• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Jumat, September 22, 2023
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kajian Ramadhan

Lailatul Qadar, Malam Kemuliaan Bertabur Berkah

Selasa 27 April 2021 | 14:54
6 min read
250
SHARES
782
VIEWS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lailatul Qadar, Malam Kemuliaan Bertabur Berkah (Ilustrasi freepik.com)

Lailatul Qadar, Malam Kemuliaan Bertabur Berkah oleh M. Syarif Hidayatullah, Penyuluh Agama Islam Fungsional pada Kantor Kementerian Agama Kota Batu, Jawa Timur.

PWMU.CO – Allah Subhanahu wa Taala dengan rahmat-Nya menyiapkan bagi hamba-hamba-Nya kesempatan untuk mendapatkan suatu keutamaan dan keberkahan berlipat, yang tidak didapatkan pada kesempatan yang lain.

Kesempatan itu mulai dari durasi harian seperti di sepertiga malam terakhir, durasi pekanan seperti hari Jumat maupun tahunan seperti di bulan Dzulhijjah dan Ramadhan.

Iktikaf dan Larangan Bersetubuh

Di bulan Dzulhijjah terdapat 10 hari pertama yang berkah, di mana amal shaleh di dalamnya lebih utama dari beramal shalih di luar hari-hari tersebut.

Khusus di bulan Ramadhan terdapat 10 hari terakhir di mana Nabi Shallallu alaihi wa Sallam meninggkatkan intensitas beribadah dan kesungguhannya mendekatkan diri kepada Allah dengan beriktikaf di masjid.

Iktikaf adalah berdiam diri (al-muktsu) dengan mengkonsentrasikan hati, pikiran, dan badan hanya untuk penghambaan kepada Allah. Secara fikih orang yang beriktikaf (al-muktakif) dilarang untuk keluar dari masjid tanpa ada keperluan yang dibenarkan atau udzur syar’i.

Puncak dari larangan itu adalah mubasyarah (bersetubuh/hubungan seksual) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 18 :

…وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”

Mubasyarah dalam ayat tersebut menurut ahli tafsir adalah berjimak (hubungan seksual) dan termasuk di dalamnya ciuman dan rabaan apabila disertai dengan syahwat.

Ayat di atas tidaklah dimaksudkan untuk melakukan hubungan seksual di masjid-masjid; bahkan di luar iktikaf pun hal itu tidak diperbolehkan dilakukan di dalam masjid.

Akan tetapi ayat ini turun kepada kaum yang mereka keluar dari masjid padahal sedang iktikaf menuju rumah-rumah mereka dengan hajat yang berbeda, dan tidak dapat dipungkiri bahwa salah seorang di antara mereka akan melakukan hubungan, oleh karena itu mereka dilarang melalui ayat ini.

Iktikaf untuk Lailatul Qadar

Tujuan paling utama dari iktikaf ini adalah menanti apa yang disebut dengan lailatul qadr. Yakni malam kemuliaan, malam yang diberkahi (lailah mubarakah), malam yang lebih baik dari seribu bulan (khairun min alfi syahr).

Lailatul Qadr ialah malam ditetapkannya urusan-urusan yang baik yang penuh kebijakan (yufraqu kullu amrin hakim). Dan pada malam ini para malaikat turun membawa kedamaian dan ketenangan hingga terbitnya fajar (salaamun hiya hatta math’la’il fajr).

Begitu mulianya malam ini, hingga Allah menetapkannya sebagai waktu kali pertama diturunkannya al-Quran.

Al-Quran diturunkan di malam yang diberkahi (ad-Dukhan 1) dan malam yang dimuliakan (al-Qadr 1). Sungguh al-Quran dipenuhi dengan kemulian dan keberkahan.

Allah Yang Maha Mulia pemilik keberkahan yang menurunkannya, Jibril malaikat yang penuh keberkahan mengantarkannya, bulan Ramadhan yang berkah ditetapkannya sebagai saat pertama diturunkannya.

Dipilihnya lailatul qadar malam yang mulia dan diberkahi saat al-Quran diturunkan dan diterima wahyunya oleh Nabi Muhammad yang diberkahi. Karena itulah al-Quran disebut dengan kitab mubarak (Shad 29).

Doa Penghapus Dosa

Rangkaian ibadah yang dilakukan saat menanti malam lailatul qadar bermuara pada doa. Karena inti ibadah adalah berdoa, munajat kepada Sang Pencipta.

Itulah kenapa Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah Radhiyallahu anha bertanya kepada Rasulullah tentang doa apa yang sebaiknya dipanjatkan saat menjumpai lailatul qadar. Hadits yang membicarakan doa ini adalah sebagai berikut.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

“Dari Aisyah, ia berkata, ‘Aku pernah bertanya pada Rasulullah, yaitu jika saja aku tahu bahwa suatu malam adalah malam lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?'”

Jawab Rasulullah, ‘Berdoalah: Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fakfu anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan—karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku).’”

(HR Tirmidzi, No. 3513 dan Ibnu Majah, No. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Lihatlah bagaimana Nabi mengajarkan doa terbaik di malam terbaik, yaitu doa memohon al-afwu, yang tidak sekadar memohon ampunan tetapi juga penghapusan dosa.

Al-afwu hampir semakna dengan al-Maghfirah, yaitu ampunan. Keduanya disandingkan dalam doa al-Quran di akhir surat al-Baqarah ayat 286:

وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ

“Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami!”

Lantas apa perbedaan antara al-afwu dengan al-maghfirah? Sejenak marilah kita simak pendapat Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullah yang dikutip dari rumaysho.com berikut ini:

الْعَفوّ : هُوَ الَّذِي يمحو السَّيِّئَات ، ويتجاوز عَن الْمعاصِي ، وَهُوَ قريب من الغفور ، وَلكنه أبلغ مِنْهُ، فَإِن الغفران يُنبئ عَن السّتْر، وَالْعَفو يُنبئ عَن المحو، والمحو أبلغ من السّتْر

“Al-‘afuwwu (Maha Memberikan Maaf) artinya Allah itu menghapuskan kesalahan-kesalahan dan memaafkan maksiat yang diperbuat. Kata al-‘afuwwu (Maha Memberikan Maaf) dengan kata al-ghafur (Maha Pengampun) hampir semakna, namun makna al-‘afuwwu lebih luar biasa kandungannya.

Karena al-ghufraan (pengampunan dosa) yang dimaksud adalah menutupi dosa, sedangkan al-‘afwu yang dimaksud adalah menghapus dosa. Menghapus dosa tentu saja lebih luar biasa kandungan maknanya dibanding dengan menutupi dosa.” (al-Maqshad al-Asna, halaman 140).

Akan tetapi, ada pendapat lainnya yang menyatakan bahwa makna al-maghfirah (mengampuni) lebih luar biasa dibanding al-afwu (memaafkan, menghapus). Al-maghfirah bermakna menutupi, menggugurkan hukuman, dan meraih pahala. Sedangkan al-afwu tidak berakibat menutupi dosa dan meraih pahala.

Menurut Al-Ghazali, al-afwu lebih luas dari al-maghfirah, karena al-afwu menghapus dosa sedangkan al-maghfirah menutup dosa.

Itu berarti bahwa seseorang yang menjumpai lailatul qadar diajarkan oleh Rasulullah untuk meminta kepada Allah agar dihapuskan dosa-dosanya. Adakah yang lebih baik dari diampuninya dosa-dosa kita oleh Allah?

Berharap Ampunan Allah

Puasa yang kita lakukan sebulan ini untuk memperoleh ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Demikian juga dengan shalat Tarawih, bahkan qiyam ramadhan yang kita dirikan di malam lailatul qadar adalah untuk memperoleh ampunan atas dosa yang lalu.

Tidak ada manusia yang tak berdosa, sejak manusia yang pertama hingga terakhir akan berbuat dosa. Dalam kehidupan Nabi Adam alaihis Aalam. Beliau bersama istrinya melanggar larangan Allah untuk mendekati sebatang pohon yang oleh Iblis diberi nama pohon Khuldi (syajaratul khuldi).

