PWMU.CO– Ibnu Mas’ud. Nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud. Sahabat Nabi ini seorang pemuda pemberani. Dia termasuk golongan pemuda yang menerima Islam di awal masa dakwah Nabi Muhammad saw.
Dalam kitab Sirah Ibnu Ishaq diriwayatkan Ibnu Ishaq menerima cerita ini dari Yahya bin Urwah bin Az-Zubair bin Awwam. Ayahnya berkata, ”Orang yang pertama kali membaca al-Quran dengan terang-terangan di Makkah setelah Rasulullah saw adalah Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu.”
Pada suatu hari, sahabat-sahabat Rasulullah saw berkumpul. Mereka berkata, ”Demi Allah, orang-orang Quraisy belum pernah mendengar al-Quran dengan terang-terangan. Siapakah yang berani memperdengarkannya kepada mereka?
Abdullah bin Mas’ud menjawab, ”Saya!”
Mereka berkata,”Kami mengkhawatirkan keselamatanmu. Kami inginkan orang yang mempunyai keluarga yang dapat melindunginya jika mereka bertindak jahat.”
Abdullah bin Mas’ud berkata, ”Biarkan saya, karena Allah akan melindungiku.”
Kemudian Abdullah bin Mas’ud pergi ke maqam Ibrahim di Kakbah pada saat Dhuha sewaktu orang-orang Quraisy sedang berada di balai pertemuan Darun Nadwah.
Abdullah bin Mas’ud berdiri di maqam tersebut. Lalu membaca Quran dengan suara keras.
”Bismillahir-rahmaanir-rahim. Ar-rahmaan allamal-quran khalaqal insan allamahul bayan … dan seterusnya…”
Reaksi Orang Quraisy
Saat Abdullah bin Mas’ud melanjutkan bacaannya, orang-orang Quraisy mendengarkan dan merenungkan maknanya. Tak lama kemudian orang-orang Mekkah mulai bereaksi.
Sebagian dari mereka berkata, ”Apa yang dibacakan anak Ummu Abd ini?”
Sebagian dari mereka berkata, ”Dia sedang membaca ajaran yang dibawa Muhammad.”
Mereka bangkit menuju Abdullah bin Mas’ud. Lantas beramai-ramai memukuli wajahnya. Abdullah bin Mas’ud tak gentar. Dia tetap berdiri tegak. Dilanjutkan mengumandangkan ayat-ayat surat ar-Rahman itu. Sampai ayat tertentu, dia berhenti karena situasi makin gawat.
Setelah itu, Abdullah bin Mas’ud pergi menemui teman-temannya dengan wajah terluka. Mereka berkomentar kepadanya, ”Inilah yang kami khawatirkan terhadap dirimu.”
Abdullah bin Mas’ud menjawab, ”Musuh-musuh Allah itu tidak lebih rendah dariku sejak sekarang. Jika kalian mau, besok pagi aku akan melakukan lagi membaca Quran.”
Para sahabat berkata, ”Tidak. Kamu sudah cukup. Kamu telah memperdengarkan kepada mereka sesuatu yang tidak mereka sukai.” Kisah sahabat Nabi ini menjadi teladan keberanian dakwah di depan orang-orang yang membenci Islam.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto