Sedekah Wasilah Sehat, Ini Hasil Penelitiannya oleh dr Tjatur Prijambodo MKes, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Sidoarjo.
PWMU.CO– Hidup sehat adalah impian bagi setiap insan. Tak ada satu orang pun di dunia ini yang ingin merasakan lemahnya tubuh. Sebab itu akan menghambat aktivitasnya selama hidup. Sedekah seringkali dibahas dan ditinjau dari aspek religius, sosial, dan ekonomi. Belum banyak yang mengkajinya dari sisi kesehatan.
Wa man yuuqa syuhha nafsihii fa ulaaika humul-muflihuun. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 9)
Setidaknya ada empat manfaat sedekah yang sering dikutip Rasulullah saw.
1. Membukakan pintu rezeki
2. Mengobati orang sakit
3. Meredakan kemarahan Allah dan mengurangi kesakitan saat sakaratul maut
4. Mampu menjadi ’naungan’ di hari kiamat.
Studi tahun 2006 oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan, ketika seseorang bersedekah, beberapa area di otak yang terkait dengan kenyamanan, yaitu hipotalamus, turut aktif dan menciptakan efek warm glow.
Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbus, sebagai pusat kenikmatan, koneksi sosial, dan rasa percaya.
Para peneliti juga percaya, bahwa ketika melakukan sedekah, otak akan melepaskan endorfin memproduksi perasaan positif yang disebut helper’s high.
Fenomena tersebut dapat terjadi karena ketika menolong orang, otak memproduksi hormon dopamine (yang memberi perasaan bahagia dan keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah hal yang benar) serta hormon oxytocin yang dikenal dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi imunitas, dan mengembangkan rasa percaya dalam interaksi antar manusia.
Sebuah penelitian oleh Moll (2006) dari Universitas California memantau aktivitas otak ketika seseorang mendermakan hartanya. Hasilnya, ternyata ada peningkatan aktivitas area mesolimbik, striatum dorsal, ventral, dan tegmental ventral pada otak penderma itu.
Kemudian, peningkatan jumlah konsentrasi hormon dan neurotransmitter di otak. Khususnya oxytocin, serotonin, epinephrine, dopamine, dan endorphin. Itu semua memacu perasaan bahagia dan tenang dalam diri seseorang.
Risiko Mati Rendah
Banyak penelitian menunjukkan sikap dermawan ternyata berkorelasi dengan kesehatan. Salah satunya adalah penelitian:
Pertama, Stephen Post yang dimuat dalam bukunya Why Good Things Happen to Good People menyatakan, bahwa berbagi dengan sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis seperti HIV.
Kedua, Stephanie Brown dari Universitas Michigan pada tahun 2003 terhadap beberapa pasangan manula. Dalam penelitian tersebut, Stephanie menemukan, manula yang menolong tetangga, teman, dan saudara, ataupun yang memberikan dukungan secara emosional kepada pasangannya, ternyata memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal dunia di lima tahun ke depan, dibandingkan dengan manula yang tidak memberikan bantuan praktikal maupun emosional kepada sesama.
Jika sebuah penyakit tidak sembuh juga meski sudah berobat ke mana-mana dengan berbagai macam obat, maka kemungkinan sang obat penyembuh belum ditemukan hakikatnya tentu saja belum ada izin Allah swt untuk kesembuhannya.
Dalam mengobati penyakit secara umum ada dua cara. Yakni ikhtiar dan doa. Ikhtiar dilakukan dengan berobat ke dokter, meminum atau memakan obatnya, lalu disempurnakan dengan doa.
Namun belum banyak yang menyadari salah satu obat mujarab, sebut saja ’obat ekstra’ bagi sebuah penyakit adalah sedekah. Sebagaimana hadits: Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah. (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih al-Jami’).
Dengan demikian, bersedekah selain akan membuat harta kita berkah dan bermanfaat, juga bisa menjadi wasilah datangnya kesembuhan dari Allah swt atas penyakit yang diderita.
Sedekah yang dimaksud dalam hadits ini adalah sedekah yang diniatkan untuk memperoleh kesembuhan. Boleh jadi, Anda telah banyak melakukan sedekah, tetapi hal itu tidak Anda lakukan dengan niat untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah swt.
Rasa Bahagia
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Dr dr Muh. Khidri Alwy MAg menjelaskan, orang berperilaku baik hati dan peduli terhadap orang lain dapat meningkatkan suatu sinyal di otak yang diikuti dengan meluapnya tingkat kebahagiaan.
Dengan pemeriksaan FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) diperlihatkan bagian stratum ventral dan korteks orbitofrontal yang meningkat.
Rutin bersedekah memiliki risiko kematian yang lebih rendah dalam periode lima tahun ketimbang yang tidak bersedekah. Sekitar 76 persen orang yang aktif dalam kegiatan sosial mempunyai kesehatan yang lebih bagus dibandingkan yang tidak bersedekah.
Khidri Alwy memaparkan hasil riset psikolog Amerika David Klein yang menguji coba orang yang suka memberi, diambil dan dianalisa air liurnya terjadi penambahan protein yang berperan penting menambah sistem kekebalan tubuh yaitu protein jenis A, yang dikenal dengan sebutan sel kekebalan (IgA). Sel kekebalan ini bertugas melindungi tubuh dari bakteri dan mikroba yang sering menyerang sistem pernafasan dan pencernaan.
Dr dr Taufik Pasiak MPd MKes dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado menyebutkan, dalam struktur otak ketika seseorang memberi maka yang berfungsi adalah nucleus accumbens yang akan memberikan kesenangan. Ternyata dengan memberi maka kita juga diuntungkan. Bukan hanya penerima sedekah.
Wallahu’alam bishshowab.
Editor Sugeng Purwanto