Godaan dan rayuan Iblislah yang membuat Nabi Adam dan istrinya sampai berbuat dosa. Namun keduanya segera menyadari kesalahan itu dan memohon ampunan Allah dengan untaian doa yang diabadikan al-Qur’an dalam surat al-A’raf ayat 23:

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

“Keduanya berkata: ‘Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.'”

Adam sangat memahami bahwa jika tanpa ampunan dan kasih sayang Allah ar-Rahman maka mereka akan sangat merugi. Kisah hidup Adam ini sesungguhnya gambaran sederhana dari segala hal tentang kehidupan manusia. Dalam hidup ini manusia diperintahkan beramal untuk mendapatkan pahala di sisi Allah. Dalam beramal itu diharuskan untuk mengikuti petunjuk yang dibawa oleh Nabi yang menjadi utusan Allah.

Beramal sesuai petunjuk itu bukan tanpa halangan, karena Iblis telah berkomitmen untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Di sinilah kemudian manusia terjerumus ke dalam dosa, dan apakah dia segera menyadarinya atau tidak untuk kemudian bertaubat kepada Allah bergantung pada kualitas ketakwaannya.

Orang yang bertakwa memiliki kesadaran yang luar biasa ketika terjerumus ke dalam dosa, yaitu segera menyadari dan mengingat Allah dan kemudian memohon ampun atas kesalahannya. Hal ini disinyalir dalam al-Quran surat AliImran ayat 135:

وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”

Orang bertakwa bukanlah orang yang tidak berdosa sama sekali, karena hal itu tidak mungkin. Orang yang bertakwa adalah orang yang apabila terjerumus dalam dosa dan kesalahan segera menyadarinya untuk kemudian memohon ampunan Allah.

Di sinilah korelasi doa malam lailatul qadar dan ibadah puasa yang bertujuan untuk menjadikan manusia bertakwa kepada Allah. Semoga Allah anugerahkan kepada kita semua derajat ketakwaan, amin. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Doa IktikafDoa Penghapus DosaHubungan Iktikaf dengan Lailatul QadarIktikafIktikaf RamadhanLailatul qadarLarangan Selama IktikafM. Syarif HidayatullahMakna IktikafMakna Lailatul Qadar
SendShare100Tweet63Share
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pandemi Covid Jadi Sering Main HP, Ini Tips Akhlaknya

Next Post

Muhadjir Effendy: Para Istri ABK KRI Nanggala 402 Perempuan Tangguh

Related Posts

Puasa Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

Senin 17 April 2023 | 13:56
111

Anwar Hudijono Puasa Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah  Oleh Anwar Hudijono, wartawan senior tinggal di...

Empat Amalan Meraih Lailatul Qadar

Sabtu 15 April 2023 | 16:37
111

H Abdul Aziz SPdI saat menyampaikan materi Empat Amalan Meraih Lailatul Qadar di depan peserta...

Rintihan Pendosa Lebih Disukai daripada Suara Tasbih

Selasa 11 April 2023 | 09:23
701

Abu Nasir Rintihan Pendosa Lebih Disukai daripada Suara Tasbih oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota...

Cara Sambut Lailatul Qadar

Minggu 9 April 2023 | 10:39
121

Naufal Ramadhan mengisi kajian zoom. (Hilman/PWMU.CO) PWMU.CO- Cara sambut lailatul qadar disampaikan Wakil Rektor III...

Ramadhan Bulan Dahsyat karena Hal Ini

Minggu 19 Maret 2023 | 15:02
98

Dr Sam'un PWMU.CO- Ramadhan bulan dahsyat yang berbeda dengan bulan lainnya. Inilah alasan mengapa umat...

Program Ramadhan Al-Mizan Ditutup dengan Pesan Dakwah

Minggu 1 Mei 2022 | 16:43
148

Direktur Pondok Al Mizan Ustadz Mujianto PWMU.CO- Program Ramadhan Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al-Mizan...

