Belum Sebulan Bergabung, Langsung Dapat Vitamin Menulis. Ditulis dengan gaya aku oleh kontributor asal Berlian School Sayyidah Nuriyah. Dia mengungkapkan pengalamannya menulis di PWMU.CO.
PWMU.CO – Aku beruntung dua puluh tiga hari yang lalu berani menghubungimu melalui pesan obrolan WhatsApp! Kalau kata Pak Nanang Sutedja SE MM—Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB—pada pertemuan Temu Kontributor Mugeb Schools, Kamis (25/2/2021), beruntung adalah saat kesempatan bertemu kesiapan. Are we?
Biar kujelaskan. Sebelumnya, mari kita mengucap terima kasih kepada tiga kontributor dari Berlian School yang berjasa—di balik layar—memberi kesempatan dan mempersiapkan aku menemuimu: Fatma Hajar Islamiyah, Firdausi Nuzula, dan Waviq Amiqoh.
Ustadzah Fatma memaksaku meliput serangkaian kegiatan Make Bed Over Times (Link: Begini Berlian School Latih Siswa Mandiri) yang diketuainya. Awalnya ia hendak meliput sendiri, lantas sadar dirinya pula pemeran utama di sana. Alhasil, sebagai pemeran pendukung—pemandu acara awarding-nya—aku juga mendapat amanah meliput.
Alhamdulillah, Ustadzah Fatma memberi kesempatan itu Jumat (5/2/2021). Ia percaya aku mampu menulis, meski ia belum pernah membaca tulisanku, ha-ha-ha. Ia hanya tahu aku punya hobi baru menulis buku antologi bersama. “Lho, aku suka menulis fiksi, bukan berita,” keluhku saat itu.
Mau bagaimana lagi kalau sudah diberi amanah? Usai kegiatan, aku langsung mewawancarainya dan menonton video pra-kegiatan, sambil mengingat kembali apa saja yang terjadi selama aku memandu acara itu.
Dua nama selanjutnya kusebut karena mereka yang mempersiapkanku menemuimu. Alhamdulillah, aku bisa berguru kepada Ustadzah Waviq yang telah lama mengenalmu dan Ustadzah Zula, sapaan Firdausi Nuzula, PIC Kontributor di Berlian School.
Dari mereka aku tahu bagaimana wujud gaya tulisan yang bisa kamu muat. Mulai dari meletakkan gagasan yang penting di awal, hingga naskah berita langsung ditulis sebagai pesan teks WhatsApp (bukan melalui file Ms Word ataupun PDF). Sambil kuintip juga lima dari ribuan puluhan ribu berita yang sudah kamu muat.
Sekitar empat jam setelah acara berlangsung, aku baru selesai menulis berita pertamaku tersebut. Sayang, tidak bisa langsung kukirim, karena foto dokumentasi masih tersangkut di sang ketua yang sudah tertidur kelelahan. Aku menunggunya bangun. Baru setelah ia mengirim dokumentasi, aku berani menghubungimu untuk kali pertama pukul 20.22 WIB.
Saat itu—bahkan sampai sekarang—perasaanku dalam kondisi serupa: masih campur aduk, lebih banyak cemasnya.
Apakah tulisanku sudah layak dimuat?
Bagaimana jika belum memenuhi kaidah dasar pemberitaan?
Kapan ya kira-kira bisa terbit?
Waduh, kasihan editor nanti mengedit banyak tulisanku!
Pertanyaan-pernyataan itu menggelayuti pikiranku hingga kamu merespon. Alhamdulillah, tanggapanmu cepat dan positif. Dua puluh enam menit kemudian liputanku muncul di laman beritamu: Begini Berlian School Latih Siswa Mandiri
Malam itu juga, kamu mengajakku bergabung di WhatsApp Group Kontributor II PWMU.CO. Ah, mungkin kamu lupa! Sebab, kupantau di Grup WhatsApp, sudah banyak sekali berita yang kamu muat dan bagikan setiap harinya, masyaallah. Aku bangga bisa bergabung dan mendapat akses mudah untuk update berita dan pandangan terkini. Sungguh!
Bahagiaku bertambah saat Ustadzah Zula juga mengajakku bergabung di grup Kontibutor Berlian School. Wah! Kejutan manis untukku, mendapat dua ruang keluarga baru sekaligus. Sungguh aku bersyukur, belum sebulan bergabung, sudah dapat pengalaman berharga.
Ruang Asah Keterampilan dan Percaya Diri
Aku kira kegiatan menulis berita itu sederhana, tapi ternyata tidak ada yang sederhana di dunia ini. Tugas menulis terasa mudah dilakukan jika hati menerima dan antusias mengerjakannya. Serta percaya akan manfaat yang didapat calon pembaca dan nara sumber. Sepakat?
Aku bersyukur bisa mengikuti Pelatihan Jurnalistik Softnews: Menulis Fakta Rasa Sastra yang diselenggarakan Tim Sinergi Jurnalistik dan Literasi Mugeb Schools Kamis (11/2/2021). Dari materi yang dijelaskan Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni, aku mengingat kembali materi dasar menulis berita hingga cara menulis berita yang berkelas.
Kemudian, di sini aku tersadar betapa kuatnya media berita ini, takjub! Hasil tulisanku sebagai tugas pelatihan tersebut yang dimuat di sini, sampai membawa Berlian School bisa menemui MCCC Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Radiomu untuk berbagi informasi dan pengalaman. “Sungguh, nikmat mana lagi yang kamu dustakan?” ujarku kepada diri sendiri.
Tak hanya itu, dari pelatihan tersebut, aku mendapat bonus tugas meliput materi pelatihannya. Sebelum lanjut bercerita, kepada pembaca PWMU.CO yang berbahagia, silakan intip materinya di tiga seri tulisan berikut:
Motivasi Unik Menulis ala Pemred PWMU.CO;
Pesan Terakhirnya tentang Tulisan yang Menggetarkan; dan Empat Trik Dasar Menulis Softnews, Berita Rasa Sastra
Saat mengerjakan bonus tugas inilah aku banyak belajar. Keterampilan menulisku yang belum seberapa ini seperti disuntik vitamin. Caramu menggali data yang perlu kulengkapi, foto yang lebih manis dicantumkan, info kesalahan yang perlu kupelajari, dan tentunya hasil editing yang mantap betul membuatku benar-benar merasa tercerahkan.
Aku berharap di perjalanan menulis ini, kamu lebih memperhatikan salah ketik (saltik, typo) yang bikin gemas, ya. Antisalah ketik he-he-he… Terus terang aku orang yang terganggu dengan saltik. Apalagi yang saltiknya sampai mengubah makna, duh!
Syukurlah karena ini berurusan dengan media internet yang luwes menghadapi kekhilafan saltik. Begitu pula denganmu yang dengan senang hati dan tanggap memperbaikinya.
Layaknya perkembangan motorik anak usia lima tahun yang terkenal aktif bergerak, aku juga berharap bisa aktif bergerak bersama menyebarkan dakwah berkemajuan. Dari Jatim, menginspirasi Indonesia!
Selamat milad ke-5, kamu: PWMU.CO! (*)
Belum Sebulan Bergabung, Langsung Dapat Vitamin Menulis; Editor Mohammad Nurfatoni