ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Jumat, Agustus 19, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Pak Nuh dan Langgar Wakaf

Sabtu 30 Januari 2021 | 11:15
5 min read
732
SHARES
2.3k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Pak Nuh dan Langgar Wakaf. Muhammad Nuh di suatu acara. (foto detik.com/Rengga Sancaya)

Pak Nuh dan Langgar Wakaf oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

PWMU.CO – Syaikh Ali Jaber meninggal dunia hampir 20 hari, tapi kenangan terhadapnya masih melekat di benak banyak orang. Sikapnya yang humble, santun, dan bersahabat membawa kesan yang bakal dikenang jauh setelah kepergiannya.

Bagi Muhammad Nuh, Guru Besar Institut Teknologi 10 Nobember (ITS) Surabaya, Syaikh Jaber adalah guru yang hebat. Guru bukan hanya orang yang mengajar kita secara formal, tapi dari siapa kita belajar, dialah guru kita.

Bagi Pak Nuh, Syaikh Jaber adalah guru agama dan guru kehidupan. Kedalaman ilmu agama dan keikhlasannya dalam menjalankan dakwah menjadi inspirasi bagi siapa saja.

Ketika Indonesia terbelah karena berbagai persoalan, Syaikh Jaber menjadi sosok yang mempersatukan. Ketika ada ulama yang mengambil jalan dakwah “nahi mungkar”, mencegah keburukan, yang sering terkesan keras, Syaikh Jaber mengambil jalan dakwah “amar makruf”, mengajak kepada kebaikan, yang menenteramkan dan menyejukkan.

Bagi Pak Nuh, Sang Syaikh bukan sekadar “preacher” pendakwah yang hanya berpidato di mimbar, Syaikh Jaber adalah panutan yang memberi contoh dengan melaksanakan apa yang diucapkan.

Banyak pendakwah yang hanya pandai bicara tetapi tidak menerapkannya dalam hidup keseharian. Banyak pemimpin agama yang tidak menjalankan apa yang diucapkan. Di mimbar ia seolah-olah paling mengenal Tuhan. Jesus He Knows Me, kata penyanyi Phil Collins menyindir para pendakwah itu. “Do what I say but don’t do what I do“, lakukan apa yang saya katakan, jangan tiru apa yang saya lakukan.

Kiai, ulama, ustad, pendakwah, romo, pendeta, dan para pemuka agama sering menjadi selebritas profesional yang lebih mengutamakan show daripada dakwah. Penggemarnya banyak dan follower-nya ratusan ribu sampai jutaan.

Apa yang diucapkan sekadar konten yang diunggah supaya viral. Apa yang diperbuat dan gaya hidup kesehariannya beda dengan konten medsosnya. Ustad semacam ini di Jawa Timur diledek sebagai “Ustad Jarkoni”, iso ujar gak iso ngelakoni, hanya bisa bicara tapi tidak bisa menjalankan.

Yang Dikerjakan dan yang Dibicatakan Beda

Pemimpin nasional yang bergaya Jarkoni lebih banyak lagi. Almarhum Gus Dur memperbandingkan budaya bangsa-bangsa di dunia dalam hal bicara dan bekerja.
Bangsa Jepang dan Korea yang terkenal sebagai pekerja keras yang efisien punya budaya ”sedikit bicara banyak bekerja”, karena itu mereka maju.

Bangsa Afrika punya ciri sedikit bicara sedikit kerja, terutama di Nigeria dan Angola. Karena itu Afrika masih ketinggalan dari negara-negara lain.

Beda lagi dengan China dan Amerika Serikat. Dua negara ini punya budaya “banyak bicara banyak bekerja”. Budaya ini ternyata efektif meningkatkan produktifitas nasional, terbukti China dan Amerika sekarang menguasai perekonomian dunia.

Ada juga budaya yang unik, yaitu “banyak bicara sedikit bekerja”. Itulah bangsa India dan Pakistan. Dua negara satu rumpun ini terkenal jago bicara dan hebat dalam berdebat. Karena itu India bisa melahirkan pusat perfilman Bollywood yang tidak kalah dari Hollywood.

Jangan salah juga, meski doyan omong tapi India dan Pakistan banyak melahirkan ilmuwan kelas dunia yang menjadi pemenang Nobel. Abdus Salam, seorang penganut Ahmadiyah dari Pakistan, memenangkan hadiah Nobel fisika pada 1979. Penemuan terbesarnya menjadi kunci yang mendasari teori fisika partikel yang mengilhami penemuan partikel Higgs Boson pada 2012 yang sangat termasyhur.

