ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Jumat, Agustus 19, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Gerakan Puasa Nasional untuk Pertaubatan, Why Not?

Kamis 6 Mei 2021 | 07:41
6 min read
127
SHARES
398
VIEWS
ADVERTISEMENT
Din Syamsuddin (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Gerakan Puasa Nasional untuk Pertaubatan, Why Not? Ide ini muncul saat enam pemuka agama sarasehan bersama Prof M Din Syamsuddin dengan tema Puasa dalam Berbagai Agama, Senin (3/5/21).

Sarasehan Kebangsaan itu digelar secara virtual melalui Zoom Cloud Meetings oleh Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN PIM). Enam pemuka agama sebagai pemantik hadir.

Wakil agama Islam Amirah Nahrawi dan aktivis awam Katolik Puspitasari. Selain itu, hadir pula wakil agama Protestan Pendeta Patar Napitupulu, wakil agama Hindu Tri Nuryatiningsih, wakil agama Budha Philip K Widjaja, dan wakil agama Konghucu Uung Sendana.

Mereka memaparkan hakikat dan pantangan berpuasa serta pertaubatan sesuai ajaran agama masing-masing. “Luar biasa, selama sekitar dua jam kita terlibat dalam percakapan dan saling mendengar ajaran dan pandangan agama-agama lain tentang puasa,” ujar Ketua Umum DN PIM Prof M Din Syamsuddin.

Semua Agama Ajarkan Puasa

Prof Din menyimpulkan, di seluruh agama, terutama yang di Indonesia—Konghucu, Budha, Hindu, katolik, Protestan, dan Islam—ada ajaran atau tradisi tentang puasa.

“Menarik untuk ditanya dan didalami, mengapa di hampir semua agama ada ajaran dan tradisi tentang puasa?” tanyanya retoris.

Din mengatakan—dari hasil mendengar pemaparan para pemantik—ajaran puasa dalam berbagai agama menekankan dua hal.

Pertama, dimensi penyucian diri. “Kejiwaan (melakukan) self-refinement, kita mengikis dosa-dosa yang ada dalam diri kita, sin laundry,” terangnya.

Dia menyatakan, ada hubungan spiritualitas antara manusia dengan Tuhan—Zat yang Maha Agung yang diyakininya—sehingga puasa adalah medium mendekatkan diri dengan Tuhan.

Peningkatan spiritualitas ini, maksudnya, kaum beriman pada masing-masing agama itu mengembangkan spiritualitas ke arah kesucian. “Kita dengar Katolik dan Protestan melakukan (puasa) dalam rangka pertaubatan. Budha juga demikian tadi, bahkan untuk menghadapi event tertentu,” jelas Din Syamsuddin.

Kedua, dimensi sosial. “Puasa selain bersifat individual untuk mendekatkan diri dengan sang pencipta—Tuhan yang Maha Agung—juga memberi kepada orang banyak,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 2005-2015 itu.

Kemudian, dia mencontohkan dimensi sosial dalam tiga macam bentuk pemberian pada agama Budha.

Wakil agama Protestan Pendeta Patar Napitupulu (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Titik Temu Agama-Agama

Di kedua dimensi inilah, menurut Din, titik temunya agama-agama. “Tidak hanya sebagai ritual religion, tapi sejatinya sebagai agama inti,” ucap profesor yang punya nama lengkap Muhammad Siradjuddin Syamsuddin itu.

Dia menegaskan, jelas agama-agama itu ada perbedaan, terutama pada aspek teologis. “Bagaimana mengonseptualisasikan yang namanya Tuhan dengan nama berbeda,” kata dia.

Itulah perbandingan dari agama dan itu tidak perlu dipaksakan untuk disamakan. “Tapi harus kita akui banyak sekali persamaan, ada titik temu. Dan kali ini bahkan pada wilayah atau ajaran ibadah. Apalagi dalam wilayah-wilayah lain?” ujarnya.

Agama, lanjutnya, sejatinya untuk kemanusiaan. Agama menciptakan kemaslahatan bagi umat manusia.

Kurang Penghayatan atau Pemaknaan

Menurut Prof Din, pertanyaan peserta asal Gorontalo Sukrin Taib penting. “Mengapa esensi yang luhur tidak selalu menjelma ke perilaku umat masing-masing?” ucapnya.

Tentu tidak hanya dalam satu agama, tambahnya, tapi dalam semua agama. Tidak tampil dalam etika sosial sehingga masih terdapat kejahatan, pelanggaran. Termasuk juga sikap intoleran terhadap kelompok-kelompok lain.

Din lantas menjawab, karena kurangnya penghayatan atau pemaknaan. Yang terjadi menurutnya, masing-masing kelompok agama, khususnya umat Islam, sering terjebak pada ritualitas. “Menjalankan ibadah sebagai aktivitas, terjebak pada rutinitas,” kata dia.

Din menyatakan, ibadah—seperti puasa, shalat, dan dzikir—sejatinya ada dimensi manusia mendekatkan diri kepada Tuhan. “Dimensi inilah yang hilang!” ungkapnya.

