PWMU.CO– Bulan Ramadhan mengubah perilaku yang buruk menjadi baik. Orang menjaga dirinya agar tak berbuat dosa. Rajin shalat dan tepat waktu.
Hal ini disampaikan Ketua Majelis Tabligh PCA Manyar Ernawati dalam kajian virtual Gerakan Perempuan Mengaji Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Manyar Gresik edisi Ramadhan, Jumat (16/4/21).
Ernawati menyampaikan, sudah menjadi kewajiban kita melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Dengan menyitir al-Quran surat al-Baqarah ayat 183 yang artinya, Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
”Puasa Ramadhan kewajiban bagi seluruh umat muslim, bagi orang-orang yang dirasa mampu maka diharuskan berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan,” ujar Sekretaris Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Banyuwangi Kec. Manyar Gresik ini.
Menurutnya, Ramadhan adalah bulan yang mampu mengubah perilaku manusia yang buruk menjadi baik, karena inilah yang diinginkan pada bulan Ramadhan. ”Yang semula manusia melakukan hal-hal yang melanggar agama. Maka saat bulan Ramadhan inilah harus mengubah perilaku kita menjadi baik,” ujar ibu kelahiran Gresik ini.
Jika sebelum puasa tidak pernah shalat tepat waktu, atau masih ada waktu shalat yang ditinggalkan, sambung dia, maka saat ini kita laksanakan secara maksimal dengan shalat berjamaah di masjid agar tidak ketinggalan waktu shalat dan tidak ada waktu shalat yang ditinggalkan.
Pada Ramadhan ini, tambah dia, harus benar-benar mampu menahan perilaku atau hal-hal yang bisa menyakiti orang lain, menggunjing, atau membicarakan aib orang lain. ”Agar rohani spiritual di Ramadhan tahun ini benar-benar bersih dan perilaku buruk sudah tidak melekat pada diri kita,” ungkap Kepala TPQ Al Muttaqin Banyuwangi Manyar ini.
Bulan Kasih Sayang
Ernawati menjelaskan setiap bulan Ramadhan tentunya kita mengharapkan kasih sayang dari Allah yaitu dihapuskan dosa-dosa kita dan diberikan nikmat serta anugerah. ”Oleh karena itu wajib bagi kita untuk memperbanyak amalan-amalan yang baik di bulan Ramadhan,” jelasnya.
Kasih sayang Allah, imbuhnya, dapat mengalahkan murka dan amarah-Nya. ”Ini harus menjadi dasar dan pegangan bagi umat mukmin untuk selalu bersikap optimis dan penuh harap terhadap rahmat Allah dan kasih sayang Allah,” tegasnya.
Covid-19 Peringatan
Ibu tiga anak ini menjelaskan Ramadhan kali ini berbeda dengan bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. ”Tahun ini kita melaksanakan Ramadhan dalam situasi musibah Covid-19 untuk kedua kalinya yang telah menghantui semua manusia. Namun layaknya sebuah kejadian pasti ada pelajaran dan hikmah,” tuturnya.
Covid-19 ini bukanlah siksaan tetapi peringatan, kata dia, agar kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. ”Kita harus menjadi umat yang semangat, apapun tantangan dan ujian yang kita hadapi,” katanya.
Semua ujian harus kita hadapi dengan kekuatan tawakal kepada Allah. ”Wabah ini adalah ujian dari Allah, akhirnya Ramadhan ini menjadi bulan dalam ujian dan dapat kita jadikan Ramadhan terindah,” tegas ibu kelahiran 21 Juni 1980 ini.
”Mari kita bersungguh sungguh untuk melaksanakan ibadah puasa ini dengan amal-amal kebaikan, tarawih berjamaah di rumah atau di masjid dengan mematuhi protokol kesehatan, membaca al-Quran dan bersedekah, agar kita bisa mengambil hikmah dari wabah Covid-19 yang masih kita rasakan saat Ramadhan tahun ini,” ajaknya.
Di akhir kajiannya Ernawati mengajak kita semua untuk menjadikan Ramadhan tahun ini bulan muhasabah, bulan latihan, menyucikan dan memperbaiki diri. Mampu memanfaatkan semangat puasa untuk mendapat gelar muttaqin serta menghadirkan Tuhan dalam nafas dan langkah dalam hidup ini. ”Harus kita ingat bahwa doa-doa yang diijabah oleh Allah adalah doa saat kita menghadapi ujian,” katanya. (*)
Penulis Musyrifah Editor Sugeng Purwanto