PWMU.CO – Karakter bangsa (nation character) harus dibangun dengan berpijak pada wahyu Ilahi. Kalau sebuah bangsa membangun bukan berdasarkan tuntutan wahyu, maka baik dan buruk bangsa bisa bergonta-ganti sesuai tuntutan zaman. (berita terkait: 5 Tausiyah Kebangsaan Amien Rais untuk Pembentukan Karakter Bangsa)
Demikian salah satu materi tausiyah mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Amien Rais pada Resepsi Milad Muhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah ke-107 yang bertama “Membangun Karakter Indonesia yang Berkemajuan”. di Graha ITS Surabaya, Ahad, (20/11).
(Baca: Amien Rais Disambut Meriah di Surabaya, Resmikan Panti Trensains Muhammadiyah dan Penghargaan ‘Muhammadiyah Berkemajuan Award’ untuk Para Pejuang Persyarikatan Surabaya)
Amien memberi contoh bagaimana moral suatu bangsa itu berubah-ubah, seperti yang terjadi di Eropa dengan disahkannya pernikahan sejenis di beberapa negara.
“Bayangkan, di dunia binatang saja yang kedudukannya lebih ashor (rendah) dari manusia. tidak ada sapi jantan kawin dengan sapi jantan,” tegasnya. Amien juga prihatin, di Indonesia muncul tuntutan LGBT disahkan dengan alasan untuk menghormati hak asasi manusia.
(Baca juga: Berusia 107 Tahun tapi Masih Muda Belia, Amien Rais soal Perjalanan Muhammadiyah)
Karena itu Amien meminta Muhammadiyah dan NU, serta semua ormas Islam, untuk menyampaikan pada pemerintah dan DPR agar tuntutan semacam itu tidak diloloskan.
“Mari kita kompakkan kesadaran bahwa yang namanya akhlak bangsa harus bersandar pada wahyu ilahi,” tegas Amin.
Selain soal landasan wahyu Ilahi, Amien juga menyampaikan hal lain yang berkaitan dengan pembangunan karakter bangsa, termasuk self confident.(MN)