Dengan mengutip surat Annahl ayat 76, Amien mengatakan bahwa Alquran mendorong umatnya untuk tidak menjadi beban dan tergantung pada orang lain. Jangan sampai, tutur Amien, bangsa ini, seperti yang disindir Alquran, menjadi seperti bangsa kuli yang hanya tergantung pada tuannya.
Karakter ketiga, menurut Amien, adalah bangsa yang bekerja keras. “Sebab, hanya bangsa yang bekerja keras yang dapat mundul di tengah-tengah persaingan.” Sementara ini, bangsa-bangsa Muslim kurang dalam bekerja keras dan menghargai waktu. Padahal Alquran mendorong umatnya untuk kerja, kerja, dan kerja, serta menghargai waktu.
(baca juga: Berusia 107 Tahun tapi Masih Muda Belia, Amien Rais soal Perjalanan Muhammadiyah)
Amien membandingkan dengan etos kerja pada negara-negara maju yang sudah sampai tingkat kecanduan (workaholic). Sementara di Indonesia banyak yang terpengaruh oleh filosofi yang mendorong sikap fatalis, seperti kerjo sak madyo ora usah rekoso urip ge opo toh, sok mben yo mati.
Keempat, perlunya dibentuk karakter bangsa yang bersyukur. Sementara itu, kata Amien, bangsa Indonesia, khususnya sebagian pemimpinnya, tidak pandai bersyukur. “Sebagian bangsa dan pemimpin kita lupa terhadap nikmat Allah,” ujarnya. “Padahal Allah telah memberi nikmat berupa teritorial yang luas, lautan yang hebat, dan hutan yang top.” Mengutip surat Ibrahim ayat 28 Amien mengingatkan agar jangan sampai bangsa Indonesia mendapat azab Allah karena menolak nikmat Allah dengan kekufuran.
(Baca juga: Amien Rais: Jokowi Jangan Main-Main dengan Kekuasaan Allah)
Terakhir, kata Amien, bangsa yang besar harus mampu menegakkan keadilan dalam semua hal; adil dalam ekonomi, hukum, pendidikan, politik, dan lainnya. Amien menjelaskan bahwa dalam Pancasila ada dua sila yang mengandung kata adil, yaitu sila kedua dan kelima.
Sayangnya, kata Amien, di Indonesia keadilan masih belum berpihak pada rakyat kecil. Para pengemplang uang negara trilyunan rupiah seperti dalam kasus BLBI dibiarkan saja sementara seorang nenek tua pencuri semangka dua biji dihukum 6 bulan.
Amien mangatakan, tanpa keadilan, bangsa ini sampai kapan pun tidak akan jadi bangsa besar. Mengutip sabda Nabi, Amien mengingatkan, kalau keadilan atau hukum hanya diterapkan pada kaum dhuafa, dan tidak diterapkan pada orang berkuasa yang kaya, maka tunggulah kehancuran bangsa yang bersangkutan. (MN)