Dimensi mendekatkan diri berupa melakukan transformasi diri untuk berada sedekat-dekatnya dengan Tuhan. “Namun, setelah kita dekat dengan Tuhan, kita turunkan nilai ke-Tuhanan itu, kita internalisasi nilai-nilai,” tuturnya.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan, banyak perspektif Islam itulah yang melahirkan akhlak. “Beragama harus bermuara pada etika (atau) akhlak. Itulah yang dijabarkan dalam bentuk hubungan sesama dalam komunitas,” terangnya.

Din Tanggapi Curhat Non-Muslim

Menanggapi pertanyaan Nyoman Udayana Sangging , Din menerangkan ada yang meyakini ‘Shalatlah pada awal waktu’. Jadi, begitu masuk waktu shalat Maghrib, harus shalat Maghrib, apalagi shalat Maghribnya singkat. “Setelah itu masuk waktu shalat Isya, gak boleh lagi shalat Maghrib,” jelas Din.

Dia juga memjelaskan, orang Islam shalat (beribadah) hanya pada waktunya. Masing-masing ibadah shalat ada waktunya. “Cuma di Maghrib, dari sunset (matahari terbenam) sampai hilangnya awan merah, itu masuk waktu Isya,” kata Din.

Maka, lanjut dia, ketika adzan Muslim bertakjil, membatalkan puasa. Kemudian langsung shalat dulu. “Kalau saat buka bersama dan kawan non-muslim diundang, ya berarti diuji toleransi lagi,  menunggu shalat Maghrib selesai,” tuturnya.

Din mengingatkan, yang Muslim harus tahu diri juga, jangan lama-lama shalatnya. “Nanti shalat Maghribnya panjang, apalagi tambah dzikir,” ungkapnya.

Din juga membolehkan untuk mendahulukan makan besar, dengan catatan jangan lupa shalat. “Keasikan makan besar, kemudian mengobrol, lalu waktu shalat Maghribnya habis,” kata dia.

Wakil agama Budha Philip K Widjaja (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Membedakan Persamaan atau Menyamakan Perbedaan?

Din kembali menegaskan, ternyata menemukan banyak persamaan di agama-agama itu. Maka, dialog antaragama, religious dialogue, bukan untuk similarize our differences (menyamakan perbedaan-perbedaan di antara kita).

“Biarlah seperti itu, ‘bagiku agamaku, bagimu agamamu’,” ujarnya.

Tapi pada saat yang sama, imbuhnya, jangan membedakan persamaan-persamaan yang ada dalam banyak agama. “Dan titik temu agama-agama itu pada kemanusiaan. Marilah kita berbuat untuk kemanusiaan!” ajak Din.

Din lalu bersyukur, “Alhamdulilah, dialog antaragama ini, sudah menjelma dalam bentuk aksi-aksi kemanusiaan. Saya tahu persis, lembaga badan penanggulangan bencana dan ormas Islam bersama ormas agama lain tengah bekerja sama dalam sebuah gerakan untuk perlindungan hutan,” ungkapnya.

Kemudian menegaskan, “Kita menjelmakan misi agama untuk kemanusiaan!”

Gerakan Pertaubatan Nasional

Din takjub mendengar pemaparan aktivis awam Katolik, “Saya tertarik, Mbak Pita ternyata ikut puasa juga pada bulan Ramadhan dan mengajarkan ke anak-anaknya. Boleh nanti kita buka puasa bersama,” ajaknya.

Dia juga kaget mengetahui ternyata di Katolik puasanya panjang sekali, yaitu selama 40 hari. Tak hanya itu, dari sarasehan ini, Din mengetahui hal baru dari agama Hindu. “Di Hindu, saya baru dengar ada puasa Senin-Kamis juga. Dulu saya belajar Hindu belum pernah dengar itu,” kata dia.

Tri Nuryatiningsih langsung menanggapi, “Biasanya kalau anak-anak ujian, saya juga berprihatin, membantu dengan doa dan puasa.”

Akhirnya dari sarasehan ini, Din menyatakan, “Mendorong kita, ada inspirasi, kita adakan Gerakan Puasa Nasional dalam rangka pertaubatan nasional, why not? Coba nanti dibicarakan!” ungkap Din.

“Tapi ini bukan porsinya DN PIM ya, porsinya Pak Philip, Pak Uun, Mbak Nyoman, dewan agama Indonesia,” ralatnya buru-buru. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Din SyamsuddinPendeta Patar NapitupuluPhilip K WijayaPuasa dalam Berbagai AgamaSayyidah Nuriyah
SendShare51Tweet32Share
ADVERTISEMENT

Related Posts

Juara Lomba Dakwah Virtual Mubalighat, Ini Kisah Kemenangan Ain Nurwindasari

Jumat 19 Agustus 2022 | 15:28
328

Ain Nurwindasari (Humas Spemdalas) Juara Lomba Dakwah Virtual Mubalighat, Ini Kisah Kemenangan Ain Nurwindasari; Liputan...

Tiga Budayawan Gresik Apresiasi Gerakan 1000 Damar Kurung SD Mugeb

Jumat 19 Agustus 2022 | 15:01
754

Dari kiri: Kris Adji AW, Joko Iwan, M Nor Qomari, dan M Anhar KH (Istimewa/PWMU.CO)...