Amartya Sen, seorang filosof dan ahli ekonomi India memenangkan hadiah Nobel ekonomi pada 1998. Bukunya yang fenomenal adalah “Development as Freedom” (1998) yang menegaskan bahwa pembangunan ekonomi bisa berjalan seiring dengan pembangunan demokrasi.
Amartya Sen juga menulis buku “lucu” mengenai orang India yang doyan omong, “The Argumentative Indian” (2005) bahwa ternyata budaya banyak omong dan suka berdebat itu bisa menyuburkan demokrasi.

Di antara empat kategori itu bangsa Indonesia masuk kategori mana? Indonesia tidak termasuk dalam empat kategori itu. Mengapa? “Karena di Indonesia, antara yang dibicarakan dan yang dikerjakan beda,” kata Gus Dur.
Indonesia mengenal jargon “sedikit bicara banyak bekerja”. Tapi jargon itu cukup kita hafalkan di SD.

Orang Jawa punya falsafah “sepi ing pamrih rame ing gawe” sepi dari kepentingan dan ramai dalam kerja. Tapi praktiknya “sepi ing pamrih rame ing medsos“, malas kerja tapi banyak komen di medsos. Tiada hari tanpa komen di medsos. Tiada hari tanpa debat di medsos. Apa saja dikomentari. Apa saja dikritik dan didebat.

Muhammad Nuh: Saya Masih Defisit

Muhammad Nuh, seorang profesor ilmuwan teknik elektro, menyadari kelemahan bangsa Indonesia, tapi dia mengaku tidak bisa berbuat banyak karena merasa dirinya mungkin bagian dari budaya itu.

“Hidup saya masih defisit,” katanya dalam biografi ulang tahunnya ke-60 Menguatkan Mata Rantai Terlemah (2019).

Ia merasa hidupnya sudah mepet tapi defisit terlalu besar untuk ditutup. Antara apa yang dia dapat dari Allah dan apa yang nanti harus disetorkan ternyata defisitnya terlalu besar dan tidak mungkin bisa ditutup dalam hidup yang tersisa. Harus ada langkah besar yang tidak biasa untuk menutup defisit itu. Mungkin semacam quantum leap.

Seperti Archimides yang melompat dari bak air dan berteriak “Eureka”, aku tahu! Pak Nuh menemukan erureka itu, ia akan melakukan wakaf, mendedikasikan sisa hidup sepenuhnya untuk wakaf.

Nuh mewakafkan hidupnya dan sekaligus berjuang agar umat Islam Indonesia membudayakan wakaf untuk memaksimalkan potensi ekonomi umat demi kemajuan bangsa.

Dulu kita mengenal wakaf hanya dalam bentuk langgar atau surau kecil yang sederhana di kampung. Atau orang yang punya aset tanah diserahkan ke yayasan untuk dibangun masjid atau madrasah.

Sekarang wakaf dikelola dengan sistem keuangan modern, diinvestasikan dalam usaha yang produktif, hasilnya bisa dipakai untuk membiayai pembangunan dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

“Tidak harus jutaan atau ratusan ribu rupiah, cukup sepuluh ribu rupiah sebulan, yang penting rutin,” kata Pak Nuh.

Dia sekarang secara resmi didapuk sebagai Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan bertekad menghabiskan hidupnya untuk mengejar defisit melalui wakaf. Ia senang Presiden Jokowi telah me-launching Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) Senin (25/1). Ia tahu tugasnya tidak mudah. Ia tahu banyak yang berkomentar negatif di medsos dan media lain.

Pak Nuh tidak mau terlibat dalam perdebatan itu. Ia malu kepada Syaikh Jaber. Ia ingin mengejar defisitnya. Ia tidak mau masuk dalam golongan Ustad Jarkoni. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Badan Wakaf NasionalDhimam Abror DjuraidGerakan Nasional Wakaf UangKetua Badan Wakaf NasionalMuhammad NuhPak NuhwakafWakaf uang
SendShare293Tweet183Share
ADVERTISEMENT

Related Posts

Dirintis KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan Jadi Monumen Sejarah Muhammadiyah Surabaya Barat

Kamis 18 Agustus 2022 | 10:35
3k

Penampakan Masjid Al-Manar yang sedang dalam proses pembangunan. KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan...

Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi?

Kamis 28 Juli 2022 | 12:41
422

Dhimam Abror: Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi? Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi? Kolom oleh Dhimam Abror...

Anwar Sadat yang Di-Firaun-kan dan Kedekatan Pangeran MBS dengan Israel

Rabu 20 Juli 2022 | 16:12
2.3k

Dhimam Abror Anwar Sadat yang Di-Firaun-kan dan Kedekatan Pangeran MBS dengan Israel, kolom oleh Dhimam Abror...

