
PWMU.CO – Seru! Virtual Tapak Suci Day di Berlan School “Coba hidungnya mencium lutut!” Saat mendapat arahan pemanasan inilah terdengar keriuhan dari para guru yang mengikuti di lapangan.
Sambil berdiri tegak, As’ad Eldivar KMd memotivasi peserta melakukannya. Sementara itu, rekannya, Nurdiansyah KUa menunjukkan hidungnya benar-benar mencium lutut.
Setelah memandu pemanasan selama delapan menit, As’ad—panggilan akrabnya—melontarkan pertanyaan lucu kepada peserta, guru, dan siswa yang disambut gelak tawa, “Terakhir kali, setahun yang lalu, materinya apa?”
Lantas ia memandu para peserta untuk mempelajari gerakan Jurus Merpati. Perlahan, ia ajak peserta bertahan memposisikan jemari tangannya seperti mencengkram, kemudian menariknya ke arah muka, samping telinga, lurus ke depan, kaki kanan ditarik ke belakang, dan kedua tangan dibuka lebar. Simak video berikut agar lebih jelas!
Setelah seluruh guru berhasil mempraktikkan secara kompak, As’ad memberi tantangan setiap baris peserta maju mempraktikkan tanpa dipandu.
“Semangat! Semangat! Semangat!” sorak para guru yang duduk menyebar di lapangan, sambil menunggu giliran maju. Sementara itu, para siswa mengikuti gerakannya di rumah masing-masing, di depan layar Zoom-nya.
Spesial Perdana: Ada Senam Sehat Berlian
Para siswa telah siap menyambut Tapak Suci Day (TSD) pertama di masa pandemi. Mereka memakai seragam khas Tapak Suci: baju kurung merah dengan setrip kuning. Untuk siswa yang belum punya, dominan siswa kelas I, maka memakai seragam olahraga.
Tak mau kalah, seluruh wali kelas I-VI, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah juga kompak memakai seragam Tapak Suci dan masker. Mereka berbaris menyebar di lapangan, renggang-renggang sesuai protokol kesehatan.
Senam Sehat Berlian mengawali kegiatan TSD di Berlian School Jumat (19/3/21) pagi. Guru olahraga Agnes Yulita Sari SPd memimpin pasukan guru di lapangan maupun para siswa di depan layar Zoom masing-masing.
Guna menyemarakkan TSD virtual pertama ini, Agnes—sapaan akrabnya—memilih senam irama menggunakan alat. Para siswa boleh memakai simpai, bola, atau alat apapun yang tersedia di rumah.
Memasuki fase inti senam, Agnes mengajak para siswa memegang alatnya masing-masing. Sementara itu, ia mencontohkan posisi memegang simpai dengan kedua tangannya. Para siswa mengikuti setiap gerakan yang dipandu Agnes. Beberapa dari mereka, ada yang mengikuti bersama saudaranya yang juga siswa Berlian School.

Mati Setahun, Guru Belajar Tradisi Pembukaan
Saat dua Pembina Bina Prestasi Pimda 25 Gresik—As’ad dan Nurdin—memandu duduk sikap sempurna, para guru di lapangan gagap mengikutinya.
“Lupa Pak, sudah setahun lalu,” jawab beberapa guru di lapangan yang mulai terpapar panas matahari.
Lantas As’ad, didampingi Nurdin—sapaan akrab Nurdiansyah—di samping kirinya, menjelaskan, “Kakinya yang turun kanan dulu!”
Tak puas, Wali Kelas VI Muhammad Hariyadi MPdI meminta As’ad mengulangi contoh gerakannya. Mendengar itu, As’ad memutuskan untuk kembali menjelaskan gerakan dasar dalam Tapak Suci. Misalnya sikap Tapak Suci, hormat, salam, duduk, dan berdoa.
Mahasiswa Universitas Brawijaya ini menerangkan, jika mendengar aba-aba “Sikap Tapak Suci”, maka tangan kanan menyentuh pundak kiri dan sebaliknya—membentuk tanda silang di depan dada. Selain itu, keempat jari harus rapat, sedangkan ibu jarinya menekuk. “Tangan kanan ada di depan!” tegasnya. Seluruh peserta menirukan gerakannya.
Kemudian As’ad juga mengenalkan gerakan hormat. Dengan sigap, ia meletakkan tangan kiri di depan dada menghadap ke bawah. Lalu ia mengangkat tangan kanan sampai tegak menghadap depan. Ia memandu gerakan ini tiga kali hingga semua guru di lapangan kompak mengikutinya.
Setelah itu, para guru—sekaligus siswa yang menyaksikan dari rumah masig-masing—dipandu untuk duduk sikap pertama. Dalam praktiknya, banyak guru yang bingung. Menyadari di antara mereka ada yang posisi kakinya terbalik, gelak tawa terdengar di lapangan itu. As’ad pun menunggu sebagian guru membalik posisi kakinya hingga benar.
Gelak tawa kembali terdengar saat As’ad mempraktikkan contoh posisi punggung para guru yang salah: membungkuk. “Tidak boleh seperti itu!” ujarnya, kemudian mencontohkan posisi yang benar, yaitu badan tegak.
Kondisi di lapangan segera kondusif saat As’ad memandu mereka mempraktekkan posisi berdoa. Pria kelahiran 1996 ini mengajak para peserta menirukan doa yang ia pandu.
Dengan tegas, ia juga memandu tahap demi tahap perpindahan posisi duduk ke berdiri lagi. “Kalau berdiri itu kaki kiri dulu, (kaki kanan) ditarik!” ujarnya mengakhiri panduan tradisi pembukaan sebelum memulai latihan.

Silaturahim dengan Pimda 25
Kepada PWMU.CO (20/3/21), As’ad mengakui acara Tapak Suci Day memang bagus dan menarik, karena menjadi ajang silaturahim antarlembaga.
“Selain bisa mengenalkan Tapak Suci lebih dalam, kegiatan TSD ini juga bisa (menjadi ajang) saling bersilaturahmi, antara sekolah, Pimda dan pelatih-pelatih yang lain,” jelasnya. Apalagi, sambung pemilik gelar Kader Muda (Biru-Melati I) ini, jika TSD bisa dilakukan secara rutin.
Sejalan dengan ini, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Nur Hamidah SPd menyetujui kehadiran dua pembina dari Pimda 25 di sini sekaligus dapat memantau dan mendiskusikan perkembangan dari pembangunan “Padepokan Tapak Suci” di Berlian School.
Hanya saja, As’ad menyayangkan tidak bisa merasakan secara langsung ramainya kehadiran 280-an siswa pada acara ini. Meski ia menyadari, sebab masih pandemi jadi harus ada pembatasan untuk berkerumun.
Ia juga bersyukur mendapat respon positif dari para siswa, “Alhamdulillah anak-anak antusias, semoga bisa tertarik untuk ikut tapak suci,” ujarnya saat diwawancarai. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni