Peran Ganda Ibu di Masa Pandemi oleh Mar’atus Sholichah, guru SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik. Tulisan ini Juara Harapan III Lomba Penulisan Feature 5 Tahun Milad PWMU.CO.
PWMU.CO–Hari masih gelap. Waktu menunjukkan pukul 04.30. Bergegaslah Annisa Dewi Lestari membuka mata dan memulai harinya yang panjang.
Pagi itu, Jumat (12/3/21), bersama suami dan putri pertamanya, wanita yang akrab dipanggil Nisa ini melaksanakan shalat Subuh berjamaah.
Aktivitasnya kemudian berlanjut memasak untuk menyiapkan sarapan bagi suami dan anaknya. Untuk memastikan asupan dan kesehatan keluarganya. Setiap hari Nisa memasak sendiri di pagi hari sebelum anak-anak bangun.
Nisa kemudian memandikan putri pertamanya dan menyiapkan keperluan anaknya untuk sekolah daring.
Nisa memiliki dua putri. Aisyah Nur Salsabila (6 tahun) dan Ayra Nur Ramadhani (2,5 tahun). Di masa pandemi covid-19, dia rela menanggalkan sementara profesi dokter gigi yang digelutinya, demi fokus mengurus keluarga.
”Profesi saya dokter gigi sebenarnya, karena masanya lagi seperti ini, anak juga sekolah daring, jadi saya cuti dulu biar bisa fokus mendampingi anak-anak belajar di rumah,” ujarnya saat diwawancarai.
Anak pertamanya, Aisyah, adalah siswi SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik kelas I-As Salam sedangkan anak keduanya masih balita. Kini dia menjalani perang ganda sebagai ibu dan guru di rumah.
Bangun Kedisiplinan
Memiliki dua anak yang masih kecil membuat Nisa harus membagi waktu dengan bijak. Selain kesehatan, pendidikan anak, juga selalu mendampingi putrinya belajar via aplikasi zoom dengan ustadz-ustadzahnya.
Wali kelas Aisyah, Nur Umaroh SPi, menuturkan peran ganda para ibu saat di masa pandemi. Seperti Aisyah yang belajar lewat zoom selalu ditemani sang mama.
”Aisyah anak yang aktif dan pintar, dalam pembelajaran mamanya juga support dan mendampingi Aisyah,” tutur Umaroh.
Umaroh juga mengatakan, Aisyah selalu mengumpulkan tugas tepat waktu dan selalu mendapat nilai yang memuaskan.
”Rajin sekali anaknya, tugasnya selalu dikumpulkan tepat waktu, nilai pun bagus-bagus, selama zoom, dia selalu aktif bertanya. Kalau ada kegiatan sekolah di luar pembelajaran pun dia juga aktif ikut,” tutur wanita 27 tahun ini.
Guru Dadakan
Selain belajar via zoom dengan guru SD Mugeb, Nisa berupaya menciptakan aktivitas baru demi menekan rasa bosan putrinya selama di rumah.
”Aisyah kan anaknya aktif ya, jadi kalau selesai belajar dengan gurunya, dia nanya saya terus, Ma, habis ini ngapain lagi, ayo Ma bikin apa lagi,” ujarnya menirukan ucapan putrinya.
Ibu 34 tahun ini terus belajar demi menjadi guru yang baik bagi Aisyah selama di rumah, salah satu usahanya adalah mengikuti forum Sekolah Literasi Sayang Keluarga (Selingkar).
”Saya ikut Selingkar, di situ banyak informasi tentang aktivitas-aktivitas anak usia 6-12 tahun. Saya juga banyak belajar dari situ untuk memperkaya aktivitas anak-anak di rumah,” kata wanita asal Bandung ini.
Nisa menuturkan, Aisyah adalah tipe anak yang aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang besar, terutama di bidang sains. Tidak ingin menyia-nyiakan minat dan potensi putrinya, Nisa selalu memotivasi dan mengajak Aisyah bereksperimen untuk menambah wawasannya.
”Biasanya saya ngajak dia bereksperimen, kadang tentang pencampuran warna, kadang memasak. Banyak sih aktivitasnya, yang pasti positif jadi anaknya senang tapi sekalian belajar juga,” tuturnya.
Pelajaran sains di sekolah, lanjutnya, merupakan hal baru bagi Aisyah. Karena di TK belum dikenalkan, apalagi menggunakan bahasa Inggris.
”Ini jadi tantangan juga sih buat saya, jadi saya pelajari dulu materinya, saya cari artinya, baru cari teknik terbaik untuk menyampaikan ke Aisyah agar dia mudah memahami dan tertarik sama pelajarannya,” ungkap Nisa.
Sehari sebelum pelajaran, lanjutnya, selepas Maghrib, dia dan Aisyah belajar bersama terlebih dahulu. Bahkan Nisa juga menyediakan papan tulis di rumah untuk mempermudah mengajar anaknya.
Tips Mengatasi Rasa Jenuh
Nisa juga mengaku tak jarang dirinya merasa lelah, bosan dan jenuh. Namun, dia memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya.
”Biasanya kalau jenuh saya me time sejenak. Sekadar rebahan atau nonton film sebentar aja. Karena Mama dan anak juga butuh jeda. Kalau moodnya udah oke lagi, siap action lagi hehehe,” ujarnya sambil tertawa.
Selain itu, dia juga mengajak keluarganya berolahraga sejenak di pagi hari untuk me-refresh mood dan sekaligus menjaga kesehatan.
”Selain me time, kadang saya juga ngajak kakak (Aisyah) dan adik (Ayra) sama suami sepedaan, muter-muter deket rumah sini aja, tapi lumayan bisa menghirup udara segar, biar fresh lagi kalau menjalani rutinitas di rumah,” terangnya.
Menonton film bersama keluarga juga menjadi alternatif lain untuk menghilangkan kebosanan. Film yang diputar Nisa tentu tidak sembarang film. Dia memutar film yang sesuai dengan umur anaknya dan mengandung nilai edukasi, seperti genre petualangan maupun eksperimen.
”Kadang kalau nonton film gitu sambil belajar, dia juga menambah kosakata baru, dia kan memang masih baru banget lulus dari TK. Jadi perbendaharaan katanya belum banyak. Kebetulan di tengah-tengah film itu muncul kata-kata pake bahasa Inggris. Jadi dia suka nanya ‘apa itu Ma artinya?’ terus dia cari tahu sendiri makna katanya. Jadi dia makin paham, seru sih menurut saya,” tuturnya.
Dampingi Anak Raih Prestasi
Nisa dan keluarga yang tinggal di Perumahan Petrokimia Jalan Nitrogen I/9 Gresik ini patut bangga pada sang putri pertama. Pasalnya, di tengah pandemi covid, Aisyah tak henti mengukir prestasi.
Mulai dari bidang Matematika, membaca puisi hingga tahfidh pernah ia juarai. Terakhir, dia meraih Bronze Award (level 1-3) dalam kompetisi Read1 Online Competition tingkat nasional yang diselenggarakan Klinik Pendidikan MIPA, Sabtu (20/2/20).
Dia selalu menawarkan pada Aisyah terlebih dahulu jika ada lomba. Bagi Nisa, saat Aisyah mengikuti lomba, bukanlah gelar juara yang ia kejar, melainkan pengalaman untuk belajar lebih baik lagi.
”Misal lomba tahfidh gitu, biasanya kalau lagi ngeliat peserta lain yang lebih bagus, dia jadi belajar, ooh ternyata ada yang lebih bagus seperti itu, kalau menang mah alhamdulillah,” ujar Nisa dengan logat khasnya.
Menikmati Peran Ganda
Meskipun ribet pada awalnya, kini Nisa sudah terbiasa menjalani hari-harinya menjalani peran ganda sebagai ibu sekaligus guru bagi Aisyah.
”Awal-awal masih bingung ya, apalagi Aisyah masuk SD pas lagi pandemi, belum merasakan sekolah sama sekali. Jadi harus muter otak ini gimana cara ngajarinnya,” ujar Nisa.
Berawal dari terpaksa, kini Nisa mulai menyukai dan menikmati peran ganda tersebut. ”Apa saya ini passion apa gimana ya, kok lama-lama jadi seneng ngajarin anak. Jadi guru buat anak sendiri,” kata Nisa diiringi dengan tawa kecilnya.
Nisa berharap, pandemi Covid-19 segera berlalu agar anak-anak bisa kembali ke sekolah karena menurut Nisa banyak hal yang hanya bisa didapat anak di sekolah.
”Bagaimana pun juga anak-anak tetap butuh gurunya, butuh ke sekolah, biar bisa bersosialisasi, karena banyak hal yang hanya bisa didapatkan anak di sekolah. Belajar di rumah terkadang anak jadi mudah terdistraksi (gangguan) dan sebagainya, tapi karena masanya masih begini, jadi bertahan dulu deh,” paparnya.
Motivasi untuk Ibu
Sebagai ibu dua anak yang harus berjuang di tengah pandemi dan berperan ganda di rumah demi terpenuhinya pendidikan anak, Nisa menyampaikan pesan dan memberikan semangat untuk semua ibu di luar sana yang mengalami hal yang sama dengan dirinya.
”Buat ibu-ibu semua, kita harus ikhlas, covid pasti berlalu, harus sabar menghadapi kerepotan yang ada di rumah, pokoknya lillahi ta’ala, yang penting keluarga nomor satu, anak-anak sehat dan pinter, kita harus sediain stok sabar yang banyak,” tutur Nisa.
Perjuangan Nisa sebagai multitalent woman mendapat apresiasi dari sang suami, Angga Saputra ST. ”Perjuangan yang luar biasa, ternyata para mama itu superhero yang nyata. Fisik, hati, pikiran bisa dimanage dengan luar biasa. Gusti Allah swt memang Maha Benar, menempatkan surga di telapak kaki ibu,” tutur pria yang akrab disapa Angga ini.
Nisa merupakan salah satu diantara jutaan ibu yang harus berjuang ekstra di masa pandemi covid-19 demi pendidikan anak. Semangat untuk para ibu! Surga adalah milikmu. Semoga menginspirasi! (*)
Editor Sugeng Purwanto