Antara Kisah Yusuf dan Joshua, Kapolri Diuji

Jumat 15 Juli 2022 | 10:38
1.5k

Dhimam Abror Antara Kisah Yusuf dan Joshua, Kapolri Diuji; Kolom oleh Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Dalam Kitab Suci...

The Little Sukarno dan Klaim Kepulauan Riau

Kamis 23 Juni 2022 | 09:04
298

The Little Sukarno dan Klaim Kepulauan Riau Abror The Little Sukarno dan Klaim Kepulauan Riau:...

Resafel Kabinet dan Politik Mebel ala Jokowi

Kamis 16 Juni 2022 | 10:15
3.9k

Dhimam Abror Resafel Kabinet dan Politik Mebel ala Jokowi Resafel Kabinet dan Politik Mebel ala...

Rendang Babi, Polarisasi Kadrun-Cebong

Senin 13 Juni 2022 | 16:14
3.4k

Dhimam Abror Djuraid Rendang Babi, Polarisasi Kadrun-Cebong, oleh Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - I still remember...

FPI Reborn, Operasi Intelejen yang Bocor, dan Perang The King Maker

Kamis 9 Juni 2022 | 11:35
18k

Dhimam Abror: FPI Reborn, Operasi Intelejen yang Bocor, dan Perang The King Maker FPI Reborn,...

Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago

Sabtu 28 Mei 2022 | 10:16
14.4k

Dhimam Abror: Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago Buya Syafii dan Tiga Pendekar Chicago, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid...

Bendera LGBT, Arogansi Kulit Putih

Selasa 24 Mei 2022 | 20:06
16.4k

Dhimam Abror Bendera LGBT, Arogansi Kulit Putih oleh Dhimam Abror Djuraid, jurnalis. PWMU.CO- Bendera LGBT...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Pemain Gresik United ke Smamsatu, Supporter Aremu Dapat Kejutan Ini

    12472 shares
    Share 4989 Tweet 3118
  • SD Mugeb Meluncurkan Gerakan 1000 Damar Kurung

    11721 shares
    Share 4688 Tweet 2930
  • PBS Teken MoU dengan King Sejong Institute untuk Smamio

    49825 shares
    Share 19930 Tweet 12456
  • SMPM 7 Surabaya Boyong 6 Penghargaan Lomba Hafidh dan Tartil Al-Quran

    6646 shares
    Share 2658 Tweet 1662
  • Pemuda Ashabul Kahfi SMP Mutu, Ini Tugasnya

    4307 shares
    Share 1723 Tweet 1077
  • Guru Spemdalas Mengikuti Uji Survei Lingkungan Belajar

    2456 shares
    Share 982 Tweet 614
  • Kasus-Kasus dalam Rumah Tangga, Pentingnya Bekal Spiritual

    1557 shares
    Share 623 Tweet 389
  • Saat 640 Siswa Spemdalas Berpawai

    3441 shares
    Share 1376 Tweet 860
  • Lomba Menghias Kelas, Pojok Baca Jadi Keren

    7425 shares
    Share 2970 Tweet 1856
  • Dirintis KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan Jadi Monumen Sejarah Muhammadiyah Surabaya Barat

    956 shares
    Share 382 Tweet 239

Berita Terkini

  • Siswa MIM 1 Godog Tampilkan Atraksi Baris di Upacara KemerdekaanJumat 19 Agustus 2022 | 20:51
  • Doa Rasulullah untuk Pemimpin yang Mempersulit Urusan UmatJumat 19 Agustus 2022 | 20:39
  • MTsM 5 Daun Bawean Kamping di Ekowisata Mangrove SuperberuJumat 19 Agustus 2022 | 19:52
  • PCPM Krembangan Jalin Komunikasi lewat AgustusanJumat 19 Agustus 2022 | 19:29
  • Dubes Lebanon Ikut Menyambut Kunjungan PWM Jatim ke PP MuhammadiyahJumat 19 Agustus 2022 | 19:12
  • Setahun Memimpin, Ini Deretan Prestasi Persembahan Rektor UmlaJumat 19 Agustus 2022 | 18:43
  • Gadis Belgia Ini Jadi Siswa Baru di SmamdaJumat 19 Agustus 2022 | 18:19
  • MBS Al Amin Putri Pengalaman Pertama Gelar UpacaraJumat 19 Agustus 2022 | 17:20
  • Kotak Filantropis, Tradisi Infak di SD IniJumat 19 Agustus 2022 | 15:51
  • Petakan Potensi, Siswa Spemdalas Tes PsikologiJumat 19 Agustus 2022 | 15:43

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In