• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Sabtu, Juli 2, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kisah Masa Kecil Buya Hamka dan Petuahnya pada Keluarga

Senin 22 Februari 2021 | 14:16
6 min read
10.7k
SHARES
33.5k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Kisah masa kecil Buya Hamka dan petuahnya pada keluarga. Kisah ini disampaikan oleh putra ke-9 Buya Hamka yakni Drs H Afif Hamka.
Afif Hamka: Kisah masa kecil Buya Hamka dan petuahnya pada keluarga (Tangkapan layar Sugiran/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kisah masa kecil Buya Hamka dan petuahnya pada keluarga. Kisah ini disampaikan oleh putra ke-9 Buya Hamka: Drs H Afif Hamka.

Afif Hamka menyampaikannya saat menjadi pemateri dalam webinar ke-16 Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LP2PPM), Jumat (19/2/2021). Webinar ini mengambil tema Profil Ketokohan, Keulamaan dan Perjuangan KH Mas Mansur dan Prof Dr H Buya Hamka.

Dia menceritakan Buya Hamka lahir di Tanah Sirah, Sungai Batang, Maninjau pada Ahad 13 Muharram 1326 H bertepatan dengan 17 Februari 1908. Dia tumbuh dan dibesarkan di Maninjau.

“Kalau ada yang pernah ke Danau Maninjau bahkan berkunjung ke Museum Buya Hamka tempat lahir beliau, itu kita bisa melihat pemandangan yang indah. Alam yang indah di tepi danau, ada sawah membentang dan bunyi riak air danau. Semua itu membesarkan Hamka sejak kecil. Keindahan itulah barangkali yang mendidik dirinya untuk menjadi seniman,” ungkap pria yang juga anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini.

Bayi Terbungkus Ketuban

Afif mengaku membaca kisah otobiografi Buya Hamka yang ditulis dalam buku Kenang-kenangan Hidup. Kisah sejak kecil sampai perjuangan setelah Jepang. Jadi setelah kemerdekaan tidak ditulis lagi.

Di salah satu tulisan menyebutkan saat keluar dari rahim ibunya—sebelum diazankan oleh ayahandanya—dukun beranak menyambut bayi yang masih terbungkus dalam bola-bola ketuban. Bola ketuban itulah yang dirobek oleh dukun beranak dan dikeluarkanlah bayinya.

“Menurut dongeng orang-orang tua kalau ada bayi yang lahir masih terbungkus ketuban maka kelak di masa dewasanya nanti dia akan menjadi tokoh yang hebat,” ujarnya.

Julukan Saat Kecil Malik

Saat kecil Buya Hamka dipanggil si Malik. Dan kalau dibaca dia itu anak badung dan bandel. Dia sudah ditinggalkan orang tuanya pergi ke Padang mengajar jadi ustadz. Dia ditinggal bersama angkunya atau pamannya.

“Pekerjaan pamannya mengail atau memancing ikan di danau Maninjau. Angkunya sering bercerita kisah tradisional Minang mulai Cindu Amato, Malin Kundang, Ngurai Rudin, Malin Deman, bahkan kadang-kadang cerita hantu.

Diajarkan pula pada Malik kecil ini Kesenian Randai yang berisikan pantun-pantun yang dinyanyikan. Pantun Minang itu mengandung filsafat. Dia hapal dan direnungkan,” paparnya.

Sekolah Diniyah dan Sekolah Arab

“Hamka serius sekali belajar Arab. Bahkan beliau mengenal filsafat-filsafat Yunani seperti Aristoteles, Plato dan sebagainya itu dari bahasa Arab,” jelasnya.

Tahun 1916, sambungnya, berdiri sekolah diniyah yang didirikan oleh tokoh yang bernama Zainuddin Labai Al Yunusiyah di Padang Panjang. Jadi Malik pagi sekolah diniyah dan petang sekolah Arab.

Hamka menjadi orang di lingkungan murid-murid ayahnya. Ayahnya seorang ulama juga yakni Abdul Karim Amrullah dan sempat menjadi doktor dari Al Azhar Kairo Mesir.

“Buya Hamka juga punya anak-anak yang kami istilahkan anak ke-11. Ada yang tinggal di Indonesia dan Malaysia. Jadi banyak sekali anak angkatnya,” ungkapnya.

Hamka merupakan tokoh yang hanya mengalami pendidikan formal sampai kelas III sekolah desa. Tetapi dia dikenal sebagai sastrawan, ulama bahkan juga sebagai sejarahwan.

“Bahkan Buya Hamka mendapatkan gelar doktor dari dua universitas di luar negeri. Yakni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan Kuala Lumpur Universitas Kebangsaan Malaysia,” urainya.

Takwa ala Buya Hamka

Buya Hamk mengajarkan keluarga untuk bertakwa. Yakni menjaga dan memelihara hubungan kita dengan Allah. Kita pelihara kasih sayang Allah dan jangan sampai cinta Allah itu putus. Maka dari itu harus selalu tampil prima.

“Saat remaja kalau mau wakuncar (waktu kunjungan pacar) setelah shalat Maghrib langsung bercermin di kamar, menyisir dan dandan sedemikian rupa. Ketemu kekasih saja tampil dengan gagah,” ungkapnya.

“Ingat kekasih kita itu ya Allah. Bagaimana menjaga supaya kelkasih kita senang pada kita. Jadi harus tampil gagah dihadapan Allah. Dengan rajin ibadah, tawaduk dan segala keshalehan itu akan disaksikan terus oleh kekasih kita Allah SWT,” tuturnya.

Jadi, lanjutnya, kalau mau menjadi sufi bukan penampilan sederhana, tetapi sufi itu harus gagah. Tali cinta kita kepada Allah yang menimbulkan sifat sufi dalam diri kita.

“Kita disuruh membaca karyanya Tasawuf Modern. Semakin modern orang dan semakin tampil prima seseorang maka semakin menjaga hubungannya dengan Allah. Tasawuf modern itu ya takwa kepada Allah,” tegasnya.

Shalat Subuh Hari Jumat

Kemudian Afif menceritakan pengalamannya saat masih anak-anak. Mulai dari awal tinggal di Jakarta di depan rumah itu Masjid Agung Al-Azhar. Buya Hamka dijadikan imam besarnya. Kalau Subuh semuanya dibangunkan untuk berjamaah di masjid.

“Biasanya kalau Subuh hari Jumat ada istimewanya. Rakaat pertama baca surat as-Sajdah. Shalat Subuh dengan sujud Tilawah di rakaat pertama. Itu menurut saya shalat yang paling lama. Istilahnya sembahyang balantuang. Shalat yang paling menyiksa sehingga muka saya kusut,” kisahnya.

Melihat wajah yang kusut, Buya Hamka menegur dengan nasehat-nasehatnya agar jangan kusut muka.

“Kamu harus ingat nama shalat sajadah itu ketika kita sujud yang kita baca adalah doa:

سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Maknanya wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang nembentuknya, yang nembentuk pendengaran dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik pencipta,” tuturnya.

Penglihatan dan Pendengaran Istimewa

Buya Hamka mengatakan kita selalu memperbagus wajah kita. Ke mana-mana kita tampil dengan gagah mengangkat muka kita. Di situ ada mata, hidung, telinga, muka, wajah dan itu kita sujudkan ke hadapan Allah, karena Allah yang menciptakan itu semua.

“Yakinlah kamu akan merasakan kalau kamu sudah meresapi dan menjalankan sujud tilawah maka kamu akan melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain. Dengan kekuatan dan dayanya Allah maka telingamu akan bisa mendengar sesuatu yang tidak didengar orang lain,” ungkapnya.

Buya Hamka bercerita suatu hari ketika makan sahur bersama ayahnya, tiba-tiba ayahnya berhenti sejenak dan berucap inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sudah mendahului pamannya Buya di Mekkah yang menjadi mukimin.

“Sehari kemudian datang telegram yang mengabarkan bahwa pamannya yang di Mekkah meninggal dunia. Jadi itu kehebatan kalau sudah dikabulkan oleh Allah mendapat kekuatan penglihatan dan pendengaran maka kita mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain,” paparnya.

Rumah kami, lanjutnya , di dekat Masjid Al Azhar ada seperti jam bicara layaknya di rumah dokter zaman dulu. Menerima tamu dari jam sekian ke jam sekian. Jadi sore setelah asar, rumah kami didatangi orang-orang dan antri untuk bertemu Buya Hamka.

“Ada yang mengadukan masalah keluarga dan minta nasihat. Ada yang datang untuk masuk Islam dan macam-macam lainnya. Ada juga suami istri yang bertengkar datang ke Buya dan pulangnya sudah bergandengan tangan,” kisahnya. (*)

Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Abdul Karim AmrullahAl-Azhar KairoAristotelesBuya HamkaDanau ManinjauKH Mas MansurLembaga Pengembangan PesantrenLP2PPMMajelis DikdasmenManinjauMuseum Buya HamkaPlatoPP MuhammadiyahSufiTasawuf ModernUniversitas Al Azhar Kairo MesirUniversitas Kebangsaan Malaysia
SendShare4292Tweet2682Share

Related Posts

Sepuluh Pesan Ketua LDK PP Muhammadiyah Kepada Wisudawan Smamio

Selasa 7 Juni 2022 | 06:23
20.3k

Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Muhammad Ziyad MA dalam...

Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir

Jumat 27 Mei 2022 | 23:04
400

M. Anwar Djaelani: Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir (Sketsa foto Atho'...

Pandangan Muhammadiyah tentang Tasawuf dan Tarekat

Senin 2 Mei 2022 | 12:00
943

Prof Syafiq A. Mughni. Pandangan Muhammadiyah tentang Tasawuf (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO) Pandangan...

Milad Ke-27, SD Mugeb Turut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Senin 18 April 2022 | 09:18
96

Wakil Bupati Kabupaten Gresik Dra Hj Aminatun Habibah ucapkan selamat Milad ke-27 SD Mugeb (Tangkapan...

