PWMO.CO – Potret Kemiskinannya Viral, Pasutri Bakri-Insanah Disantuni PCPM Manyar. Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik ikut tergerak memberikan bantuan epada pasangan suami istri (pasutri) Bakri-Insanah warga Desa Suci Kecamatan Manyar yang viral karena potret kemiskinannya.
Ketua PCPM Manyar Rosyidul Arifibillah menjelaskan setelah mendapatkan informasi melalui media sosial, PCPM Manyar segera berkoordinasi dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa Suci untuk segera memberikan bantuan pada pasutri tersebut.
Billah, panggilan akrab Rosyidul Arifibillah, menjelaskan PCPM Manyar memilih tageline ‘Gerakan Sosial Ekonomi’ karena melihat kondisi di Gresik khususnya di Manyar yang ironis.
Menurut dia, kota ini bertabur industri tapi kondisi angka kemiskinan di Gresik yang masih tinggi yaitu 11,35 persen. Kondisi inilah yang mendasari PCPM Manyar mencanangkan gerakan sosial-ekonomi.
“Kedatangan kami untuk memberikan bantuan langsung didasari oleh semangat al-Maun yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan. Di mana Muhammadiyah dalam menggerakkan dakwah sosial selalu didasari dengan surat al-Maun,” ujar Billah.
Derita Bakri-Insanah
Billah menceritakan, kondisi pasutri Bakri-Insanah sangat memperihatinkan. “Pak Bakri kondisinya bungkuk dan istrinya, Inayah, terkena strok setelah melahirkan anak pertama,” ujarnya.
Waktu itu, alhamdulillah Insanah bisa sembuh. “Saran dari dokter tidak usah menambah anak lagi karena bisa dipastikan akan mengalami strok lagi,” kata Blllah.
Ternyata, cerita Billah, Inayah hamil lagi. Setelah melahirkan anak keduanya itu, kondisinya lebih parah. “Dan anak kedua ini dititipkan saudaranya di Padang, Sumatera Barat, semenjak usia tujuh bulan,” terangnya. Padang ialah daerah asal Bakri, sedangkan Insanah adalah warga asli Desa Suci.
Saat menyambangi tempat tingal Bakri di RT02/RW 04 Desa Suci, Ahad (21/2/21) sore, PDPM Manyar menyerahkan paket sembago. “Dana bantuan yang terkumpul kami wujudkan dalam bentuk sembako. Berupa beras, gula, minyak, dan lain-lain,” ungkapnya.
Menurut dia, sembako itu cukup untuk kebutuhan makan sekitar tiga bulan. “Selain itu kami juga memberikan uang belanja dan uang jajan anak pertamanya:Aurelia Ramadhani Bakri,” papar Billah.
Dia menjelaskan untuk saat PDPM Manyar juga ini masih bersinergi dengan PRM Suci. Ke depan aksi kemanusiaan ini akan kita perluas bersinergi dengan Lazismu Manyar dan Lazismu Gresik untuk meng-cover kondisi pasutri tersebut.
Billah menambahkan, kepada netizen yang mempunyai kecukupan rezeki bisa membantu kelurga ini melalui PDPM Manyar. Bisa menghubungi nomor telepon/WA melalui transfer dana ke Bak BNI No Rek 030-680-268-9 an Rosyidul Arifibillah.
Belum Tersentuh Program Pemerintah
Selama ini Bakri dikenal sebagai penjual kaos kaki yang membuka lapak di dekat pabrik Mie Sedap, Manyar, Gresik. Sementara karena strok, Insanah hanya berada di kamar kosnya. Ironisnya, keluarga miskin ini belum tersentuh program jaring pengaman sosial pemerintah.
Keluarga ini belum terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Hal itu diakui Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Gresik Sentot Supriyohadi seperti diberitakan bangsaonline.com.
Karena itu, setelah mendengar kabar ini Dinas Sosial Gresik segera melakukan pendataan terhadap keluargaini agar bisa dimasukkan dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Setelah masuk DTKS, keluarga Bakri bisa dimasukkan dalam daftar Keluarga penerima manfaat PKH maupun BPNT.
Dukung Gerakan Pemuda
Ketua PRM Desa Suci, Kiswanto menanggapi langkah PCPM Manyar tersebut. “Pertama sebagai bapak dalam berorganisasi tentu senang melihat ada anak-anak muda peduli dalam penanganan kemanusiaan khususnya masalah kemiskinan warga.” ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, warga tersebut berada di wilayah PRM Suci yang seharusnya ikut memikirkan dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
“Kedua, peran mereka untuk terus memantau permasalahan sosial di wilayah naungan PRM Suci dan wilayah yang lain terus kami harapkan. Sehingga program penanganan kemiskinan dan masalah lain bisa segera tertangani dengan baik dan tepat sasaran,” kata dia.
Meski harus diakui, sambung dia, sumbangsih yang kami berikan belum bisa maksimal. “Namun setidaknya keberadaan Muhammadiyah akan bisa dirasakan oleh penduduk Desa Suci khususnya,” ujar Kiswanto. (*)
Penulis Tineke Wulandari. Editor Mohammad Nurfatoni