Jalaluddin Rakhmat,Sisi yang Saya Kenang oleh Nurbani Yusuf, pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar Kota Batu.
PWMU.CO– Jalaluddin Rakhmat meninggal, Senin (15/2/2021) sore. Saya mengenangnya sebagai salah seorang kader dan aktivis Persyarikatan dan penulis dua buah buku laris: Islam Aktual dan Islam Alternatif. Dua buah buku yang masih saya simpan di perpustakaan hingga sekarang. Buku lainnya saya tak punya.
Kang Jalal, begitu panggilan akrabnya. Dua kali perjumpaan dalam acara bedah buku di masjid kampus. Buah pikirnya memikat. Bukunya laris manis dan kerap menjadi bahan bincang hangat di kalangan aktivis mahasiswa saat itu.
Tutur katanya halus. Rendah hati. Bicaranya pelan. Murah senyum. Dan senang memberi. Waktu itu saya mengundangnya. Tidur di tempat kost dan esoknya sarapan nasi pecel di warung sebelah. Kang Jalal adalah sosok ringan kaki di kalangan aktivis dakwah kampus. Tak pernah menolak bila diundang.
Jalaluddin Rakhmat itu enak diajak ngobrol, suka mendengar. Antusias sekali ketika membahas tentang pendidikan di Muhammadiyah. Belakangan Kang Jalal berkisah bahwa dirinya adalah alumnus Darul Arqam Muhammadiyah Bandung. Sebelum menjadi penganut Syiah.
Kontroversi
Meski pendiam dan ramah, tokoh ini kerap mengundang kontroversi. Buku Islam Aktual dan Islam Alternatif adalah bukti otentik betapa Kang Jalal punya pikiran maju, progresif, dan dinamis melampaui zamannya. Khas intelek kampus seperti halnya Bang Imad, Dr Ir Imaddudin Abdurahim ITB Bandung, yang fenomenal dengan gagasan kuliah Dhuha pada setiap Ahad pagi di Masjid Salman.
Setidaknya Kang Jalal dan Bang Imad pernah menggores pikiran dan menanamkan daya nalar dan intelektual. Guru, sosok idola di kala mahasiwa dan teman baca di kamar kost. Satu hal masih kami ingat darinya adalah kedepankan akhlak ketimbang fiqh.
Saya hanya mengenang kebaikan. Sepanjang yang saya tahu dan tuliskan yang saya dengar darinya. Baginda Rasulullah saw bersabda: Engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai. Insyaallah Kang Jalal mencintai Nabi Muhammad saw, Sayidah Fatimah Az Zahra, Sayidina Ali bin Abi Thalib, Sayidina Hasan, Sayidina Husen dan para ahlul bait lainnya. Semoga Kang Jalal bersama dengan orang-orang yang dicintainya di akhirat. Aamiin
Kepada keduanya saya pernah mendapatkan budi. Semoga menjadi jariyah amal saleh yang meringankan, sebagai wasilah diampunkan segala dosa dan dimaafkan segala khilaf. (*)
Editor Sugeng Purwanto