Ikut Pengajian Ramadhan, Bonus Reuni Alumni Pondok Karangasem

Kamis 14 April 2022 | 11:12
426

Ustadz Muhamamd Ziyad (kanan) bersama adik kelasnya usai Pengajian Ramadhan (Istimewa/PWMU.CO) Ikut Pengajian Ramadhan, Bonus...

Hujan Doorprize di Pengajian Ramadhan MIC

Senin 11 April 2022 | 08:07
24

Peserta Pengajian Ramadhan yang mendapat dooprize (Lely/PWMU.CO) Hujan Doorprize di Pengajian Ramadhan MIC, liputan Lely...

Sekolah Menulis PWMU.CO dan Pendidikan Politik

Sabtu 26 Maret 2022 | 14:49
175

Sekolah Menulis: Ilustrasi bendera PWMU.CO Sekolah Menulis PWMU.CO dan Pendidikan Politik, opini Prima Mari Kristanto,...

Pentingnya Regenerasi di PWMU.CO

Sabtu 19 Maret 2022 | 12:13
10.8k

Sugeng Purwanto saat menyampaikan sambutan (Musyrifah/PWMU.CO) Pentingnya Regenerasi di PWMU.CO, Liputan Musyrifah kontributor PWMU.CO PWMU.CO...

LDK PP Muhammadiyah Silaturahmi ke Jatim, Ini yang Dibicarakan

Senin 14 Maret 2022 | 11:19
2.7k

LDK PP Muhammadiyah silaturahmi dengan LDK PWM Jawa Timur di dampingan Ir. Tamhid Masyhudi (Muhaimin/PWMU.CO)...

Cabang dan Ranting Perlu Perhatikan Regenerasi

Kamis 24 Februari 2022 | 17:05
883

Marpuji Ali, Bendahara Umum PP Muhammadiyah sebagai Keynote Live Session Penjurian Cabang Unggulan (Tangkapan layar...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Muktamar Ke-48 Muhammadiyah-Aisyiyah Digelar Luring, Penggembira Bisa Datang

    13450 shares
    Share 5380 Tweet 3363
  • Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

    6111 shares
    Share 2444 Tweet 1528
  • Idul Adha Arab Saudi dan Muhammadiyah Sama, Kebetulan yang Penuh Berkah

    4837 shares
    Share 1935 Tweet 1209
  • Santi Puspitasari, Guru Fisika Smamio Itu Berpulang saat Melahirkan, Insyaallah Syahid

    8292 shares
    Share 3317 Tweet 2073
  • Sekolah dari Jerman, Siswa SD Mugeb Ini Akhirnya Diwisuda

    4905 shares
    Share 1962 Tweet 1226
  • Cakepnya Wisudawan Spemdalas berkat Dresscode Ini

    1494 shares
    Share 598 Tweet 374
  • Awarding Class Meeting Spemdalas Meriah oleh Pensi

    1771 shares
    Share 708 Tweet 443
  • Begini Video Kilas Balik Wisudawan Spemdalas yang Bikin Haru

    2061 shares
    Share 824 Tweet 515
  • Tim Kompak di Balik Sukses Graduation XIX Spemdalas

    1333 shares
    Share 533 Tweet 333
  • Pentas Dalang Cilik Spemdalas Bawa Pesan Peduli Lingkungan

    1208 shares
    Share 483 Tweet 302

Berita Terkini

  • Milad ke-36 dirayakan STIT Muhammadiyah Bojonegoro dengan menggelar beragam lomba. Liputan Ahmad Fathoni, kontributor PWMU.CO Bojonegoro.
    Milad Ke-36, STIT Muhammadiyah Bojonegoro Gelar Lomba Puisi dan PidatoJumat 1 Juli 2022 | 21:37
  • PORRSMA
    PORRSMA Jatim Digelar di Blitar, Lomba untuk Direksi Bikin TawaJumat 1 Juli 2022 | 21:19
  • Belajar dengan native speaker
    Belajar dengan Native Speaker, Begini Komentar Guru SpemdalasJumat 1 Juli 2022 | 20:43
  • Dikunjungi MI dari Surabaya, Sekolah Kreatif Menganti Jelaskan Pentingnya BrandingJumat 1 Juli 2022 | 20:26
  • Diksusi Humas
    Diskusi Humas PTMA, Topik Ini Paling MenarikJumat 1 Juli 2022 | 19:21
  • Ini Empat Pesan Khatib Jumat Masjid Al-HaramJumat 1 Juli 2022 | 18:28
  • Raih Medali Keempat, Siswa SD Muhammadiyah 1 Bawa Ngawi di Posisi 4  Panahan PorprovJumat 1 Juli 2022 | 17:35
  • Siswa SD Mugeb Manfaatkan Liburan untuk Persiapan KejurprovJumat 1 Juli 2022 | 15:53
  • Pemilihan Duta Anti Narkoba
    Pemilihan Duta Anti Narkoba, Smamda Borong Semua KategoriJumat 1 Juli 2022 | 15:35
  • Kontroversi Gambar Makhluk Bernyawa. Kajian oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA, Direktur Turats Nabawi Pusat Studi Hadits, Sidoarjo.
    Puasa Arafah Berdasarkan Hari atau Tanggal?Jumat 1 Juli 2022 | 14:55

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In