Liputan di Masa Wabah Harus Kreatif Cari Angle Berita oleh Musyrifah, Guru MI Muhammadiyah 2 Karangrejo Gresik. Tulisan ini Juara Harapan II Lomba Penulisan Feature 5 Tahun Milad PWMU.CO.
PWMU.CO-Setahun berlalu, pandemi Covid-19 belum berakhir. Dalam serba keterbatasan gerak tidak menyurutkan semangat saya untuk liputan dan menulis berita di PWMU.CO.
Tulisan terakhir sebelum berlakunya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berjudul Krayahan HW Camp Manyar Ajari Berbagi yang diterbitkan Selasa (17/3/20).
Acara itu berlangsung Jumat (13/3/20). HW Camp tiga sekolah Kecamatan Manyar yaitu SD Muhammadiyah Manyar (SDMM), MI Muhammadiyah 1 Gumeno (Mimsagum) dan MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka).
Selang beberapa hari setelah acara itu diumumkan PSBB. Berlaku larangan berkumpul. Kegiatan tatap muka dibatasi. Wajib pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Semua kegiatan Muhammadiyah dan amal usahanya berhenti.
Sedih rasanya, karena sebelumnya aktif meliput di berbagai kegiatan sekolah maupun organisasi, kini banyak berdiam di rumah. Kontak hanya lewat telepon dan WA. Mengajar di Mimdaka pun secara online.
Pemuatan berita di PWMU.CO pun diketati. Konten berita dan foto harus mendukung protokol kesehatan. Berita pertemuan tatap muka mengabaikan prokes tidak dimuat. Begitu juga foto harus tampak bermasker dan jaga jarak. Akibatnya menulis berita pun harus pilih-pilih agar dimuat.
Di umur 46 tahun dalam kondisi wabah tak menurunkan semangat menulis. Membaca terus berita yang dimuat untuk mengetahui model berita yang memenuhi syarat. Saya penasaran, liputan berita di masa pandemi bagaimana menulisnya.
Liputan berita tampak menurun memang. Hampir semua kontributor mengalami seperti saya. Tulisan opini, feature, sejarah, guidance, banyak muncul sebagai gantinya. Ada nama-nama penulis terkenal.
Untuk mengatasi berkurangnya berita, redaksi PWMU.CO meminta para kontributor menulis feature, profil tokoh dan sejarah Muhammadiyah, atau opini sesuai bidang yang dikuasa dan diminati. Untuk mendukung ini, redaksi mengadakan pelatihan menulis opini dan feature secara online.
Berita Mendadak
Tantangan ini makin memicu untuk menulis. Apalagi saya sudah ikut menerbitkan buku antologi Curhatan Guru Zaman Now. Tepat hari Jumat (17/4/2020) ada kabar mengejutkan dari grup WhatsApp sekolah. Tokoh Muhammadiyah dari Gresik, Ir Mohammad Nadjikh CEO PT Kelola Mina Laut (KML) wafat.
Saya mendapat dari redaktur diminta menulis berita wafatnya tokoh kelahiran Desa Karangrejo itu. Sempat bingung. Apa yang harus ditulis. Berita kematiannya sudah diturunkan. Ada kesulitan mendapatkan informasi dalam waktu singkat dan cepat. Saudara, kerabat yang dihubungi belum bisa memberikan informasi yang lengkap dan sangat tertutup, karena wafatnya di masa pandemi. Juga masih dalam kondisi berduka.
Redaktur meminta menulis feature dengan sudut pandang lain. Pak Nadjikh ini tokoh besar. Pengusaha perikanan terkenal dan Ketua Majelis Ekonomi Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kebetulan Pak Nadjikh pernah bersekolah di Mimdaka waktu kecil. Saya wawancarai kepala madrasah dan teman masa sekolahnya. Angle atau sudut pandang itulah yang tulis menjadi feature berjudul Madrasah Nadjikh Sangat Berduka. Setelah dimuat tanpa saya duga ternyata tulisan itu viral. Mendapatkan viewer 1,9K.
Ini berita yang pertama kali saya tulis saat pandemi dan paling banyak viewernya serta paling viral di antara berita-berita yang saya sebelumnya.
Saya yang juga menulis buku antologi Ada Surga di Rumah Kita kembali menerima tantangan dari redaktur. Senin (4/5/20) redaktur meminta menambah tulisan sosok almarhum Mohammad Nadjikh. ‘”Pada naskah Madrasah Nadjikh Sangat Berduka, terdapat 417 kata, tolong cari informasi masa kecil dan masa sekolah almarhum sehingga naskah itu mencapai 1.000 kata atau lebih,’’ kata redaktur.
Saya mendapatkan sumber informasi dari guru lama yaitu Ibu Muyasaroh, Ibu Badriyah dan teman semasa kecinya, Ibu Muyas’ah. Semua tinggal di Karangrejo, jadi saya segera mendatangi rumahnya untuk wawancara. Wawancara tambahan ini sangat cepat dan lancar sehingga tulisan tambahan langsung dikirim ke redaktur.
Mengajarkan Ilmu Menulis
Berkat keterampilan menulis yang terasah selama di PWMU.CO, saya bisa bergabung dengan beberapa komunitas penulis selain mengajar. Ikut menulis dalam buku antologi lagi berjudul Success Story Learning at Home.
Saya mensyukuri semua itu. Dari aktivitas di komunitas saya menerima tawaran sebagai pembicara di forum literasi. Awalnya takut sih, karena merasa kurang saja ilmunya. Tetapi kalau tidak saya terima kapan saya mau maju.
Paling mengesankan saat menjadi pembicara pada kegiatan Seribu Pena Mulia untuk Ibu. Acara ini memperingati Hari Ibu di SMP Muhammadiyah 5 Bungah Gresik dan Gerakan Perempuan Mengaji yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah Manyar secara virtual.
Acara ini pun saya liput sendiri dan saya tulis menjadi berita di PWMU.CO. Itulah kelebihan kita menjadi kontributor. Bisa mengabarkan kegiatan kita sendiri tanpa harus meminta orang lain untuk mengabarkan. Menjadi pembicara sekaligus merangkap wartawan.
Saya berharap pandemi tidak menyurutkan semangat para kontributor tetap berkarya dan tetap setia berkontribusi untuk PWMU.CO. Menulislah! Karena menulis itu mudah. Dan menulis harus kita perjuangkan.
Selamat berjuang menulis!
Editor Sugeng Purwanto