PWMU.CO– Siswa sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur menjadi penyumbang calon mahasiswa terbanyak yang lolos ke perguruan tinggi negeri melalui jalur SNMPTN maupun KIP kuliah. Dari 85.146 pendaftar yang lolos 16.998 siswa.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah dalam Kajian Ramadhan 1442 yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, Sabtu (17/4/2021).
”Saya mengucapkan terima kasih kepada siswa sekolah sekolah Muhammadiyah yang menyumbang calon mahasiswa lolos ke perguruan tinggi negeri. Ini mengalahkan provinsi lain se Indonesia,” katanya.
Ini menandakan, sambung Gubernur Khofifah, kualitas pendidikan kita juga semakin baik. Semoga semangat ini tetap terjaga dan terima kasih kepada seluruh kepala sekolah, guru dan wali murid di semua amal usaha Muhammadiyah di Jawa Timur.
Bebas Zona Merah
Khofifah kemudian menyampaikan, Jatim sudah menemukan format efektif terbebas dari Zona Merah Covid-19 yaitu dengan kepatuhan protokol kesehatan, vaksinasi massif, dan partisipasi aktif masyarakat.
Dia menjelaskan, vaksin petugas publik di Jawa Timur mencapai angka tertinggi ditingkat nasional yaitu 1.198.862 orang update pada 13 April 2020. ”Saat ini Pemprov fokus vaksinasi untuk lansia, mengingat tingkat kerentanannya lebih tinggi,” katanya.
Dia menceritakan, banyak cara dan inovasi yang dilakukan beberapa daerah yang dibantu komunitas membuat strategi kreatif untuk vaksninasi lansia.
”Cara-cara tersebut antara lain penjemputan lansia dengan menggunakan becak dan odong-odong untuk mempermudah mobilisasi peserta vaksin, ini diterapkan di Kediri dan Surabaya. Mendekatkan akses vaksinasi melalui layanan door to door ke pemukiman warga dan penggunaan gedung sekolah dan balai desa juga bisa dilakukan,” ujar Gubernur Khofifah.
Produksi Beras
Selain kabar bebas Zona Merah Covid, Gubernur Khofifah juga mengabarkan, Jatim saat ini menjadi sentra produksi beras terbesar di Indonesia menggantikan posisi Jawa Tengah. Sektor pertanian tumbuh 0,94 persen. Produksi padi 9.944.538 ton GKB atau 5.712.597 ton beras.
”Share nasional 18,2 persen sehingga Jatim tidak perlu impor beras baik dari daerah lain maupun dari luar negeri,” tandas mantan menteri sosial ini.
Pertumbuhan ekonomi 2020, Khofifah menyampaikan, terkontraksi sebesar 2,39 persen. Capaian PDRB (ADHB) sebesar Rp 2.299,46 triliun. Memang menurun dibanding 2019 yang sebesar Rp 2.352,42 triliun. ”Walaupun terdampak pandemi, tapi Jawa Timur masih menjadi adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di Indonesia dengan kontribusi sebesar 14,57 persen,” tuturnya.
Menurut Khofifah, ini karena tingginya minat investor untuk menanamkan modal di Jatim melalui sektor pariwisata dan yang lain sehingga meningkatkan lahan kerja bagi masyarakat walau masih harus menunggu karena para penanam modal tersebut sedang mempersiapkan atau membangun infrastruktur.
Terakhir segi kesehatan, Khofifah menyebut, masih lemahnya sistem kesehatan dan sistem rujukan. Banyak sekali rumah sakit yang perlu membenahi diri dan perlunya kesiapan rumah sakit mempersiapkan ruangan atau bed untuk rujukan penyakit menular agar semakin maksimal lagi ke depannya.
”Matur nuwun untuk Prof. Haedar Nashir setiap pencerahan panjenengan pasti memberikan penguatan yang luar biasa bukan hanya kepada warga Muhammadiyah tapi juga menjadi energi bagi kami di Jawa Timur,” ujar gubernur. (*)
Penulis Yulia Febrianti Editor Sugeng Purwanto