaha memberikan pengalaman belajar yang lebih kepada anak-anak. Pandemi ini tidak akan menjadi penghalang dalam belajar dan meningkatkan pengetahuan. Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang lebih baik dan lebih kuat,” ujarnya.
Pakaian Adat dan Makanan Khas
Selanjutnya para siswa dari kedua sekolah saling menyapa dan berbagi pengalaman belajar daring saat pandemi. Juga saling menjelaskan pakaian adat, tari-tarian, makanan khas dan bahasa masing-masing daerah secara bergantian
Cak Ais atau Abdul Aisi Abrizam dan Yuk Niar atau Dahniar Almira Gaidha Marsya mewakili SD Mugres menyapa teman-teman di SDM Condong Catur. Mereka memperkenalkan pakaian adat dan aneka makanan khas Gresik.
Ais menyampaikan pakaian yang di pakainya hampir sama dengan pakaian adat Jawa Timur umumnya, tapi yang khas adalah pecinya. Sedang Niar menjelaskan beberapa makanan khas Gresik diantaranya Pudak, nasi Krawu, nasi Roomo dan Otak-otak bandeng.
Dilanjut bincang santai sharing kegiatan belajar daring di masa pandemi di wakili oleh Annisa Zahrotul Firdausyi dan Carissa Shafira Nur Ashar.
Firda menceritakan pengalamannya belajar daring. Diantaranya menerima video pembelajaran melalui YouTube dan Zoom juga mengerjakan tugas melalui google form dan proyek dengan mengirimkan foto kegiatan dan hasilnya.
Sedang Fira mengungkapkan keinginannya untuk segera bisa belajar secara normal lagi di sekolah. Karena dirinya sudah kangen dengan teman-teman dan semua gurunya.
Tari Tradisional
Setelah dari Yogya menampilkan tarian kuda lumping, dari Gresik menampilkan drama tentang permainan tradisional di Gresik, yaitu teblekan atau engklek.
Dilanjut penjelasan tentang permainan engklek oleh Najwa Shafa Azzahra dan Khairunisya Anindyawati Tyandni.
“Permainan engklek ini ada di banyak daerah, hanya mungkin namanya saja yang berbeda. Permainan ini menyenangkan dan menyehatkan karena melompat-lompat dan membuat tubuh kita mengeluarkan keringat” jelas Shafa
Berikutnya ditampilkan tari tradisional Pencak Macan dari Gresik. Kemudian diwakili oleh Muh Saddam Athallah dan Naflah Afiyah Anwar menjelaskan tentang tari Pencak Macan.
Tari pencak macam adalah tari pengiring arak-arakan pengantin di Gresik. Ini adalah budaya warisan leluhur kita yang harus di lestarikan.
“Tari pencak macan mengandung filosofi ajaran Islam. Maka perlu upaya untuk melestarikan kesenian pencak macan antaranya adalah menampilkannya saat ada acara pernikaan,” jelas Saddam.
Saling Sapa dengan Bahasa Daerah
Sesi terakhir Cheryl Azzela Shazmecka memperkenalkan diri dengan bahasa daerah Gresik. Sherril menyapa seluruh teman-teman peserta Zoom.
“Mugo-mugo konco-konco diwenehi kelancaran lan kesehatan,” sapanya.
Giliran dari SDM Condong Catur yang diwakili Salman perkenalan mengunakan bahasa Jawa dengan memakai surjan baju adat yogyakarta. Salman pun kemudian menjelaskan filosofinya.
“Jumlah kancing pada leher adalah tiga pasang atau enan biji, merupakan gambaran dari rukun iman. Sedangkan dua buah kancing pada dada kiri dan kanan melambangkan dua kalimat syahadat. Berikutnya jumlah lima kancing pada lengan Surjan, sebagai lambing lima rukun Islam,” paparnya.
Sebelum silaturrahim diakhiri, kedua sekolah saling memberikan cinderamata. SD Mugres memberikan sebuah Damar Kurung. Sementara SDM Condong Catur memberikan kaos dan mug hasil karya dari siswa yang berlogo SDM Condong Catur. Tentu saja kedua cinderamata tersebut akan di kirim melalui pos terlebih dulu ke alamat masing-masing sekolah. (*)
Penulis Lilik Isnawati. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.