Dari Sunah Menuju Sunah

Jumat 29 April 2022 | 14:02
180

Nurbani Yusuf Dari Sunah Menuju Sunah oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar PWMU.CO- Ada yang...

Keluarga Besar Ekonomi Syariah Umla Berbuka Bersama

Senin 25 April 2022 | 13:41
165

Saat kajian menjelang berbuka (Alfain/PWMU.CO) Keluarga Besar Ekonomi Syariah Umla Adakan Buka Bersama, liputan Alfain...

Strategi Khusus Mendapatkan Lailatul Qadar

Senin 25 April 2022 | 12:02
5.4k

Strategi Khusus Mendapatkan Lailatul Qadar (ilustrasi freepik.com) Strategi Khusus Mendapatkan Lailatul Qadar, Oleh Ustadzah Ain Nurwindasari....

Bagaimana Cara Wanita Haid Meraih Lailatul Qadar?

Jumat 22 April 2022 | 19:32
5.6k

Bagaimana Cara Wanita Haid Meraih Lailatul Qadar? (ilustrasi freepik.com) Bagaimana Cara Wanita Haid Meraih Lailatul Qadar? Oleh Ustadzah...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Smamsatu Persembahkan 4 Emas Porprov VIII Jatim 2023

    24678 shares
    Share 9871 Tweet 6170
  • Juara Porprov, Atlet Muay Thai Smamsatu Mewakili Jatim di PON 2024

    7253 shares
    Share 2901 Tweet 1813
  • Musyran Suci Manyar serasa Musyda

    1795 shares
    Share 718 Tweet 449
  • Mahasiswa UMG Latih Pembukuan Sederhana UMKM Bawean

    3122 shares
    Share 1249 Tweet 781
  • Spemutu Peringkat III PMR Madya di Jumbara PMI

    1587 shares
    Share 635 Tweet 397
  • Istimewa, Musyran Muhammadiyah Suci di Hotel, Ketua PDM Ikut Memilih

    1871 shares
    Share 748 Tweet 468
  • Saat Siswa SD Sakri Berimajinasi sebagai Pengusaha Restoran

    1169 shares
    Share 468 Tweet 292
  • Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Tak Akan Dimuhammadiyahkan

    823 shares
    Share 329 Tweet 206
  • Bikin Modul Ajar Itu Mudah, Begini Tipsnya

    748 shares
    Share 299 Tweet 187
  • Umsida Diproyeksikan Jadi Kampus Unggul ASEAN

    563 shares
    Share 225 Tweet 141

Berita Terkini

  • Menggenjot investasi
    Menggenjot Investasi Berbasis MasyarakatJumat 22 September 2023 | 14:27
  • Saat Siswa Spemdalas Bahas 4 Pembiasaan Bisa Meraih MimpiJumat 22 September 2023 | 13:24
  • Lapak Nasyiah Wotan Meriahkan Pengukuhan PCM PCA PancengJumat 22 September 2023 | 13:19
  • Spemutu Gelar Screening KesehatanJumat 22 September 2023 | 13:13
  • Siswa TK Aisyiyah 26 Morowudi Belajar dengan Dokter GigiJumat 22 September 2023 | 13:09
  • Kisah Pengusaha Muda Banting Setir Jadi Motivasi Wisudawan UMMJumat 22 September 2023 | 13:07
  • Guru Muhammadiyah Harus Selalu Upgrade agar ProfesionalJumat 22 September 2023 | 12:37
  • Ustadz Adi Hidayat Dijadwalkan Hadir di Milad Ke-75 Ponpes KarangasemJumat 22 September 2023 | 12:28
  • Serbu Kodim 0813 di Kelas Medhayoh SD MudaboJumat 22 September 2023 | 11:40
  • Berkunjung ke rumah anak yatim
    Berkunjung ke Rumah Anak Yatim, Siswa SDIT Muhammadiyah Manggeng Lakukan IniJumat 22 September 2023 | 11:37
ADVERTISEMENT

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In