PWMU.CO – Generasi kita harus siap menghadapi demographic dividend (bonus demografi) pada tahun 2045 mendatang, di saat negara Indonesia berusia satu abad. Indonesia akan menjadi negara maju yang mengalahkan Cina dan Amerika Serikat.
Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik Nasrulllah MSi menyatakan hal itu saat melantik Tim Siaga Sekolah Aman Bencana di di Perguruan Muhammadiyah Oro-Oro Dowo Malang, Sabtu (12/11).
(Baca berita terkait: Dilantik, 4 Tim Siaga Sekolah Aman Bencana Kota Malang)
“Marilah kita lahirkan generasi yang tangguh untuk masa depan. Kobarkan api perjuangan. Jangan meratapi abunya. Abu adalah masa lalu bagian dari sejarah,” kata Nasul, panggilan akrabnya, yang disambut tepuk tangan para hadirin.
Sedianya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy yang akan melantik. Namun karena ada halangan mendadak, maka digantikan staf khusus. “Salam dari Pak Mentri. Sebenarnya kami sudah mengupayakan supaya beliau bisa hadir dengan mengubah schedule yang seharusnya tanggal 26 November mendatang diganti hari ini, karena pada tanggal tersebut Pak bersama Presiden Jokowi akan menghadiri Hari Guru Nasional,” ungkap Nasrul.
Nasriul menambahkan, sebenarnya Mendikbud ingin sekali menghadiri sendiri acara ini, karena beliau mempunyai sense of bencana yang sangat tinggi. Nasrul menceritakan ketika sepulang dari New York, dalam kondisi yang jet lag Mendikbud langsung mengajak ke lokasi bencana Garut, walaupun saat itu juga seharusnya menhgadiri Kemah Bakti Budaya di Belitung.
Menyinggul soal soal fullday school yang pernah menjadi pro-kontra, Kepala Humas UMM menegaskan bahwa isu itu betul adanya, hanya tidak sama persis. “Sekarang Kemendikbud sedang fokus mensosialisasikan pendidikan karakter, yaitu dengan memperpanjang waktu sekolah. Dengan itu maka bisa menambahkan aktivitas yang dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme dan relegiusitas pada peserta didik,” ujarnya.
“Untuk itu saya tegaskan bahwa tidak ada sedikitpun niatan mematikan MADIN (Madrasah Diniyah) seperti yang dikhawatirkan banyak fihak. Justru dengan full day school ini MADIN akan ditarik ke sekolah,” tegasnya.
Risikonya, kata Nasrul, sistem pembelajaran nanti akan mengurangi muatan-muatan lokal yang bersifat teori. “Semua yang berkaitan dengan pembentukan karakter seperti materi dari BNN atau MDMC nanti akan dimasukkan dalam ko-kurikulum sekolah dengan penerapan yang berbeda. Sehingga dengan ini akan terbentuk mentalitas tangguh , sinergitas yang kuat dan kecepatan penanganan setiap persoalan.” (Uzlifah)