Ambulans Jadi Nilai Tambah Klinik Pratama Aisyiyah GKB

Kamis 18 Agustus 2022 | 06:23
211

Penerima ambulans: Ketua dan jajaran PCA GKB Gresik, bersama Direktur Klinik Aisyiyah GKB Isnia Maulidah...

Mimpi PCM GKB Gresik Menambah Ambulans Terwujud di HUT Ke-77 RI

Kamis 18 Agustus 2022 | 05:15
270

Ketua PCM GKB Gresik Muhammad Djufri BE SSos menyerahkan kunci ambulans secara simbolis ke Ketua...

Gotong Royong dalam Perakitan 1000 Damar Kurung Kustom ala SD Mugeb

Selasa 16 Agustus 2022 | 18:09
107

Sebagian damar kurung yang siap dibagikan ke keluarga besar SD Mugeb (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Gotong Royong...

SD Mugeb Meluncurkan Gerakan 1000 Damar Kurung

Selasa 16 Agustus 2022 | 14:35
36.6k

Seluruh siswa SD Mugeb serentak mengangkat damar kurung yang mereka beli (Istimewa/PWMU.CO) SD Mugeb Meluncurkan...

Kiat Menulis Esai Menarik ala Founder Rahma.id

Selasa 16 Agustus 2022 | 06:38
119

Rita Pranawati MA berbagi kiat menulis esai menarik (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Kiat Menulis Esai...

Karya Tulis Esai, Karakteristik dan Jenisnya Menurut Jurnalis Kompas

Selasa 16 Agustus 2022 | 06:03
167

Jurnalis Kompas Anita Yosshira mengungkap karakteristik dan berbagai jenis esai (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Karya...

Aneka Lomba HUT RI di SD Mugeb, Makan Kerupuknya Syar’i

Senin 15 Agustus 2022 | 12:34
422

Naufal Adhyaksa kelas I as-Salam berjuang menghabiskan kerupuknya yang mulai bergoyang tertiup angin (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)...

Siswa SD Mugeb Belajar Bikin Tandu di Intrakurikuler HW

Minggu 14 Agustus 2022 | 21:16
75

Salah satu tim siswa kelas V berusaha membuat tandu (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Siswa SD Mugeb Belajar...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Pemain Gresik United ke Smamsatu, Supporter Aremu Dapat Kejutan Ini

    12472 shares
    Share 4989 Tweet 3118
  • SD Mugeb Meluncurkan Gerakan 1000 Damar Kurung

    11720 shares
    Share 4688 Tweet 2930
  • PBS Teken MoU dengan King Sejong Institute untuk Smamio

    49620 shares
    Share 19848 Tweet 12405
  • SMPM 7 Surabaya Boyong 6 Penghargaan Lomba Hafidh dan Tartil Al-Quran

    6645 shares
    Share 2658 Tweet 1661
  • Pemuda Ashabul Kahfi SMP Mutu, Ini Tugasnya

    4304 shares
    Share 1722 Tweet 1076
  • Guru Spemdalas Mengikuti Uji Survei Lingkungan Belajar

    2456 shares
    Share 982 Tweet 614
  • Saat 640 Siswa Spemdalas Berpawai

    3441 shares
    Share 1376 Tweet 860
  • Lomba Menghias Kelas, Pojok Baca Jadi Keren

    7418 shares
    Share 2967 Tweet 1855
  • Spemdalas Bagikan 770 Sembako dan Nasi Peringati HUT RI

    3188 shares
    Share 1275 Tweet 797
  • Kasus-Kasus dalam Rumah Tangga, Pentingnya Bekal Spiritual

    835 shares
    Share 334 Tweet 209

Berita Terkini

  • Doa Rasulullah untuk Pemimpin yang Mempersulit Urusan UmatJumat 19 Agustus 2022 | 20:39
  • MTsM 5 Daun Bawean Kamping di Ekowisata Mangrove SuperberuJumat 19 Agustus 2022 | 19:52
  • PCPM Krembangan Jalin Komunikasi lewat AgustusanJumat 19 Agustus 2022 | 19:29
  • Dubes Lebanon Ikut Menyambut Kunjungan PWM Jatim ke PP MuhammadiyahJumat 19 Agustus 2022 | 19:12
  • Setahun Memimpin, Ini Deretan Prestasi Persembahan Rektor UmlaJumat 19 Agustus 2022 | 18:43
  • Gadis Belgia Ini Jadi Siswa Baru di SmamdaJumat 19 Agustus 2022 | 18:19
  • MBS Al Amin Putri Pengalaman Pertama Gelar UpacaraJumat 19 Agustus 2022 | 17:20
  • Kotak Filantropis, Tradisi Infak di SD IniJumat 19 Agustus 2022 | 15:51
  • Petakan Potensi, Siswa Spemdalas Tes PsikologiJumat 19 Agustus 2022 | 15:43
  • Juara Lomba Dakwah Virtual Mubalighat, Ini Kisah Kemenangan Ain NurwindasariJumat 19 Agustus 2022 | 15:28

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In