PWMU.CO – SD Miobal (Muhammadiyah 10 Balongbendo), Sidoarjo, menggelar Munaqasyah Tahfidh al-Quran bekerja sama dengan Tajdied Center, Sabtu (3/4/2021)
Meskipun seharusnya di tanggal itu menjadi momentum libur panjang (long weekend) dan saatnya menikmati liburan bagi mereka yang bekerja di lembaga pendidikan atau lembaga formal lainnya, namun tidak demikian bagi dewan guru SD Miobal Sidoarjo.
Pasalnya semua dewan guru tetap bersemangat meluangkan waktu untuk mendampingi siswa-siswi yang mengikuti ujian atau Munaqasyah Tahfidhul Quran Juz 30 dan Juz 29.
Munaqasyah ini digelar di Gedung SD Muhammadiyah 10 Balongbendo, Sidoarjo dan diikuti oleh 30 siswa-siswi. Acara dimulai tepat pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB.
Kepala SD Miobal, M Natsar Haqiqi SHI menyatakan, Munaqasyah adalah momentum untuk mencetak generasi Qurani khususnya para hafidz dan hafidzah cilik.
“Semoga anak-anak semakin bersemangat dalam menghafal al-Quran, dan di tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi siswa-siswi SD Miobal yang mengikutinya,” ujar Natsar.
Pada munaqasyah kali ini, dia menambahkan, 50 persen siswa-siswi telah menyelesaikan dengan tuntas dan 50 persen lagi akan dilanjutkan di Ramadhan mendatang.
“Para penguji dari Tajdied Center telah menentukan jadwal ujian bagi beberapa lembaga yang telah mengajukan diri mengikuti Ujian Tahfidz se-Jawa Timur ini,” imbuhnya.
Alat Ukur Keberhasilan Belajar Quran
Bagi sekolah, menurutnya, munaqasyah ini merupakan salah satu alat ukur keberhasilan dalam membina siswa-siswinya tentang pembelajaran al-Quran .
Koordinator al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (ISMUBA) Ismiati, SPdI mengemukakan, masa pandemi tidak menyurutkan semangat siswa-siswi baik dalam pembinaan ataupun munaqasyah saat ini.
“Pembinaan sudah dilakukan sejak bulan Desember 2020 hingga Maret 2021, tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” ucapnya.
Dia mengatakan, Munaqasyah Tajdied Center tingkat Jawa Timur ini diharapkan bisa menjadi parameter kesiapan sekolah di event tingkat propinsi ini.
Sementara itu, Ustadzah Navida salah satu penguji dari Tim Tajdied Center mengungkapkan, Tajdied Center melakukan uji tahfidz di banyak lembaga secara offline agar lebih maksimal dalam penilaian.
“Penilaian menyangkut fashahah atau kefasihan, tajwidnya, dan yang paling penting adalah penilaian tentang kejujuran,” terangnya.
Menurutnya, di beberapa kali ujian tahfidz yang diselenggarakan secara online, ditemui beberapa peserta yang selalu tertunduk dan tidak fokus ke kamera.
“Dengan kecanggihan teknologi di ponsel android sekarang ini, kan memungkinkan dua aplikasi dibuka secara bersamaan. Sehingga ditemui beberapa kali peserta tidak fokus,” katanya.
Oleh karena itu, imbuhnya, demi menjaga nilai kejujuran, maka Tajdied Center menggelar ujian tahfidz secara offline di beberapa tempat secara terjadwal. Tentu tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Bagi para guru pembina Baca Tulis al-Quran (BTQ) di semua lembaga, tetaplah bersemangat dalam mendampingi anak-anak. Semoga bisa menjadi momentum untuk berbenah dalam mendampingi anak-anak,” pungkasnya. (*)
Penulis Sunarsih Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni